Senin, 31 Oktober 2011

UI Depok



Ini sedikit cerita yang ingin aku sampaikan pada semua tentang kehadiran kami ke Depok.

Minggu, 30 Oktober 2011

Doa untuk Adek Pujy

Saat aku terguling dengan segala sakit akibat peraman yang telah digoreskan oleh orang-orang yang pernah menjadi istimewa dalam hidupku. Ini saatnya aku bercerita. Mengeluarkan segala pahit yang kupendam. Ku tapaki semua kisah yang sudah aku gilas dengan hatiku sendiri. Biarlah semua hanya menjadi debu yang berterbangan lalu hinggap dan menumpuk di sebuah batu. 

Di ketika hujan menghunus maka ia akan terbawa olehnya, tanpa meninggalkan bekas. Tak tersisa tentangmu. Sedikitpun tidak. Bahkan aku mulai membenci semua sudut yang mengisah tentangmu. Jika dulu aku selalu mendoakanmu, sekarang aku selalu mengutukmu. Aku benci padamu.

Ucapan yang aku dengar dari wanita yang sudah kuanggap adek dalam hidupku kini, benar-benar mengganggu hati dan perasaanku. Aku sebagai kakak ingin dia sepertiku. Tak membenci meskipun telah ditikam dengan belati tajam oleh orang yang benar-benar aku cintai.

Aku ingin dia tabah menghadapi segala kesulitan yang dia hadapi saat ini. Aku ingin dia tahu, kekasih hanyalah titipan yang harus dijaga ketika dia mau dijaga dan tetap menjaga meski dia tak mau dijaga.

Ya Allah...
Bantu dia untuk bahagia.

Adekku sayang... simak baik-baik lirik lagu ini ya.

bergetar hati ini…
saat mengingat dirimu…
mungkin saja diri ini, tak terlihat olehmu…
aku pahami itu..
Reff :
Bagaimana caranya…
agar kamu tahu bahwa…
kau lebih dari indah..
di dalam hati ini..
lewat lagu ini.. ku ingin kamu mengerti
aku sayang kamu..
ku ingin bersamamu
meski ku tak pernah tahu kapan kau kan mengerti..
ku coba tuk berharap…

Itulah lagu yang kak nyanyikan ketika kak merindukan bapak. Lagu itu sebagai penawar rindu untuk sekian kali goresan yang dibeikan bapak.

Kak tetap bahagia meskipun seberat apapun luka itu. Kelak kita akan merasak nikmanya setiap hiduan manisnya teh itu.

Bersabarlah. tataplah berdoa untuk orang-orang yang pernah melupakan kasih sayangnya terhadap kita. Jika kita berhasil, maka kita adalah pemenang.

Cinta adalah memberi walau tak diberi. Menerima walau tak diterima. Tetap berdoa untuknya walau dia telah lupa.

Kak yakin.

Kelak kita akan bahagia bersama orang0orang yang benar-benar mencintai kita sepenuh hati. Lelaki yang bisa membawa kita ke Syurga. Nanti kita panggil saja dia dengan Pangeran Syurga.

Jumat, 28 Oktober 2011

Doa untuk Ayah...


Ayah...

Aku rindu. Izinkan aku selalu mendoakanmu. Agar semua masalah yang kau hadapi saat ini bisa terselesaikan. Meskipun tak kau ceritakan padaku karena taku aku tersusahkan karenamu. Tapi aku tahu kau punya masalah.

Rabu, 26 Oktober 2011

Takroni dan Kardono



Tugas Pertamaku dari pak dekan adalah menyelamatka dua mahaisiswa ini dari DO. Allahlah yang telah menggerakkan hatiku dan hati Pak Amir Amjad untuk segera membantu dua mahasiswa ini. Allahamdulillah mereka sudah sarjana sekarang.

Untuk memudah proses, aku dan kak Emma sepakat untuk saling membantu. Pak amir sebagai pembimbing I, kami sebagai pembimbing II. Aku lebih fokus kepada Takroni sedangkan kak Emma fokus dengan Kardono.

Aku dan kak Emma semula tak percaya. Karena begitu banyak cemeehan yang aku terima dari berbagai kalangan. Tapi aku yakin kekuatan doa adalah hal utama dalam hidup. Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambanya yang membutuhkan pertolongan.

Berkah Allah yang telah menitipkan ilmu pegetahuan dari proses panjang perjalanan intelektualku, maka aku kini diwajibkan untuk membangtu beberapa mahasiswa lagi yang masih belum selesai. tugas berta ini aku selesaikan dengan mudah. Aku bekerja dengan hati tidak untuk menjadikan mahasiswaku sukses.

Aku yakin Allahlah pemberi sukses itu. Selamat kuucapkan kepada kedua mahasiswa yang lebih tua dariku ini. Semoga Allah tetap memberkahi kalian berdua. Amin.

Dra. Saidat Dahlan


Cerita aku tulis ketika ada beberapa mahasiswaku yang suka belajar dengan ibu Saidat. Aku adalah salah satu dari jutaan mahasiswa yang telah dia didik. Melalui perantara dia, kini aku menjadi dosen. Bahkan aku menjadi pemimpinnya saat ini.

Ibu saidat tidak pernah memberi aku nilai selain A. Semua mata kuliah yang beliau ajarkan semua dapat A. Aku kalau belajar dengan dia suka duduk di sampingnya.

Wahai seluruh mahasiswaku...

Inilah guru yang wajib kita tiru. Kelembutannya melembutkan semua jiwa. Semangatnya yang berkobar membakar jiwa kita yang terlatih malas. Tak lagi kita temukan kegagalan dalam meraih cita-cita jika kita menimba ilmu dengan ikhlas.

Belajar itu bukan untuk menjadi seperti yang kita inginkan, tapi belajar itu dengan hati. Susah untuk ku temui orang konsisten berbahasa seperti Bunda Saidat ini. Kaya Ilmu dan kaya hati. Terima kasih ya Allah karena telah mempertemukan aku dengan Bunda Saidat.

Minggu, 23 Oktober 2011

Halal Bi Halal Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UIR



ALhamdulillah begitu banyak peserta yang hadir. Tak kami sangka. Penuh Mushalla Bahkan ada yang di luar.

Tujuan kami mengadakan ini adalah untuk mempererat silaturahim antara mahasiswa dan dosen. Banyak dosen yang datang. termasuk dosen luar bisa juga yang tak bisa ku sebut satu per satu.

Yang terpenting aku sangat berbahagia sebagai ketua prodi bisa melaksanakan acara ini. Semua ini tak terlepas berkat bantuan HIMA PBI.

Anandaku sekalian.

Hanya doa ibu yang bisa ibu lafaskan. Semoga kelak kalian menjadi orang sukses. 

Terima kasih untuk semua jasa yang telah kalian korbankan. Ibu BANGGA pada kalian

Rahmad Kurniawan

Raka Fieri

Tulus Purwanto

Hendra

Tamsir

Sunoko

Jali

Iis Istiqomah

Sri Antika

Abdul Qadir

Vera

Aziz

dll.

Keletah Wanita Melayu 10

Entah kenapa kumerasakan dia mengalami masalah yang sangat berat. Meskipun tak pernah aku mendengar ucap dai bibirnya. Tapi aku begitu merasakan himpitan batin yang  mendalam. Semua itu rasa ku terhadapnya. Kebimbangan yang utuh.

Setiap kali ku berdoa untuknya, tak putus-putus air mata ini keluar.

Dimanapun dia berada, Hanya Engkau ya Allah yang mampu menguraikan kekusutan itu. Hanya Engkau yang meleraikan dan meringankan beban hidupnya. Anugerahkan ketabahan untuknya. Bahagiakan hidupnya. Lancarkan segala urusannya.

Ya Allah... Kabulkanlah doaku.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kletah Wanita Melayu 9

Kurasakan hidupku tak pernah ada artinya, ketika dirimu tak dapat ku sapa dalam setiap hariku. Aku melangkah, tapi Aku sadar langkahku tertatih menanti perkabaran yang tak pernah bisa kujilat hadirnya. Telah ku tatap jauh dalam sinar matamu. Tapi tak ada suara dari situ. Sekelip kulihat duka di sana, sekedip kunampak ceria yang tiada taranya bahkan yang ada hanya tatapan keegoanmu justru mematikah lilin di hatiku. Tapi…ia tetap menjadi magnet bagi jiwa besi ini untuk selalu ingin mengecupnya. Senyuman yang tersirat di bibirmu sulit tuk ku terka maknanya. Tapi senyuman ini selalu tersimpul diingatanku, menjadi hiasan sanubariku. Ku hanya bisa menghitung putaran kipas, tapi tak pernah bisa menghitung kapan pertemuan huruf kita bersatu dalam pisau toreh intelektual. Ku terpaksa menyembunyikan rindu ini jauh ke dasar hati, agar Aku bisa menciptakan senyum palsu pada semua tatap. Aku berusaha tegar. Semua ini ku lakukan untuk menyembunyikan cinta yang sangat dalam ini dari pengetahuanmu.

Musyawarah Pintu

"Kamu harus hati-hati memilih."

"Hmmm.."

"Kalau tidak yang sekarang, Bisa yang lama naik."

"Ya gitu?"

"Posisimu lemah."

"Maksud?"

"Dikaukan prajurit kontrak."

Lama seekor Semut yang baru pulang dari Austrlia dengan pesawat Boing 878 itu berpikir. Lalu dia bergumam dalam hati. Timbul pikirannya ingin mengusik ketenangan adik seorang jendral yang sedang memimpin sekarang.

"Siapapun itu pemimpin kawasan intelektual kita nanti tak jadi masalah. Aku menginginkan seorang pemimpin yang tidak membuang musuhnya. Akan tetapi mengajak dan menghargai lawanya untuk ikut andil dalam membina ilmu dan mengantarkan negara kita ini pada posisi yang cemerlang."

"Itulah dikau harus jeli. Jangan sampai salah pilih."

"Jangan sampai dari suku pasukan merah itu menguasai negara kita. Bagaimana jadinya nanti negara kita ini. Kita tidak pernah bisa jadi raja di negeri orang. Biarlah kita jadi raja ke negeri kita sendiri."

"Ya juga tu."

"Aku tahu. Pasukan Merah tak suka denganku."

"Iya, tu."

"Kok tahu?"

"Mekipun aku tak ikut bergaul dengan mereka, tapi aku tahu dari cara mereka yang selalu nyiyir dan perotes denganku. Tak jarang juga pasukan Merah itu memarahiku di depan orang banyak. Memprotes segala tingkahlakuku. Yang terkadang hanya aku balas dengan ketawa dan senyuman."

"Pilihlah dengan Baik."

"Insyalah. Nanti saya akan bertanya kepada Pak presiden. Saya hanya bisa ikut cakap pak Presiden saya saja nanti. Karena hanya dia yang bisa saya hargai dan ikuti pendapatnya."

"Ooo. Kalau begitu. Pasti Pak presiden menyarankan Pak Jendral untuk jadi pemimpin negara kita ni?"

"Kok gitu?"

"Jendral itukan kadernya presiden."

Musyawarah pintu berakhir ketika pergantian jam.

Semut putih yang baru jadi orang baru yang mempunya taring untuk memilih itu, kini pulang dalam keadaan berpikir. Di hatinya ia berdoa semoga negara ini kelak dipimpin oleh Seekor semut yang berbelang Merah dan Putih.

Hidup memang pilihan. Salah pilih pemimpin maka akan rugi selama lima tahun.

Inilah Firman Allah tentang pemimpin:
1. Al-Maidah: 51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

2. Al-A'raf: 3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

3. As-Sajadah: 24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

Siapapun kelak yang menjadi pemimpin negeri, aku berharap dia seorang yang dekat dengan agama. Aku tak masalah menjadi orang yang tidak punya jabatan. Hidupku tidak butuh jabatan. Hidupku butuh Allah sebagai pemberi segala ketenangan dan kebahagiaan.




Hancurkan Surya KLCC

10 Oktober 2011
”Izinkan sepuluh jari Kera minta maaf kepada pisang. Bersujud pun Kera mau. Kera benar-benar sadar akan kesalahan Kera kepada Pisang. Terima Kasih dah sadarkan Kera. Hiks.. Ya Allah Pisang dah keluarkan air mata Ibu. Apa lagi yang mau Pisang hancurkan dari Kera. Bunuh saja Kera! Biar Pisang Puas. Hiks. Malam ini tulisan Pisang dibaca oleh Rumpun Kera betina. Kulit Pisang yang licin telah membuat dua keluarga hancur. Semoga tidak terjadi pada Pisang”
“Amin.”
“Terima Kasih Pisang. Sekali lagi terima kasih. Malam ini, kelicinan kulit Pisang telah berhasil menggagalkan rencana perkawinan kami. Kera ikhlas. Mungkin ini hukuman Allah buat Kera.”
30 Januari 2010.
Begitu banyak perkasaan yang telah berlaku. Hari itu Pisang benar-benar melihat Kera. Sungguh satu aneh. Dia hadir. Perasaannya kacau. Pisang sendiri tak mengerti kenapa Kera yang biasa terlihat manis, hari ini benar-benar KACAU. Dia terbawa emosi. Masalah pribadi yang terbawa. Dia menghempaskan kecewa pada pisang.
Kera tidak bersalah….ku ceritakan saja apa yang terjadi pada mereka hari itu. Mereka bertemu di stesen monorel KL sentral. Kera mengagetkan Pisang dari belakang. Jantungnya sungguh terasa copot. Pisang sendiri heran kenapa setiap Pisang berjumpa Kera, dia selalu salah tingkah. Apakah karena Kera selalu ingin memakan pisang? Kera yang satu ini berbeda. Dia tidak pernah ingin menggenggam tangannya. Mereka melewati apa namanya…(tempat mengesahkan tiket) lalu menuju ke monorel.
Mereka membeli laptop Aulia. Mereka shalat di Loyat. Setelah itu menuju ke KL Sentral. Saat menunggu KTM, Pisang dan Kera makan Macdownald. Comok. Jorok. Tangan mereka bau ayam. Pisang dan Kera sama-sama tak peduli. Karena mereka sama-sama gila. Bocor.
Tiba di KTM, Kera langsung duduk di lantainya. Semua orang menatapnya heran. Pisang tersenyum sendiri melihat tindak tanduknya.
Apa yang berlaku di rumah Pisang. Kera langsung menginstall ulang laptopnya. Sekarang sudah baik. Pisang sungguh terbantu dengan bagusnya laptop itu. Dengan laptop itu Pisang semakin licin menuangkan ide-nya di blog Ngah-Syifa itu.

31 Januari 2010
Tak banyak cerita indah tercipta hari itu. Tapi apa yang berlaku pada Pisang dan Kera hari ini tak bisa tergantikan oleh apapun.
Pisang mengantarnya pulang. Sengaja pisang menyempatan diri, karena pisang ingin memastikan Kera berangkat dalam keadaan selamat. Pisang tak mau satupun terjadi padanya. Pisang ingin selalu melindunginya. Meskipun Pisang adalah makanan Kera. Tapi Kera sangat penting buat Pisang.
Stasiun Pudu Raya
Sebelum Kera menaiki Bus Durian Burung. Mereka sempat makan mangga. Karena mereka terlihat romantis, mereka mendapat magga free dari tukang jual. Keberuntungan. Mereka rebutan makan kerupuk sambil bercerita tentang kenyamanan dalam Masjid.
Tahu gak kenapa kita tenang setiap kali dalam masjid?”
Pisang hanya diam
Tau gak kenapa?
Pisang masih diam. Bukan Pisang tidak tahu, tapi Pisang pernah membaca sebuah kisah tentang ketenangan dalam masjid. Pisang hanya ingin mendengar pendapatnya cocok tidak dengan yang diberikan oleh seorang Imam Mesir dalam buku terjemahan yang Pisang baca.
Setiap Masjid selalu ada kubah. Kubah itu simetris. Semakin besar semakin simetris. Dan semakin simetris, semakin nyaman kita di dalamnya.”
Wah Pisang berkata dalam hati. Sungguh jawaban itu berbeda dari pendapat imam itu. Menarik. Ku Sangat menarik, tetapi kenapa simetris?

03 Juli 2010
Pisang tidak menyangka itu kali terakhir  melihat Kera. Melihat Kera sebagai kekasih yang telah mengisi ruang rindu itu. Pisang terus bertanya. Kemanakah Kera pergi dikala Pisang masih di sini menunggunya. Pisang lalu pergi berangkat ke Kuantan Pahang Malaysia. Bekerja sebagai pelayan restaurant di sebuah tempat bernama Temerloh.
Desember 2009
Pisang Tak pernah merasakan sepi seperti pagi ini. Pisang merasa sendiri. Pisang coba cek FB, tidak ada pesan dari Kera. Sulit untuk Pisang lafaskan. Pisang ingin ungkapkan ayat yang diungkapkan krisna dalam lirik indahnya. Pisang sepi. Tak pernah ku meraswa sepi. Sesepi hari-hari ini kusadari ku sendiri. Melamun dalam gundahnya hati. Terhimpit kerinduan Bercampur baur kehilangan. Lagu itu bukan untuk Kera. Pisang merasa terdera dengan perpisahanku sama Kera. Meskipun hanya sementara. Tapi Pisang benar-benar gak bisa bernafas.
Kepergian matahari, telah membuat kiambang itu layu. Dan coba mencari keteduhan jiwa. Oleh karena itu, Pisang memberanikan langkah menuju Nilai tempat Mak Alang.
Sampai di steseyen KTM Nilai, Pisang langung menuju sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Malaysia yang bernama Maydin. Pisang mendapatkan maklang. Orang pertama dijamah bicaranya adalah kak Umi. Tokeh (majikan bahasa Indonesianya) maklang. Perempuan yang berumur 49 tahun ini masih sangat muda dan bergaya sederhana. Ia tipikal perempuan yang pandai menjaga kecantikan.
Pisang langsung diantar dengan sebuah mobil kancil.
Keindahan bermula ketika meniti langkah rumah sewa Maklang. Pisang mendapat panggilan dari Kera.
Sungguh Pisang tidak percaya. Tiba-tiba kegigilan menyentap tubuhku. Apakah Pisang sedang bermimpi. Pisang merasa tidak siuman aja. Yang tak mungkinlah…angin tak ada. Mendung tak ada. Kilat tak ada. Tiba-tiba hujan membasahai bumi.
Semua di luar dugaanku. Tiba-tiba datang energy yang tak tertanding kuatnya. Pisang menjawab telpnya
Aslamualaikum.
“Wasaalam.”
“Kera?
“Ya.”
“Dimana?
Yang benar?
Iyalah sayang.
Tanpa disadari airmata Pisang menetes membasahi pipi. Secepat kilat Pisang langsung mengaliri mutiara bening itu. Pembicaraan pun tak mampu Pisang simpan di memori kolektifnya. Leksikal-leksial yang terekam tak terkopi di disket simpanannya.
Pisang langsung meluru. Ingin terus melanjutkan pembicaraan yang terhenti karena kehabisan pulsa. Hanya kata kangen yang benar terekam dalam otak Pisang. Singkat cerita, akhirnya Pisang mengetahui alasan dia datang ke Malaysia.
Ya Tuhan. Nilainya jatuh. Dia Cuma dapat nilai C-. di University Teknologi Malaysia. Nilai itu tidak lulus. Berbeda sama University Kebangsaan Malaysia. Kalau tidak lulus terpaksa mengulang di tahun depan. Pisang membantu memulihkan semangat Kera.
Mereka terus bercerita dan melupakan sejenak kekusutan yang terjadi padanya. Pisang shalat dan berdoa.
Semalaman Pisang tidak bisa tidur mengingat nasibya, doa dan zikir mengiringi kehidupan malam pisang ini. Terlelap dari jam dua sampai 2,30. Pisang bangun bertahajjud dan shalat sunnat hajat, hanya untuk memohon kesuksean pada oral tesnya besok pagi. Zikir kalam Illahi ku letakkan pada hatiku dan ucapan celah bibirku yang kering saat ini. Semoga dia Lulus.
Akhirnya dia lulus dengan nilai B.
Pekanbaru, Oktober 2011
DUA Tahun berlalu. Pisang telah bahagia dengan Ayahnya dan membuang Kera jauh dari hatinya. Telah dibunuhnya dari memory yang ada. Kera terstipokan karena Kera pernah mengganggu ketenangan hidupnya. Kera tak pernah mengaku kalau dia pernah suka makan pisang. Kera lupa kalau pisang pernah membuat dia kenyang. Pisang yang berusaha menyejukkan ketika Kera terkena belacan. Namun yang terpenting Kera telah duluan berselingkuh dengan Kera betina itu. Sejak mengenal kekasih yang sebangsa dengannya maka dia tak lagi kenyang makan pisang. Makanannya berganti dengan Pizza. Bahkan demi membua girang Kera betina, dia sanggup bersumpah demi Al-Quran bahwa selama hidupnya tidak pernah mengungkapkan cinta, kasih dan sayang pada Pisang.

 31 Januari 2010
Durian Burung, sebuah Bus yang telah menabrak Surya KLCC. Sebuah menara yang menjadi kebanggaan rakyat Malaysia kini telah musnah. Kepala Kera retak. Otaknya gegar. Hilang ingatan.
Semua serpihan kenangan telah terhapus sudah. Kejadian itu terjadi ketika Pisang baru saja tenang setelah Daun resmi menjadi milik Kenanga.
Tuduhan yang dilemparan oleh Kera Betina terhadap pisang tentang perampas kekasih daun itu tidak benar. Karena Cinta itu mengalir seperti air. Menjadi pelepas dahaga dan penyalahan pada diri sendiri ketika yang dicintai kita sakiti. Karena mengalah bukan berarti kalah.

Rindu Penggamit Jiwa

Rindu Aku Ya Allah...

Entah utuk yang ke berapa kali air mata ini tumpah setiap menatap foto yang kini terpampang di kaca hiasku. Aku malu pada diriku sendiri yang tak punya malu lagi.

Kepada-Mu ku bertahajjud dan mengadu rindu. Semoga semua ini berpindah kepada-Mu. Aku ingin Engkau Ya Allah menjadi objek yang kurindui. Karena Engkau halal bagiku. Sedangkan dia Tidak.

Ampuni hamba Ya Allah. dia Terjadikan objek kerinduan hamba saat ini. Rindu yang sangat dalam.

Keadaan ini membuat hamba bertambah Cinta kepada-Mu. Hamba yakin rencana-Mu akan indah pada waktunya.

Engkau Tuhan Pemberi tabah. Tolonglah kuatkan hati dan jiwaku menahannya...

Lukisan CINTA Sejati

Ayah... Malam ini ku tak bisa tidur merindukanmu.

Ayah... Walaupun tidak Ayah ungkapkan. Tapi aku tau Ayah marah padaku. Saat Ayah marah tadi. Aku benar-benar sedih. Tanpa sadar air mataku mengalir. Aku tak tahu harus buat apa lagi. Ku tutup tesis, lalu aku mulai menulis tentangmu.

Ayah... Aku mohon padamu jangan curiga padaku. Aku benar-benar tersiksa saat ini. Hidupku terasa pahit sekali saat Ayah marah tadi. Rasanya aku ingin lari saja.
Ayah….aku ingin Ayah menyadari posisi aku. Aku hanya manusia yang lemah terkadang jadi korban perasaan seperti saat ini. Jujur aku tipe perempuan yang tak bisa dimarah oleh orang yang aku sayangi.

Ayah... Aku tak bisa berbicara apa lagi. Aku hanya bisa menangis saat ini. Aku ingin Ayah meyadari hal berikut:
CINTA. Seperti air bila disekat ia akan mengeluarkan energI yang maha dahsyad. Tenaganya mampu meluluhlantakkan sesuatu daerah. Ibarat kekuatan tsuanami yang menghacurkan Aceh. Begitulah cinta yang terlalu akan merusak. Seperti cintaku pada nama yang Ayah tak mau aku menyebutnya, cinta yang tak berujung telah merusakkan dan menghacurkan hatiku.

Ayah… kini kualirkan cinta dan sayangku padamu secara perlahan, meskipun dulu pernah aku sekat. Aku melakukan itu agar CINTA tidak merusak dan menutup mataku dari apa-apa yang sebenarnya bakk bagiku.

Ayah... Maukah bergabung denganku? Mari kita ikuti rentaknya cinta kita seperti meyusuri sungai yang kelak kita akan sampai ke muara yang kita namakan bahagia. Meskipun pada dasarnya cara kita mencintai adalah berbeda.
Pertama aku mencintaimu apa adanya dan aku tak takut kehilanganmu. Aku tidak tahu kapan itu. Aku tidak tau kapan aku mulai tertarik padamu. Secara perlahan namun pasti aku tidak bisa lari dari aliran sungai itu. Apa aku harus membuang nama yang Ayah benci itu. Atau aku harus menujumu. Tapi semakin lama aku semakin menujumu. Semakin mendekat. Tak ada satupun orang yang dapat aku tanyakan tentang hatiku. Aliran cinta ini benar-benar mengajakku berenang. Mandi indah di danaunya. Aku terasa bersih. Aku mulai berpikir sendiri. Aku mau menjalani saja apa adanya. Tapi aku sendiri tak tau, apa adanya itu bagaimana? Seperti apa? mungkinkah sama seperti pergi ke sebuah negara, yang aku tidak tahu apa nama negaranya, aku tidak tahu dimana tempatnya.
Ayah... Aku benar tidak tahu dengan apa adanya. Janjipun sulit untuk kuucapkan. Berjanji untuk tidak menghubunginya lagi. Aku memang melakukan itu. Tapi dia terus menyapaku. Seperti yang Ayah tanyakan tadi. Aku tak tau kenapa Ayah bertanya tentangnya. Mungkinkah Ayah mencintai secara penuh. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi aku ingin mencintaimu apa adanya. Sehingga aku harus jujur padamu tentang chating dia. Andai aku tidak mencintaimu, aku sudah tentu menipunmu, supaya kabut tidak tercipta padamu sore ini. Kalau aku membisu mungkin tangan ini tak mampu menciptakan warkah tentang untuk sekian kalinya.
Ku lihat Ayah mulai marah. Ada sedikit riak kekecewaan yang terbayang pada otakku. Lalu aku mulai lagi bertanya.
“Apakah aku harus mencintai apa adanya? Sudahkah aku melakukannya? Sudahkan aku menjalankannya? Ikrar janji aku ingin sehidup semati denganmu pun tidak mampu aku ucapkan meskipun itu biasa dilakukan oleh setiap pasangan yang saling mengasihi. Aku tak mau berjanji karena aku tidak mau membuka peluang untuk mengingkari. Seperti aku tidak mau kapan permulaan yang akan mencipta kerugian berbentuk perpisahan. Kita sudah maklum kan Ayah, hidup tidak ada yang kekal. Bukankah kita telah menghayati keindahan surah Ar-Rahman. Aku ingin mencintaimu secara perlahan dan apa adanya. Meskipun aku tak pernah tahu apa maksud sebenar dari ‘mencintai apa adanya” itu.
Ayah... Aku teringat sebuah novel yang berjudul “ombak senja” novel yang mengajari aku untuk perlahan mencintaimu. Aku mencintaimu seperti aku pernah merasa sakitnya kehilangan Sesutu yang tak pernah aku miliki. Aku mencintamu karena darimu aku dapati sayap untuk aku mencari arti sebenar cinta sejati. Aku bukanlah pengarang novel itu. tapi aku ingin mencintai apa adanya. Mencintaimu sore ini. Hari ini. Esok. Seperti nanti aku tidak akan di sisimu lagi.
Ayah aku ingin mencintaimu apa adanya. Meskipun aku tidak tau itu. Aku seperti berkejar bersama waktu. Seperti perselingkuhanmu dengan buku. Dan aku ingin setiap waktu yang Ayah ingat tentang cinta selepas semua aktifitasmu, itu adalah aku. Aku juga ingin seperti Hamsad Rangkuti yang mampu berkata-kata lewat pemerannya di depan pantai dalam ceritanya yang berjudul Tiga Bibir yaitu “Maukah Ayah menhilangkan bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?” Aku mau melupakannya dengan kehadiranmu. Apakah Ayah bisa memahamiku? Aku ingin mencintaimu apa adanya, tanpa takut kehilanganmu. Karena Ayah telah membuatku selalu menujumu, setiap waktu.
Ayah... Aku teringat kembali bacaanku pada buku Ronggeng Dukuh Paruk yang menasehatiku tentang bagaimana menghargai kesempatan mencintai. “Saling mencintai atau musnah” itulah kata si Rasus. Aku tidak tau Ayah. Apakah hari esok masih milikku. Karena itu, kucintai engAyah apa adanya. Tanpa takut kehilanganmu.
Ayah... Mencitaiku secara penuh. Ayah pernah mencintai dan Ayah pernah kehilangan Sesutu yang pernah Ayah miliki. Kehilangan tersebut telah mengajarkanmu arti mencintai secara penuh.
Ayah... Benar-benar menghargai aku. Ayah mencintaiku dan takut kehilanganku. Ayah mencintaiku seperti akan berpisah. Sebelum akhirnya perpisahan itu menjadi hal yang nyata, entah dengan cara seperti apa, juga entah kapan, dimana. Meskipun yang kita cita-citakan adalah bersatu dalam panggilan keluarga sakinah. Apabila Ayah belajar dari arti sakitnya kehilangan hal yang tak pernah memiliki seperti yang terjadi padaku, maka Ayah juga akan belajar menjaga dan menghargai aku yang telah Ayah miliki. Bukankah begitu?
Kita sama Ayah, Cuma pengalaman kita saja yang berbeda. Pernah ku dengar pesan orang pintar” mencintai sekedarnya saja.” Sebab kata terlalu bukanlah punya kita melainkan milik Allah.
Ayah taukan hari ini orang benar-benar mencinta, besok jadi benar-benar membenci. Ayah apakah ini yang dinamakan ‘mencintai apa adanya?” Seperti kalimat yang kupetik dari majalah Annida tahun berapa aku pun sudah lupa “Cintailah seseorang itu seujung kukumu, meskipun kecil lama-lama ia akan tumbuh subur.”

Dua cara yang berbeda. Tapi sebenarnya bisa kita satukan dalam aliran sungai kita. Caramu mencintaku secara penuh dan takut kehilangan dengan caraku mencintaimu apa adanya dan tak takut akan kehilangan. Kalau begitu kita saling mencitai dengan penuh, tetapi harus apa adanya. Dengan tidak mematikan logika, dan membiarkan rasa tumbuh mengalir secara perlahan. Agar tak tercipta peluang cinta kita menjadi benci.
Ayah... Bukankah berenang bersama mengikuti arus cinta yang lapang pada kebebasan berarti kepercayaan, pada kepercayaan mengandungi keikhlasan, pada keihlasan bertaut kasih sayang yang pada keberanian melarang ketika diantara kita ada yang salah.
Aras 5 PTSL UKM, 13 November 2009.



Senin, 17 Oktober 2011

Aku ingin SEMBUH

"Gak perlulah pakai obat segala."

"Harus yakin, bisa sembuh."

"Aku yakin kok."

"Carilah teman."

"Tak perlu teman di dunia ini. Aku sudah punya Pangeran syurgaku. Ayah tahu itu."

"Kesendirin di dunia ini tak menjadi masalah bagiku. Allah tahu apa yang tersembunyi di Qalbuku."

"Mengalah bukan berarti kalah."

"Ia Ayah."

"Ku tetap akan memberi walau tak pernah diberi. Kelak aku akan tetap menerima meskipun aku tak diterima. Bukankah itu yang terpenting Ayah?"

Aku ingin sembuh Ayah.

Doakan aku, semoga cepat sembuh. Aku ingin merdeka dari sakit yang aku derita ini. Bukan aku tak kuat menghadapi atau menjalani ujian ini. Tapi aku ingin sembuh Ayah. Aku ingin sembuh.



Mahasiswa Pencuri KRS

Mmmmm... aku ingin berkongsi cerita dengan pembaca blogku yang sudah lama tak aku temui. Hari ini aku menjalankan tugasku sebagai pengawas dan mengawasi pengawas. Seperti biasa aku mengambil amplop soal ruang 6.14 dan 6.13 FKIP UIR. 

Singkat cerita aku menandatangani KRS yang berada di setiap mesi (meja-kursi) yang diduduki mahasiswa. Aku hanya menandatangani saja KRS2 tersebut. Ada salah satu mahasiswa yang kehilangan KRS.  Sebut saja inisialnya Sisy. Aku menenang dia untuk terus ujian sambil. Aku mencoba mencari ke ruang 6.14. Siapa tahu ada yang terbawa. Pencarianku tidak membuahkan hasil. lalu aku kembali ke ruang 6.13

Entah kenapa hatiku tidak senang. Aku memerksa kembali KRS setiap mahasiswa. Mencocokkan nama yang ada di lembar jawaban dengan yang di KRS. Ada satu mahasiswa yang mencoret namanya. Aneh juga. Mana mungkin mahasiswa lupa dengan namanya sendiri kecuali dia lupa ingatan.

Aku pun kembali pada Sisy. Melihat namanya. Tenyata anak yang mencoret namanya tadi mengaku langsung

"Saya yang mengambil KRS Sisy buk."

"Astagfirullah."

Aku tak bisa marah. Namun aku tak habis pikir. Aku mencoba menenangka  diri saja. Aku tak mengeluarkan dia dari ruang ujian. Aku tak menghukumnya. Cukuplah Allah yang tahu. Mungkin Dia tahu apa yang layak untuk anak tersebut. Semoga Allah mengampuninya.

Kendatipun aku marah pada anak tersebut, tak mungkin akan membuatku bahagia. Memaafkan adalah jalan yang tepat. Semoga tidak terjadi pada mahasiswa lain yang di FKIP

Jumat, 14 Oktober 2011

Makan Bakso

Ayah...

Aku dengar suaramu hari ini. Kukirim sejambak rindu beratku untukmu. Agar kita bisa menikmati semangkok bakso atau mi ayam. Suasana yang dingin yang dulu selalu kita rasakan. Kini ingin kuulang. Dalam taraf kemiskinan kita tetap bisa menguncupkan kenangan. 

Punya uang itu tak embuat kita bahagia. Jika kita bisa menikmati jagung rebus dengan bongkahan manis di tepi jalan itu. Jagung rasa susu yang kita anggap makanan istimewa untuk malam hari ketika itu. 

Tak ada Beban dalm hidup Kita


Pernah aku memiliki yang tak akan pernah dimiliki oleh wanita manapun di Dunia ini. Dalam ketiadaannya, aku pernah dibuat bahagia olehnya. Yang antara kami hanya ada canda dan tawa. Padahal ketika itu kami tahu, bahawa hubungan kami sulit untuk disatukan.

Satu prinsip yang dia pelajari dariku. "Belum tentu ada esok."

Prinsip itulah yang berjalan pada kami sebelum, saat dan sesudah perpisahan anatara kami. Tak pernah kami terikut oleh guratan emosi yang menyelimuti kedua hati kami. tersenyu dan tersenyum yang terkadang melepaskan semua beban anatara kami.

Semua kisah kasih tak terlerai oleh apapun, yang mestinya kami bersedih karena akan dipisahkan oleh sesuatu yang tak perlu kami ungkit-ungkit.

Kesabaranlah yang mendasari hubungan kami berdua. Sabar yang kini terwujud untuk menanti cinta yang kian lama terkubur

Risau Dek Nur

Hari ini aku dapat berita kalau di UPI tak ada pembukaan untuk pendaftaran S2 jurusan Penjas. Sedih rasa hatiku menusuk jauh ke dalam ruang singgah sana yang tak terungkapkan lagi. Entah kenapa aku sangat sedih aja.

Ya Allah...

Kenapa harus ini? aku seakan terasa tak hidup. Mencari yang tak terjalankan. Aku dah mengumpulkan uang untuk semua itu. Aku dah hampir memesan tiket.

Apa rahasia semua ini ya Allah. Bagaimana aku bisa mengabari adekku yang jauh di sana. Apa yang bisa aku lakukan.

Beri hamba petunjuk-Mu ya Allah

Pesan Singkat

Ayah..

Aku rindu kamu...

Rabu, 12 Oktober 2011

Kangen Main batu Lacak

Ayah...

Kapan kita main batu lacak lagi? 

Di ujung rumah. Yang menang mendapat upah pijitan. Tak sabar ingin menemui ayah sambil bersenandung dengan tempias yang mengisi rumah kita.

Ayah....

Kapan kita main batu lacak lagi?

Di sudut rumah sambil mendengar cerita kancil yang cerdik. Kita orang cerdas, yang terkadang juga cerdik. Tak sabar ku menemui dirimu sambil bersenanadung Al-Quran diselingi senyum kebahagiaan.

Dasuki Sang Juara UMUM


Pria kelahiran 04 Oktober 1985 ini adalah jebolan STIKes Mutiara Indonesia  yang kebetulan dulu adalah teman sekolah dasar yang paling PINTAR di Sekolah Dasar 082 Bantan Air.

Sedikit kuceritakan lelaki berkulit hitam manis ini sekarang sudah bekerja sebagai doseb di sebuah sekolah perguruan tinggi di Jambi.

Aku bangga pada lelaki satu anak ini sejak dari dulu. Tak hanya aku, teman-teman satul sekolahpun bangga sama dia. Dia selalu memegang juara UMUM. Cuma kalahnya dia kalau di MDA saja.

Kami dulu, Maswira, Hamdan, Anjar astuti, Boby, Dasuki, Wawik dll... satu kelas. Tak sangka sekarang kami bisa ketemu lagi.

Sukses selalu sobat.. Terima kasih masih ingat sama kami di Riau...

Dr, Evi Suryawati




Perempuan yang berbaju biru itu adalah ibu angkatku...dia sangat baik....dari ceritanya aku mendapat falsafah hidup yang banyak. sesuai dengan pangkatnya Dr. mau ytau banyak tentang falsafah yang menarik....1. Kita ni sama-sama bekerja, tapi buykan bekerja sama. 2. kalau jadi orang miskin tak boleh bodoh. huh...sungguh mengesankan....Terima kasih buk evi..jadi motivatorku

Ayah

Ayah...

Aku rindu....

Izinkan aku memelukmu untuk hilangkan segala gundah yang ada.

Dia mengganggu hidupku. Dia menghinaku. Dia menyakitiku. Aku hanya bisa diam tanpa melawan. Diam tak bertepi saat disalahkan atas kesalahan yang tidak aku lakukan.

Ayah. Ingin aku tumpahkan semu ini agar aku tidak marah. Aku tak ingin terpancing emosi oleh cerita lama yang sudah usang. Cerita lama yang jadi sejarah dan telah kukubur dalam-dalam. Aku ingin sekali menemuimu, memelukmu agar bisa kau hapus air mata ini.

Ayah...

Dengarkan suara hatiku...

Selasa, 11 Oktober 2011

Nasrol Akmal

Setiap kali aku melihatnya, terbayang sebuah kenangan yang tak mampu aku ceritakan. Tapi ini suatu yang sangat aku hargai. Ketika aku tak lagi mampu tuk memapah hidupku yang kian tipis. Detik demi detik yang kian berakhir. Aku memang tak tau lagi mengenal arti hidup sebelum ini. Sejak aku divonis mengidap kangker payudara. 


Aku merasakan mati dan hidup tak berguna lagi. Kusembunyikan semua ini dari pengaetahuan orang-orang yang aku sayang. Kedua orang tua dan kekasihku tercinta. Aku bukan lari, Cuma aku tidak kuat saja dengan kenyataan ini. Banyak hal yang bisa mengajarkan aku akan hal untuk sabar. Orang pertama yang mengetahui keadaanku adalah dia. Itupun tak sengaja aku ucapkan. Siapapun dia, cukup aku dan dia yang tau. Dia menganggap aku seperti adeknya sendiri. dia sangat menyayangiku. Memang kurasakan itu dari cara dia menghormatiku. 

Dia sangat menjaga kesucianku sebagai adeknya. Aku sungguh terharu. Ternyata orang yang berpenyakitan seperti aku masih berharga. Aku masih bernilai mahal di matanya. Dia bisa meyakinkan aku bisa diselamatkan. Sebenarnya itu mustahil. Sangat mustahil. Tidak aku ceritakan apa penyebabnya. Tetapi lelaki yang sangat bangga dengan isterinya ini, meyakinkan aku bisa sembuh. Dari awal pertama S2, dia banyak membantu aku. Paling penting dia selalu menjadi tampat aku curhat tentang kuliah. Hal yang tak pernah bisa aku lupakan adalah uang RM 300 ringgit yang dia berikan. 

Padahal antara kami tidak kenal rapat ketika itu. Dia bilang “abang percaya adek.” Terus kenapa abang percaya adek? “kitakan punya feeling dek.” Uang itu aku gunakan untuk menambah pembayaran SPPku. Selebihnya ku peroleh dari titik peluhku bekerja di Rumah makan di Kuantan. Aku membiayai S2ku sendiri, tidak dari orang tua. Dia juga membantu meluluskan beasiswa S2ku. Aku dapat uang RP 30.000.000. Sungguh banyak. 

Orang yang pertama yang ku sms ketika itu adalah dia. Baru kedua orang tuaku. Aku tidak membalas kebaikannya dengan uang juga. Tapi dalam setiap doaku, ada Dia. “ku ingin dia selalu bahagia bersama anak dan istrinya.” Banyak kebaikan yang telah diberikan oleh orang yang sudah punya 2 orang anak ini. Satu yang menjadi alasannya “selagi anak Bengkalis, akan abang bantu.” Uang itu tak sepenuhnya aku belanjakan, ku beli secebis tanah. Ingin kutanam getah, dan hasilnya nanti bisa dinikmati oleh sepupu2ku yang lagi berkuliah. 30 % dari uang itu untuk sedekah. Banyak sisi miring yang aku dapat dari orang2 tentang dia. 

Tapi ku tepis semua itu. Karena dia tak pernah sekalipun jahat sama aku. Tapi apapun itu, Putih dan Hitam tetap sama bagiku. Setiap manusia yang lahir ada manfaatnya, setiap manuisa yang aku kenal adalah asset. Terima kasih bang, semoga suatu saat aku bisa membalasnya berlipat kali ganda. Amin….

Sahabat Karib (Hernita)

 
Hernita adalah salah satin rakan karibku. Kami berasal daripada kampung yang sama. Kami sama-sama Orang Miskin yang mempunyai hobi belajar. selain itu kami juga paling suka novel, Seni terutama menari. waktu SMA kami pernah menjadi pelatih tari zapin di Kecamatan Bantan. Sangat memberangsangkan, perempuan yang sudah menikah ini sangat tekun. Sobat...Kemiskinan kita...menjadi cermin bagiku untuk terus belajar dan belajar. Thanks..atas semangatmu...I Love U Full

Adek Angkat (Abu Hurairah)


Anak ini sebenarnya jenius. Tapi dia tak yalin aja dengan kejeniusannya. Lelaki yang sudah kuanggap adek ini selalu jadi tempat aku curhat tentang agama. Nasehat-nasehatnya sungguh bernas. Ia dia adek yang aku sayang. Berbanding teman-tamannya yang lain. Adek ini istimewa. 

Dia penyabar anaknya. Selain itu, dia sangat lugu. Sehingga dia sering diusilin oleh orang lain, termasuk aku. Tapi apapun itu, dia sangat baik. Dan sangat enak jadi tempat curhat. Semua masalah bisa kita ambil jalan tengah dengan berkongsi cerita padanya. 

Yah…..aku sangat bangga mempunyai adek seperti dia.  Pabila ku sudah tiada nanti. Kuingin dia tetap tumbuh menjadi anak yang shaleh, penyayang dan bisa membantu orang lain. ku inging dia tetap berjuang untuk agama Islam.  Adek….kak ingin adek ingin adek terus belajar dan belajar sambil mengajar. 

Terima kasih tuk semua kebaikan adek pada kak. RM 100 ringgi itu adlah kesan yang paling berarti buat kak..cukup kita berdua yang tahu yah…Senyum kak selalu buat adek…

EROTICISM IN MALAYSIAN AN INDONESIAN NOVEL: A STYLISTIC ANALYSIS


ABSTRAC
This study aims to identify the type, meaning and effect of the erotic that present in the novel Sutan Baginda written by Shahnon Ahmad (Malaysia) and a novel Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari (Indonesia). To achieve the objective, lexical erotic data is collected based on meaning relationship associated with the specific features, such as agriculture, maritime, physical, action, character, place and time. The theoretical framework used is a stylistic model by Leech dan Short (1993), which tend to focus on linguistic characteristic, aesthetics and style through description, interpretation and effect of erotic lexical category. Analysis of data indicates the different of erotic expression that caused by the creativity of both authors in choosing lexical erotic and lexical which contain eroticism based on literal and nonliteral meaning. The analysis proves that a serious novel that is created by the two authors meet erotic characteristics, due to sexuality expression hidden by the language of metaphor, delivery structure is only at introduction level, splash and unintend to raise libido. The results showed that Shahnon is more creative in express the eroticism because using seven lexical group, that is agriculture, maritime, physical, action, character, place and time than Ahmad Tohari who only using two lexical group, that is physical and action.

Kekaguman Persahabatan dalam Cinta

Kenapa kau menangis saat dikecewakan?  

Saat kau membayangakan dia begitu menyakitkanmu sobat? 

Itu kerana ….kita telah jatuh pada hamparan sesorang yang seia sekata dengan kita, berpeluh bersama dalam ikatan yang bertali cinta…….kita tidak rela melepaskan orang ini. 

Menanggalkan dia dari memory hidup kita. Tapi…ingatlah   sahabat…menanggalkan statusnya bukan demi kepentingan sahabat kita, bukan hujung dari cacatan mati seoarang  pencinta sejati…sadarilah sobat….itu episode awal sinetron indah yang bakalan kita reguk manisnya…kebahagiaan ada untuk kita yang telah menangis krn peghujatahanan relung hati darinya…untuk sobat yang menelkusuri, menggalai dan mencoba….karena kita adalah orang yang bisa memberi anugerah pada orang yang telah mengecup hati kita.. 

Sobat….cinta sejati adalah  ketika kita menggugurkan permata bening dari kelopakmu…tika disakiti…kita masih menantinya….saat dia mencuekkan hadir sobat…sobat masih menunggu setia… ketika dia mencintai…sahabat terbaik kita….seyuman mekar mempesona dari di bibir kita seraya berucap…”semoga kalian berbahagia…” 

Berucapalah sobat…..aku bahagia…spontanitaskan dari sudut kecilmu yang terdalam…kepakkan sinyalir sayap yang indah paruhnya…..katakan pada dunia…aku tak akan mati meski cintanya telah terampas. Orang yang berhasil adalah orang yang bangkit takkala disakiti, dan berusaha menghilangkannya dengan perasaaan kasih dan sayan. 

Pelajarilah bahawa kamu adalah orang beruntung….karena mencintai bukan bagaimana kamu melupakan tetapi adalah…memaafkan. Berkorban untuk sahabat adalah mulia …kawan…i miss you….tuk semua sahabatku…

Jangan Menyerah

Dear diary 
 
Kata marah, benci, kesal semuanya tidak dapat aku luahkan di diari kecilku yang mungil. Kenapa harus seperti ini? Satu pertanyaan yang sukar untuk dicari jawabanya. Aku mengimpikan hidup senang, kaya, dan bisa hidup bahagia. Aku tidak perlu membanting tulang untuk mengecam ilmu pendidikan. Tapi impian tidak mudah jadi kenyataan. Itu jawaban yang ku terima dan harus ku telan untuk saat ini. 
 
Ah.......... Sukar memang jika dilafaskan, kisah suka dan duka yang mengantongi jalan hidupku saat aku menempuh perkuliahan. Jalan hidup itu memang tidak bisa mulus selamanya. Tapi bagi aku yang mengalami tidak terlalu kuambil pusing kok. Yang penting aku jalani aja. Yaaaa namanya hidup. Pasti ada suka dan dukanya.   PDU 29 JUNI 2004     Aku tidak lulus dalam prites. Sebagai Mahasiswa PBUD yang tidak lulus prites, kami harus mengikuti matrikulasi. Mata kuliah yang kuambil adalah Matematika, Ekonomi, dan Pancasila. Aku masuk Mata Kuliah matematika.     Aku grogi. Sampai-sampai aku tak bisa jawab pertanyaan dengan benar. Ketika itu aku di tanya ”7*6 berapa ?” sepele kan. Tapi kok aku jawab 32 ya. Kenapa?     Aduh hari pertama aku bertemu dengan yang namanya dosen. 
 
Pak Zulfanam Ritonga. Kasar dengan logak bataknya. Tambah lagi kumisnya yang melenting. Alamak, mati aku. Kalau sepuluh dosen seperti ini.     Malunya setengah mati, masak segitunya. Padahal aku tamatan IPA. Sebenarnya gini, aku bisa jawab. Tapi mentalku ini yang salah. Aku tidak melatihnya waktu di SMA dulu. Perasaan grogi yang sangat menaik tiba-tiba membuat darahku terasa mengalir deras. Keringat dinginku sepertinya bercucuran di lantai. Memang aku seram saat memandang dosen yang berwajah sangar dan berkepala botak itu.     
 
Kuliah.......tiada lagi canda tawa yang kurasakan saat ini. Bukan kata kerjakanlah yang biasa kudengar dari bapak dan ibu guru SMA N 1 Bantan dulu. Tapi apa yang harus aku kerjakan ya. Jawaban yang pasti adalah cari sendiri. Jawab sana terserah kamulah. Dari hati kecilku ada bisikan yang selalu membuat aku untuk belajar. Cari sendiri kamu pasti bisa. Disini tak ada Ine dan Nana teman belajar kelompokmu.    
 
Teman-teman baru yang aku kenali sangat akrab seperti Yulia Sofa, Munika Fitriyana, Suliati, Novi, Ana, Putri, Harles, Septo Divo, Mamet, Asmar, Awerpan, Jhon Hendri, Wati, Fahrul Razi, Syafrizal, Deryy, dan yang lucunya ada yang nama panggilannya sama denganku “OJI.      Nyantai aja lagi. Apalah arti sebuah nama. Jika ada teman yang usil mengukku dengan nama itu, aku hanya membalas dengan canda. Kami kembar lain ayah beda ibu. Kami satu suku dua pusat. Waktu kecil kami dipisahkan oleh mayat besar. 
 
Kemudian aku berlalu dengan menyunggingkan sedikit senyum yang tak mengharap balas.  Swadarma Agutus 2004     Yang aku rasakan di pagi yang redup ini hanyalah kesunyian yang begitu mencekam. Aku begitu merindukan sahabatku Siti Ratna dan Hernita. Biasanya setelah selesai upacara perpisahan kelas dan pembagian lapor kami pergi ke pantai Selatbaru indah. Kami berteriak tanpa ada yang menghalangi jalan keluarnya suara kami. Kami luahkan aja apa yang kami rasakan saat itu. Sehingga perasaan stress akibat tugas yang banyak bisa hilang dengan teriakan tanpa malu.     
 
Kami mengaggap masalah yang ada di otak kami, hilang di telan ombak atau terbang dibawa angin. Benar nggak sih? tapi itu hanya kepercayaan sementara yang kami punya. Jika ada pertanyaan tentang itu kami hanya tertawa.         Ketawa, menangis, canda yang biasa tiap hari aku lihat. Kini tidak ada lagi. Keakraban persahabatan kami terpisah oleh cita-cita yang ingin kami capai saat ini. Dulu, masalah satu adalah masalah semua, ceria satu ceria semua, menangis satu menangis semua. Beda cita-cita lah yang telah mencampakkan aku ke pekanbaru ini.     
 
Kini............. Aku benar-benar ingin bercanda dengan mereka. Makan MI SAKURA mentah yang berharga Rp 500. itulah yang menjadi makanan paporit kami ketika sudah selesai kerja kelompok. Tak kira pr kimia, fisika, matematika, buat Laporan Kunjungan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia, atau PR apa sajalah. Aku ingin ketemu mereka, aku rindu masa-masa itu. Kapankah masa itu akan kembali. Andai aku bisa menambahkan waktu yang ada, ingin ku sisakan untuk mereka. Jika aku bisa membalikkan waktu yang telah pergi meninggalkan aku ingin ku bersama mereka tuk buat apa saja yang bisa hilangkan dukaku.  Mungkainkah masa ini akan terulang lagi? Apakah aku harus kehilangan mereka untuk selama-lamanya. Aku tak tau itu. Yang jelas saat ini aku hanya bisa tatap foto yang terletak di jantung bingklai biru itu. Aku tak mau kehilangan mereka, aku sangat menyayangi mereka.      
 
PDU 2004     Aku melihat wisudanya mbak Neng. Aku ketemu abangnya Toni. Dia langsung bilang tentang Mualim anak Resam. Mantanku waktu SMA. Aduh, rasanya ada petir yang menyambar di telingaku ketika terdengar nama itu. Kamal mantan pacar yang aku tinggal dulu katanya sudah menikah. Lantaklah     Aku kembali ke PDU, aku ngobrol dengan Harles. Tak lama kemudian ojik dan teman-teman datang menghampiri kami. Rupanya ada tulus juga. Gimana ya? Suasana hening aku tiba-tiba nyayi  ”yang aku mau  kau belajar  tuk cintai aku   tulus dan apa adanya.     Tiba-tiba ojik langsung bilang ”tulus dia tu suka ama kamu” tanpa rasa bersalah aku langsung bila ”ia, emang kenapa? Nggak boleh?” Mereka pikir aku benaran suka lagi sama Tulus. Padahal aku Cuma bergurau. 
 
Tembang yang aku nyanyikan itu adalah tembang kenangan aku bersama sahabat karibku sekaligus  orang yang pertama aku cintai Aly. Meskipun aku pernah pacaran sejak SD kelas 5 lagi dengan Mizi. Lagu kenangan itu keluar dari celah bibir kami saat mengikuti kegiatan JUMBARA, “Jumpa Bakti Gembira” di Dumai. Aku dan Aly saat itu mengikuti wiasata kota bersama orang Caltex, mengelilingi kota minyak itu. kami bernyayi di tepi kolam, yang kononnya pernah terjadi pembunuhan. Itu hanyalah cerita lama.     
 
Dosen. 
 
Mendengar nama itu saja aku sangat bahagia. Melihat Dosen aku jadi ingin seperti mereka. Dari cara berpakaian mereka terlihat selalu rapi. Penampilan mereka membuat aku tertegun. Aku menggantungkan cita-citaku untuk menjadi dosen. Anganku melayang, terbang entah kemana. Aku tak tau kenapa. Mungkin kah bisa kuraih cita-cita itu, dimasa akan datang. Aku yang telah meninggalkan persahabatan demi sebuah cita-cita  ini, yak mungkin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. 
 
Tidak sedikitpun aku biarkan keuntungan berlalu tanpa melekat padaku. Aku tak mau ia hanya mimpi yang indah dalam lena.     Hari ini aku terlambat. Lalu dosen yang bersangkutan tidak mengizinkan aku masuk. Aku di suruh keluar tanpa ada toleransi sedikitpun. Aku sakit hati. Akhirnya aku keluar tanpa keikhlasan hati. Mahasiswa tidak ada yang berani berkata, takut nilai terancam.     
 
Memang sih nilai tidak menjamin kepintaran seseorang. Tapi yang punya IPK 4 selalu dianggap orang hebat. Ia lah negara kita saja selalu mengutamakan akademis. Untuk apa kuliah jika tak mampu dapat IPK diatas tiga. Tapi kehidupan di bangku perkuliahan itu sangat menarik.  Berkaitan dengan nilai. Banyak kisah yang terjadi. Aku dan teman-teman menghadapi pengalaman yang berbeda dengan nilai. 
 
Teman-teman satu angkatan selalu mengaanggap diriku orang pandai. Padahal aku tidak sepandai yang mereka sangkakan.  Pujian yang selalu mereka lontarkan selalu ku aminkan lalu ku balas dengan senyum seraya berdoa “semoga kami semua menjadi orang pintar.” Dari semester satu, aku selalu menjadi pemegang IPK tertinggi. 
 
Satu-satunya orang yang pernah mengalahkan aku adalah Asmar. Anak Taluk Kuantan. Dia memang pintar. Akan tetapi dia agak lambat dan berhati-hati. Aku sedikit lebih tegas dari dia meskipun aku seorang perempuan.  Aku bangga sama dia. Dan aku benar-benar salut sama dia. Karena dia ada di kelas aku selalu terpacu untuk belajar. Sekali aku kalah dengan dia, saat aku semester tiga. Pada mata kuliah menulis. 
 
Kali pertama aku mendapat nilai terburuk sepanjang kuliahku. Aku dapat nilai “C”. Teman-teman semua pada protes pada dosen tersebut. Masih ku ingat salah satu dari mereka berkata saat menemui dosen itu “Buk kenapa Roziah dapat C? dia yang paling pintar di kelas kami. Menulis lagi. Dia pemenang lomba cerpen dib alai pustaka kemaren. Kok dia dapat C.” Saat aku benar-benar tidak percaya kenapa aku dapat C. tapi kau diam saja. Ku imbas lagi peristiwa sepanjang aku belajar sama beliau. Aku pernah memprotes ajarannya tentang teori menulis. 
 
Dia berkata buat korangka tulisan dulu. Lalu tulis sesuai dengan kerangka. Lalu aku bicara. “buk itu teori lama buk” “gak, masih di pakai” “ia buk emang masih dipakai. Seiring berjalannya waktu semua ada perubahan. Ide tak pernah bisa di batasi. Kata penulis terkenal ‘Ahmad Tohari’ dalam pertemuan Konggres Cerpen Indonesia 2005 kemaren, beliau berkata ‘Tulis apa yang mau kau tulis. Jangan tentukan awalnya. Tapi mulai, tak perlu terlalu mengikut kerangka tulisan karena dia akan membatasi ide kreatifitas kita’ beliau pernah mengatakan demikian pada semua teman yang terpilih kemaren ada yang ingat.  Lalu aku bertanya pada seniorku. “Ibu itu tak suka diprotes, siap-siap ajalah dapat C.” Wah. Ini gak adil. Aku tidak mau protes. Entah kenapa aku yang terkenal dengan kritisnya, tiba-tiba jadi diam saja. Teman-teman pada heran. Aku berpikir saat itu “semua ini pasti ada hikmahnya.”

Rabu, 05 Oktober 2011

Rindu Pujy n Bapaknya


Rasa tak kangen tak terungkapkan kepada adekku tersayang. Dia kini jauh dari fisikku. Tapi dia selalu ada di hatiku. Ku tahu kenapa dia pindah dari rumah. Ku tahu dia begitu merindukan Bapaknya. Orang yang sangat menyayanginya selama ini. Tapi orang itu tak bisa lagi kami gapai. Dia sudah menjadi milik orang lain.

Terkadang kami ingin kembali ke saat itu. Tapi tak pernah bisa.... selalu saja gagal.

Ya Allah... Pertemukanlah kami dalam Rhidomu. Cinta dan kasih sayang yang kami miliki adalah titipan dari-Mu. Berikan kami peluang tuk mencairkan kebekuan yang ada dalam hati kami. Kami rindu

Rindu...

Rindu...

Rindu...

Kak Sayang Adek. Kak sayang Bapak.