Subuh menjelang azan, Dalaf menelphoneku. Baru aku mengerti persoalan apa yang menggetarkan hatiku di tempat Allah, Aku dan dia berbicara soal SK itu. Aku pikir karena aku rindu padanya. Aku juga berpikir lagi bersedih karena dia meninggalkanku.
Tapi ternyata tidak. Hatiku berdegup kencang kontak batin dengannya. Tubuhku terasa lapar semalam, bukan karena lapar akibat puasa. Tapi karena hatiku ikut merasakan apa yang dia rasakan.
Subuh ini aku tahu, dia terjatuh naik motor. Ya Allah... Hamba tidak bisa melukiskan apa yang terjadi. Tapi hamba merasakan dia sakit. Sakit itu menusuk hatiku, bukan karena disakiti tapi tersakiti saja hati ini. Ya Allah... kepada-Mu hamba berdoa. Lindungilah dia selalu.
Aku tidak bisa menahan rasa cemas semalam. Tapi aku juga tak punya keberanian menanyakan prihal dia yang sangat aku cintai ini, karena dia sudah menjadi milik sahabatku.
Sudah berapa hari aku tak melihat dirinya. Bagaimanakah kabarnya kini?
Rindu rasa hati. Tapi apakan daya. Tangan tak sepanjang jalan tuk menggapai bintang-bintang. Aku hanya bisa memilikinya di dalam hati dan memori otakku.
Tak bisa lagi aku mendekap tubuh itu, atau merenung masuk ke dalam mata indahnya. Aku hanya bisa bersabar, dan penolongku hanyalah SHALAT
Ya Allah, Jika aku telah melakukan perkara itu karena mencari ridha-Mu dan mencari wajahmu-Mu, maka bahagiakanlah hatiku dari kepahitan JADAM ini.
Semoga aku dan dirinya dekat dengan-Mu ya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar