Walau Hujan batu di negeri sendiri dan hujan emas di negeri orang aku tetap menantimu. Walau ditimpa sebongkah hujan batu, aku tetap bersemangat menantimu.
Aku tahu, aku bukan pilihan, ibarat reribuan jalan, kau memilih jalan yang mulus yang berada pada titik aman. Sedangkan jalanku penuh terjal. Kau telah memilih posisi aman, sedangkan aku masih mananti dirimu bersedia menempuh jalan yang berliku itu. Aku sadar garis lintang tajam dan menyakitkan yang mengandungi tajaman-tajaman pisau yang mengicau untuk aku mengekori langkahmu
Sejak kau tidak memilihku yang berada di posisi rumit, Aku bagai titis embun yang mencari tempat untuk bernaung. Segala kelayuan tanpa kasih dan sayang. Segala kebahgiaanku telah engkau bawa lari bersama
Saat dini hari embun menetes saja di daun. Apakah selamanya seperti itu. Ibarat Benda yang sudah di mulut, tapi dimuntahkan. Apakah aku hanya bisa melihat keindahan-Mu di sana. Sejuk damainya hatiku dengan tetesan embun, udara pagi yang sejuk dan bersih terhirup. Mengisi ruang paru-paruku.
Sinar matahari mulai menjilati pepohonan. Sekitar itu kau memenjelmakan pejaman mata kebersihan bayu yang lebih sebiru venus. Basah embun mulai menguap, uap air melayang di udara. Pagi senantiasa membawa kesejukan dan berjuta keindahan. Tidak jauh berbeda dengan Dalaf yang membawa beribu kenangan. Kesejukan tatap matamu, keindahan debar jantungku saat kau menatap dengan berbagai makna. Kedamaian saat kau menetesi keindahan lewat celahan belaian-belaian manjamu di kepalaku yang bersampul kerudung.
Waktu terus berputar, meskipun jam tidak pernah bertambah menjadi 25, namun tak ada yang mustahil di dunia ini. Ketika bersatu tak mungkin lagi, hanya persahabatan yang bisa kita jalin daam indahnya pertemuan huruf kita
Biarlah kau tetap ada di bilik paling rahasia. Kusimpan setiaku, hanya untukmu. Cintaku tidak akan pernah memiliki ragamu, namun ku yakin hatimu telah kucuri sejak kamarin. Hati yang kucuri itu masih rapat-rapat dan kupegang erat-erat bahakan aku kunci di sebuah bilik yang tak mungkin bisa dibuka lagi oleh siapapun selain Allah dan Aku.
Tak akan ku lepas, tidak akan pernah. Keindahan ini bukan hanya sekadar angan, karena angan dan bayangan jadi lebih romantis dari kenyataan. Aku ingin jadi bidadarimu di Syurga kelak. Bukankah bidadari yang ada di Syurga kelak selalu lebih cantik dari perempuan yang kau miliki di bumi ini? Aku yakin aku akan lebih baik dari Mesya meskipun aku tak bisa memilikimu di dunia. dirimu juga tau istana impian selalu lebih berwarna-warni pelangi dari pada rumah kecil di alam nyata?
Pernah kau melihat fatamorgana yang kita saksikan sepanjang perjalanan panas kita ke muara takus di 16 Agustus kemarin nyata berbentuk air. Tidak kan sayang? Ia hanya menipu mata kita. Jadi biarlah keindahan CINTA ini tetap terpelihara
Esok pagi embun kan netes di daun, dan aku yakin esok pagi saat kau bangun kau akan ingat padaku. Aku rindu limpahan kasih sayangmu, karena aku bosan meniti hari tanpa mu. Biarlah aku menunggu kasih dengan doa tiada hentinya. Harapanku gantung lebih tinggi dari langit. Suatu ketika kau kembali menerangi jalan gelap yang pernah kau terangi dulu. Aku penuh debar dan penuh sabar menanti saat itu. Semoga Allah Mengabulkan doa hambanya yang dera ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar