Kamis, 27 Januari 2011

Tampang Yang tak bertunas


Sejak kau pergi dari hidupku, aku kehilangan energi untuk menulis. Bahkan aku tak lagi punya semangat. Aku tak mampu mengukir apa yang aku rasakan. Aku sempat jatuh cinta pada beberapa lelaki. Tapi tak bisa kucari dirimu di situ. Yang aku tau aku menginginkanmu, lebih dari yang semua orang tau.

FKIP...
Setiap hari aku berkubang dengan ilmu di sini. Tapi masih saja aku mencari keindahan tiada tara bersamamu. Aku tetap saja ingin melukis bintang2 yang dulu pernah kita hitung. Mengapa aku masih saja memikirkan dirimu? Padahal aku sudah tau kamu sudah menjadi milik orang lain.

Jujur.

Aku terkadang mengharapkanmu kembali. Walaupun dalam bentuk sampah. Ya sampai seperti itulah aku sebenarnya menerima kekurangan yang kau miliki sejak 2009 lalu.

Aku tau kau tak lagi menginginkanku. Aku tau pasti itu. Tapi masih saja aku mengingatmu dalam setiap doaku. Semakin besar keinginanku menjauhikan hati mengenangmu, semakin sering terkirim doa untuk.

Aku tak tau mengapa itu terjadi padaku

Tak ada alasan yang bisa kuterima dengan logikaku saat ini. Bukan berarti aku tidak bahagia menjali ini semua.

Mungkin inilah takdir. Seiring berjalannya waktu. Atas izin Allah SWT, suatu waktu kau akan lenyap dari ingatanku, walaupun tidak mudah.

Aku tetap akan bersemang sepeti matahari yang enggan meredup..

Sabtu, 15 Januari 2011

Mata kuliah yang akan saya ajarkan adalah Retorika, Bahasa Jurnalistik, Semantik, Sintaksis, dan Menbaca Lanjut....... sekarang aku disibukkan dengan mengoreksi ujian mahasiswa. Aku kadang kesal dengan mahasiswa yang telat mengumpulkan tugas...
Mata kuliah yang akan saya ajarkan adalah Retorika, Bahasa Jurnalistik, Semantik, Sintaksis, dan Menbaca Lanjut....... sekarang aku disibukkan dengan mengoreksi ujian mahasiswa. Aku kadang kesal dengan mahasiswa yang telat mengumpulkan tugas...

Selasa, 04 Januari 2011

Rindu

Assalamualaikum...

Sudah lama tidak kusapa sahabat2 pembaca Blogku....Aku barusaja terkurung dalam keadaan yang benar2 menghimpit batinku. Sungguh aku tak sanggup mendapat kabar yang benar-benar aku benci. aku tak kuasa akan semua ini. Mendengarnya saja aku tak sanggup, apalagi harus rela menjalaninya.

Kekuatan yang pernah muncul, haruskah segera terkuburkan? kadang aku tak pernah berhenti bertanya, apa salahku?

Tapi aku masih saja tak bisa merubah warna alami yang terjadi. Aku ingin sekali anggur yang pernah aku makan itu, masih bisa kunikmati lagi. Benci aku saat ini yang hanya mampu melihatnya terbungkus rapi. sedikitpun aku tak bisa menyentuhnya.

Kenapa keranda kematian itu yang menghampiri, meskipun aku sadar teman terdekat manusia adalah kematian.

kepada siapa lagi aku harus meluahkan rasa ini. siapa yang bisa tau, aku di sini terpuruk.

Aku benci harapan, apatalah lagi kenyataan. Setiap kali teringat, aku hanyabisa meneteskan air mata.

Tuhan...
Padamu aku bersujud, Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui..