Jumat, 30 September 2011

Cinta tak harus Memiliki



Ku sadari aku telah menyakiti hatimu. Melupakanmu sejenak demi kebahagiaan hati. Dirimu terhapuskan oleh kesengajaan aku menjelmakan sebuah sosok yang memberi keindahan Tuhan melalui keindahan cinta yang dijamahi olehnya ke ulur hatiku.

Dia memang lebih baik dari yang sebelum ini, Tapi ku baru menyadari dirimulah yang terbaik dalam hidupku. Sejauh mana aku melangkah tak pernah bosan engkau menungguku. Walau detak jantung berguruh setiap teringat dirinya, doamu tiada henti menyandarkan aku pada penat letih beban meniti hati. Aku yang terkadang melangkahkan kaki terlalu jauh meninggalkanmu, kau tetap di hadapan sajadah panjang bersabar menungguku kembali kepadamu, dalam lembaran penuh warna kehidupan, angan yang terpendam tak sempat terwujud, cita-cita keluarga sakinah belum tergapai, dengan usaha serta keriangan dan kesungguhan hatimu. Itulah arti dari cinta sejati.

Aku mencintai seseorang, tapi kau senantiasa mendoakanku walaupun ku telah tak berada disisimu dan telah mengkhianatimu.

Aku terlupa, kalau Tuhan menganugerah otak untuk berpikir, Allah juga memberikan kaki untuk berjalan menuju rumahnya, ku  diberi mata untuk melihat, tapi aku buta memandang kalau kau cukup sabar menantiku dengan kepastian dan kesederhanaanmu.

Allah menganugerahkan sekeping hati kepadaku, kupikir akan bersatu dengannya, akan tetapi kau tampak itu sekepingnya lagi di dalam alunan shalatmu. Padahal aku mencarinya, kau sudah ada memberinya, lalu aku mengabaikanya.

Sayang.. tak pernah kau meninggalkan aku. Kau tak pernah menyerah walau aku tikam dirimu dengan belati. Aku menyadarinya cinta sejati ku padanya, tapi cinta sejatimu padaku. Tak pernah kau berucap "Kau tidak mencintaiku lagi, meskipun aku tidak bisa melupaknnya. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan.

Kau berikan aku kepercayaan walau telah kukhianati dirimu. Aku belum bisa mengungkapkan cinta. Karena aku sendiri tak tahu artinya. Aku belum bisa melupakannya ketika kau minta aku untuk melupaknnya. Andai saja aku bisa, tentu aku telah, menerima lamaranmu ini. Allah menginginkanku bercinta dengan orang yang salah, sebelum bertemu denganmu. Kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia tersebut.

Memang sakit melihat orang yang kita cintai sedang berbahagia dengan orang lain tetapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita. Cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengan seseorang, dan lebih menyakitkan jika kita dilupakan oleh kekasih, tetapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila orang yang kita sayangi tidak tau apa yang sesungguhnya  kita rasakan. Yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta hanya menemukan bahwa dia bukan untuk kita dan kita sudah menghabiskan waktu yang banyak untuk orang yang tidak pernah menghargainya. kalau ia berkata tidak maka dia tidak akan pernah berkata iya setaun lagi ataupun sepuluh tahun lagi biarkan dia pergi. Cinta memang tak harus memiliki, kerena mencintai  berarti memberi dan tidak pernah meminta.

Rabu, 28 September 2011

Keletah Wanita Melayu 6 (Ketika ditiru)

Hari ini aku mulai mengajari mahasiswaku berjalan dengan gaya sebagai seorang guru. Hal ini aku lakukan untuk melatih kepercayaan diri mereka. Menjelang saat itu tiba, aku ingin mengisi hari-hariku untuk mahasiswaku.

Aku bahagia sekali hari ini, ketika melihat mahasiswaku meniru caraku mengajar. Setelah kutanyakan mengapa, Karena itu yang teringat. Mereka ingat caraku mengajar dan membuat mereka tertawa. Terima kasih ya Allah.

Setidaknya ada yang meneruskan caraku kelak di FKIP UIR tercinta ini. Setelah ku pergi nanti, kuingin caraku tetap tinggal di sini. Cara yang positif saja.

Wanita Melayu kalau mengajar harus memberikan kesan. Banyak senyum dan tak boleh marah. Tetap bersemangatlah mahasiswaku

Ibu selalu ada untuk kalian...


Selasa, 27 September 2011

Keletah Wanita Melayu 5 (Jika dibohongi)

Kenapa ya aku bosan? Ingin muntah. Muak. Kesal. Sebel. Arggggggggggggggggggg


Hmmmm. Hari ini sungguh tak mengenakkan. Sesuatu yang memuakkan. Penipuan yang dilakukan oleh mahasiswaku membuat darahku mendidih. Tapi aku tak bisa marah saat aku harus marah. Karena Wanita Melayu tidak boleh marah saat ia dibohongi. Seorang Wanita Melayu harus memaafkan semudah membalik telapak tangn saja.

Aku yakin ini pelajaran buat mahasiswaku yang sengaja mendera dan menjerumuskan aku pada lembah kerusakan karirku. Biar sajalah. Aku ikhlaskan saja. Karena aku tahu ini tidak akan lama.

Aku tetap berdoa untuknya semoga kembali menjadi orang yang selalu baik pad orang lain. Semoga Allah selalu memaafkan kesalahannya..

Kemaafan tetap kuulurkan dari hatiku melalu jabtan tangannya. Ku titip doa semoga ini kali terakhir dia melakukan salah.

Keletah Wanita Melayu 4 (Menjaga Hati)

Sekian lama aku tak menulis di sini. Bukan karena kesibukan atau kesedihan yang menyelimuti hidupku. Hal ini terjadi karena aku telupa terus mengisi pulsa modemku. Banyak hal yang ingin aku catatkan pada kesempatan meminjam laptop kak Ema untuk aku meluahkan rasa.

Dia kini telah menikah. Bahkan aku menghadiri pernikahannya. Tapi kenapa jantung ini masih saja bergetar setiap kali melihatnya. Degup yang sangat kencang. Aku tak mengerti. Kenapa tak ada yang berubah di hatiku sedikitpun. Entah sampai kapan aku harus merasakan ini. 

Allah. Hanya Engkau yang tahu apa yang terjadi pada  hati hamba.

Merindukan sesuatu yang tak boleh hamba rindukan. Menyayangi seseorang yang tak boleh hamba sayangi. Mencintai seseorang yang tak boleh hamba cintai. 

Engkau menganugerahkan kepada umatmu ucapan "Astagfirullah..." Kuucap itu setiap kali aku mengingatnya. Aku takut akan dosa ya Allah.

Tersenyum adalah caraku menghadapi semua penderitaan. Ya tak terucap olehku akan kesepian yang menderaku kini. Aku bersyukur karena pernah mengenalmu dan telah mencintaimu. Aku tetap bisa tersenyum dalam kerinduan hati yang tak bisa aku utarakan.

Aku mencintainya lebih dari yang pernah ia berikan. 

Setiap jiwa yang dekat denganku saat ini berbalik menyalahkannya karena tidak memilihku. Aku amat menyesal karena tidak dapat membelanya dari kata-kata mereka yang kusayangi. Mengapa tidak. Hanya aku saja yang tidak menyalahkanya. Hanya aku yang merasa tidak disakiti olehnya. Hanya aku saja memikirkan bahwa dia adil.

Aku berpikir. Dia sangat bijaksana karena tidak memilihku. Aku tahu dia melakukan itu semua demi Allah dan demi kebaikan diri serta keluarga besarnya. Aku bahkan tidak pernah meninggalkanya meskipun dia memintanya karena aku yakin dan percaya kelak kami akan bersama. Aku hanya mengatakan bahwa Aku mencintainya karena Allah.

Cinta sejati itu tak harus memiliki. Karena cinta sejati akan memberi walau tak diberi, selalu menerima walau tak diterima, akan setia memilih walau tak dipilih karena pilihan bukanlah pada apa-apa yang menjadi pilihan.

Ya Allah... Ku ingin menjaga hati ini untuk pangeran syurgaku karena-Mu.

Wanita Melayu pantang jika dikatakan perampas suami orang. Karena wanita Melayu punya harga diri. Engkau tau apa yang ada di balik qalbuku.

Selasa, 20 September 2011

Aku bersama Sakitku


Kekuatan hati adalah modal utama pelapang hatiku menerima sebuah hakekat kehidupan yang digariskan Allah kepadaku. Aku telah melakukan semua pintamu padaku. Yang jelas tak sedikit pun aku berpaling dari. Setiap detik yang aku punya tak henti memikirkan-Mu dan Daun yang selama ini melekat di hati.

Aku tak melakukan salah, tapi haruskan aku yang terhukum oleh hatiku sendiri? Tidak layakkah sebenarnya aku mendapatkan kebahagiaan itu?

Hanya Engkau yang Tahu semua ini ya Allah.

Selamat Jalan Sila Sazali



Kuceritakan sedikit kehidupanku bersama dua orang yang ada di kiri dan kananku.. Foto ini diambil ketika acara halal bi halal di rumah adek Faisal lelaki yang berbaju hitam. Kami sengaja hadir ke rumah itu untuk mengejutkan sahabatku yang bernama Sila Sazali (lelaki berkulit HITAM dan berbaju putih). Kebetulan malamnya di tidur dii rumah adek.

Mau taukan serunya cerita kami. Sebenarnya aku tak mau menceritakannya, takut nampak kejelekan sahabatku itu. Dia gak mandi ketika aku ke rumah itu. Ada untungnya dia berkulit hitam, jadi tak nampak daki yang menambah berat badannya. Akan tetapi sebantar lagi dia akan meninggalkan kami, haruslah aku tulis kenangan indah kami ketika bersama.

Hahahha. Aku terasa bahagia ketika menulis ini. Mereka membuat ku tertawa terbahak-bahak. Mereka menghiburku di saat aku terluka. Ya Allah, Limpahilah karunia-Mu kepada mereka-mereka orang yang sangat aku sayangi. Meraka banyak berjasa kepadaku selama ini. Sejak dari 2004 hingga sekarang.

Faisal misalnya, Tak pernah menolak ketika ku meminta bantuannya untuk hal apa saja. Tak bisa ku tulis karena aku tak pernah bisa mencata semua yang telah dia kerjakan buatku. Dia selalu datang tepat waktu ketika aku sakit, atau apa sajalah. Dia sudah ku anggap seperti adekku sendiri. Semoga suatu saat dia beneran jadi adekku ya. Amin Ya Allah.

Sebut saja namanya Peyek, nama ngetop dari sahabatku Sila Sazali. Dia seorang yang sangat lucu. Bagaimana tidak, semua orang yang mengenalinya akan tertawa ketika dia melawak. Namun sayang, dia jarang sekali ketawa dengan lelucon yang dia buat. Aneh ni lelaki. 

Kami bertiga hoby makan ayam penyet. 

Satu ketika, aku pulang dari Malaysia. Kami makan ayam penyet Putra Semarang, Sila yang traktir kami berempat ketika itu. Hahahah.. ada kejadian yang tak bisa kami lupakan. Faisal dan temanya ngerjain si Sila. 

Ketika sila pergi membayar, Ku dengar Faisal berbisik...

"Nyuci piring lah kawan."

"Maksudnya?"

"hhaha Mati."

Aku berpikir pasti ada yang tidak beres. Ternyata benar. Sila dikerjain oleh anak berdua tu. Akhirnya dari tempat kasir, sila memanggilku. Dia kelihatan malu sekali atas perbuatan kedua orang ini. Hmmm.. Tapi ujung-ujungnya kami tertawa keras-keras.

Faisal... Faisal, ada-ada saja adek ni.

Andai saja  aku bisa mengulang masa-masa indah itu selalu dalam hidupku. Tentu aku tidak parah dengan luka yang dititipka Daun padaku saat ini. Apatah lagi luka yang disertakan di lembaran undangan yang berwarna kuning kecoklat-coklatan itu.

Kini aku dan Faisal akan kehilangan Sila yang akan ke Selat Panjang. Meninggalkan kami semua. Ya Allah.. kami harus kehilangan seseorang yang berharga buat kami. Tak mungkin kami bisa menghalangi langkah Sila menuju sukses. Semoga dia sukses di sana.

Selamat Jalan Sahabat Sejatiku... Kenang daku dalam doamu..

Terima kasih Allah, Terima kasih Kanda, Terima kasih Sila, Terima kasih Faisal.

Senin, 19 September 2011

Selubung

Aku tertawa ketika hendak melaksanakan Shalat Asyar di sebuah rumah penduduk Kampar yang saat itu menjadi tempat aku beristirahat. Ketika aku meminjam mukena, meraka malah menamakannya sebagai SELUBUNG.

Entah apa yang lucu, aku pun tak tahu. Yang jelas istilah ini digunakan untuk menandakan orang-orang yang sedang menutupi sekuruh tubuhnya di saat tidur. Haha...

Tiba-tiba saja aku jadi teringat kampung halaman. Bapak dan Mak kadang tak jarang menarik selimut adek Amran yang sedang asyikt menikmati kantuknya dengan berselubung...

Akhinya aku dapat menyimpulkan bahwa makna kata SELUBUNG adalah sesuatu yang menutupi tubuh setelah pakaian.

Surat Undangan

Beberap a kali aku hatiku bertafaqur mencoba menghapus , lalu menggantikan nama Meysa menjadi Embun. Tapi tak pernah berhasil. Keadaan itu yang membawanya bersujud lama di hadapan sajadah hijau yang dulu selalu menjadi tempatnya berteduh.

Lalu ia mencoba membaca pesan yang ditulis oleh Daun dengan nama samarannya dalam pesan FB Mutiara Islam.

Jika kamu berharap Allah senantiasa menganugerahkan kepada mu apa-apa yang kamu cintai dan sukai maka hendaklah kamu senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah, sesungguhnya Allah tahu apa-apa yang ada di balik qalbu mu.

Ketahuilah sesungguhnya cinta sejati adalah nikmat dari Allah SWT, untuk itu gunkanlah bingkai yang dibenarkan oleh syariat, dan bingkai itu adalah pernikahan, itulah sunnah yang sesungguhnya.

Ku menutup kembali setelah aku membaca undangan yang kini mulai basah oleh tetesan permata bening yang tak tertahan oleh apapun lagi.

Itulah kenyataan yang harus ku telan kini. Membujuk hati yang lara agar selalu sabar menghadapi kenyataan pahit ini.

Mataku kini diterp perasaan katuk yang tak mampu aku tahankan. Sejak malam kemarin menandakan berita yang besar aku terima hari ini. Aku mulai mengajak mataku untuk menikmati kantuknya.

Peluk hamba ya Allah...



Jumat, 16 September 2011

Kletah Wanita Melayu 3


Walau pun cinta tak menghadirkan Daun padaku di dunia ini, pastilah cinta yang akan menyatukan kami di akhirat kelak. Siapapun yang kucintai kini, laksana menatang air yang penuh. Ku berhati-hati sewaktu mengunci kamarnya di hatiku kemarin, kini tak henti-hentinya aku mencintai. Siapa yang telah menjadi objek cintaku kini, akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta merupakan lelaki yang pertama kupeluk dan kucium dengan sadarku. Tidak ada yang akan mencabut diriku dari padanya. Tak juga ada tali pemisah hubungan kami.

9 Sembilan 20 sebelas. Aku sendirian di dunia ini, Pangeran Syurgaku. Diriku hayalah satu kerdipan mata dalam leksikon hari. Kesendirianku yang telah engkau tuliskan menjadikan aku semua pandang yang terjaga atau terlelap lebih dari HORIZON yang diberitakan pak Amir.

Semakin hari aku menjadi tak lagi selayang pandang. Menjelma bak telenovela berepisode yang tak pernah berhenti. Aku lebih garang dari lagu rock yang sebelum ini hanyalah lagu dangdut, karena aku adalah nassyid Opick yang mampu memukau triliunan umat di dunia ini. Sekelip mata saja lebih besar dari persetubuhan dirinya dengan sang istri.

Jika Khahlil Gibran pernah mengungkapkan “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” Aku bahkan lebih. Aku mencintainya lebih dekat dari kehadiran cahaya yang membanggakan matahari. Aku mencintai seperti leksikal yang tak sempat diucapkan oleh titik yang menjadikan kata sebagai kalimat. Begitulah aku mencintainya.

Aku mengikuti cintak yang berbelok-belok. Karena likuan-likuan itu adalaha sudut yang melahirkan keindahan cinta. Likuan adalah bentul lurus darti derajat yang sesungguhnya. Aku ikhlaskan semua yang terjadi. Aku pasrahkan pada-Nya yang telah menghadirkan rasa cinta itu. aku tak akan menyerah apalagi harus mengalah meskipun belati menimbulkan tikaman yang tajam pada garis-garis urat biru yang terlihat dipergelangan tanganku.

Ku yakin, belati-belati itu akan hancur oleh kuatnya cinta antara kami sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berkorban”

Aku tahu aku punya tujauan baik untuk, untuknya maupun Dia. Jika tidak baik aku tentu sudah melakukan cara yang tidak halal. Mesipun kami dipisahkan oleh alasan duniawi dan dann jarak skala alam. Aku masih saja mencintainya. Jiwa tetap ada di tangan cintaterus hidup sampai kematian datang dan menyeret kami kepada Allah Azza Wajalla.

Hentikan tangisanmu wahai Pangeran Syurgakuku. Berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Dengan keindahan cinta kita bisa meleraikan kusut benang yang menjaring penyatuan cinta kita.

Cinta tak perlu kau ucap dengan leksikal-leksikal dari leksion dan luar leksikon kita yang menjadikanya bahasa yang tidak memerlukan rayuan tapi kesetiaan hati, meskipun tak seorang pun tahu hati manusia lain.

Kita tidak boleh mengaggap cinta itu hanya sementara, karena kita akan tergolong siapa yang menganggap cinta itu sementara adalah orang paling bodoh. Karena yang sementara kata Ani-ani bukanlah cinta, karena cinta itu harus tulus.

Biarkan saja aku masih meneteskan permata bening ini karena masih peduli padamu yang kini menjadi miliknya. Izinkan aku setia menunggumu meskipun kepedulianmu terhadapku telah kau serahkan padanya.

Aku masih bisa tersenyum jika dirimu telah mencintainya dan aku turut berbahagia karena pilihan dirimu. Aku hanya ingin mengalir seperti air, terbang bebas bak beburung. Karena aku ingat bahwa aku telah menemukan cintaku yang sesungguhnya dan kehilangannya. Ketika api cinta ini kau padamkan, maka aku tak akan padam bersamanya karena wanita shaleha bukan wanita yang bersedih ketika kekasihnya menjadi milik orang lain, tatapi wanita yang tetap ikhlas melepaskan kebahgiaannya untuk kepentingan orang yang dicintainya meskipun dia punya setriliun cara mendapatkan Pangeran Syurganya. Begitulah kletah Wanita Melayu jika dia tidak dipilih untuk dijadikan istri.

Keletah Wanita Melayu 2

Hanya Aku dan Allah saja yang tahu betapa besar rinduku buat orang yang kini sudah jadi milik orang lain. Tapi apalah dayaku hanya bisa memendam dan menambatnya jauh ke dasar hati. Agar satu pun tak ada yang tahu.

Wanita Melayu sepertiku paling tidak suka dianggap sebagai pengemis. Apatah lagi analogi itu berasal dari orang yang pernah mencintainya dulu. Pantang baginya mengemis kasih orang.



Senyumnya saja mengibarat selalu rasa syukur yang selalu diucapkan kepada Sang Pencipta.

Wanita Melayu kini hanya tersenyum dalam luka. Mengagumi dan menyayangi seseorang yang tak lagi menjadi miliknya.

Tapi Wanita Melayu ini punya satu keyakinan yang tak bisa dibantah oleh apapun selain Allah. Ia berkeyakinan bahwa "Manusia di dunia ini milik Allah." Tak ada kepemilikan sesama manusia itu kekakl atas izin Allah.

Apapun bisa terjadi.

Tak pun di dunia tempat mendapat, Akhirat itu pasti ada pelung jika hidup diisi dengan ibadah dan pendekatan diri pada Allah.

Keletah wanita Melayu 1


Tengoklah tu Wanita Melayu yang satu ni. Bukannye nak pergi Berhari Raya, tapi nak bergaye pulak. Keletahnye dia...

Bedua beradik bergaya macam tukang fahsen pulak. Satu sampeng kanan satu lagi samgping kiri same-same berlagak cekak pinggang pulak. Tak tahulah ape yang nak jadi.

Sebenarnye itulah kerenah Wanita Melayu yang lagi patah hati. menghibur diri dengan berphose-phose. Asalkan ada kamera saja, tak lupalah wajah dia nak ikut...

satu kelurga sama saje suka bergaye. Tengoklah ni ha... bergaye sakan dengan keluarga


Konon nak lepaskan geram dengan semua-semua penat yang mendera hatinya.. Hingga dia menghibur diri bersama keluarga tercinta. Dia selalu menjalin silaturahmi ke sesama kelurga.

Kalu hari raya, Wanita Melayu akan berkeliling menuju rumah-rumah sauaranya. Sampai keliling Bengkalis tu. Lihat sajalah! Tak kira rumah Atok, Nenek, Pakcik, Makcik, sepupu, Anak-kemanak, adek-adek... pokoknya semua saudara akan dikunjunginya.

Allah Peluk hamba

Ku seperti bercinta dengan tahajjudku kini yang mengutuskan damai dari Allah Azza Wajalla. Aku nikmati kalimah-kalimah ini tuk mentedehkan hatiku yang tengah tersakitkan oleh sesuatu hal.

Kini aku harus tegas dengan semua keadaan hatiku, berupaya untuk membujuknya agar menjadi suara deduan yang kan hilang di tiup angin.

Akan aku lakukan semua permintannya secara perlahan tapi pasti. Aku lakukan ini untuk mencapai Ridho-Mu ya Rabb.

Jika dulu aku pernah mempercayai dan mengharapi sebuah janji manis yang dilontarkan olehnya yang sangat aku cinta, maka ikhlaskan diriku untuk janji yang begitu sulit tuk dipenuhi. Biarlah kelak dia akan mempertanggungjawabkan janjinya di hadapan-Mu kelak.

Ya Allah... Kebahagiaan hati ini, adalah pemberinmu. Sabarkanlah hatiku menerima semua batasan hati yang tak mampu hamba tembus. Peluk hamba ketika hamba butuh kaih sayang. Hanya pada-Mu hamba berharap.

Kamis, 15 September 2011

Ku Titip Al-Fatiha buat Ibu Jasmaidar

Ku tak pernah mengenalmu

Ku tak pernah berjabat tangan dengan

Tapi segenapku rindu padamu

Lebih dari aku merindukan anakmu yang tak boleh ku rindu saat ini

Ibu.. ingin ku sapa dirimu dalam tidumu yang panjang itu

Ku kirim saja suara hati penatku padamu agar ibu tahu aku rindu.

Aku tak tahu pada siapaku mengadu selain padamu dan Allah yang satu.

Tak mungkin juga pada ibuku, yang nanti bisa menyalahkan anakmu

Ibu.. inginku mengunjungimu di tempat itu.

Tapi aku tak punya siapa-siapa ibu...

Malam jumat ini, Ku hadiahkanmu Al-fatiha. Ingin kusiram pusaramu dengan cinta dan kasih sayangku yang telah terhalang kini

Ibu... ku ingin segera menyusulmu... bertemu denganmu di syurga itu sambil menunggu anakmu yang mencuri hatiku itu

Teringin (Shima)

Sesekali ku rasa teringin melewati hatimu yang dingin

Mendengar keluh resah

Semenjak kau kehilanganku

Tiap kali kucuba hampiri

Makin deras degup jantung ini

Di ranjang kian sepi

Ku sendiri

Sesungguhnya tewas mengahadapi

Malah ku akui sepi menghantui

Paling tidak berilah ku peluang

Ku berterus terang.

Ada kala ku rasa teringin bermesra denganmu bagai waktu dulu.

Tapi bilakah semua ini, akan jadi pasti. bukan lagi mimpi

Kasihani diriku

Ku wanita dengan air mata bukan untuk meminta simpati

Sekadar melepaskan rasa hati

Aku Sakit

aarrrrrghhhhhhhhhhhhhh..

Arrrrgggghhhhhhhhhhhhhhhh

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Aku sakit.

Allah...

Astagfirullah...

tak Punya Ide

Sejak kau pergi tak ada lagi gairahku tuk menulis. Semua menjadi semu bagaikan tak bernafas. Kenapa hati ini masih saja menuntut janji yang telah kau lafaskan. Walau aku tahu, semua itu sulit untuk dilakukan. Kenapa aku masih saja berharap. Huft...

Dia bohong kali ini

Ya Allah...

Ajari hamba bagaimana bersabar menghadapi persoalan hati  dari barisan-barisan masalah yang telah hamba hadapi. Bukan hamba tidak bersyukur dengan kehadiran dera yang menghimpit jiwa hamba saat ini. Tapi hamba tak sanggup saja menahan semua ini.

Dia begitu berarti bagiku.

Kali ini dia mencoba mengajari aku dengan sebuah keyakinan "kelak aku bisa membuka hatiku untuk pria lain." berkali-kali dia meyakinkakn aku.

Hamba ingin bertanya kepada-Mu ya Allah...

"Apa dia berbohong pada hamba?"

Hamba tak percaya. Sungguh tidak percaya. Dia mengatakan itu. Dia berbohong kali ini.

Alangkah sedihnya hamba.

Aku

Pergilah!

Aku semaki buas dengan tikaman-tikam luka yang diiris Dalaf pada ulu hatiku. Malam tadi saja misalnya dia mengatakan

"Apa perlu kanda melakukan sebuah kesalahan besar agar dinda bisa membuka hati buat orang lain."

Ya Allah... Maafkanlah diriku yang telah hadir dalam kehidupannya. Kini aku terasa seakan merepotkannya oleh rasa cinta untuknya. Harusnya aku sadar saat dia bicara tadi malam. Aku bukan lagi miliknya.

Ya Allah. Tariklah semua cinta yang aku punya buat dia selama ini. Biar saja aku menikmati tikaman luka yang dia berikan saat aku tak berdaya dan terhina begini. Ketika semalam dosen FKIP menggosipkanku di Musalha yang dah lama tak kukunjungi.

Aku tak merasa sedih, ketika semua mereka menjelek-jelekkan diriku, lalu memuja Meysa dan Dalaf.

Aku terasa sendiri dengan keadaan sore semalam yang memboyong kesedihan akibat ucapan-ucapan itu. Biarlah aku terluka.

Apa yang harus aku lakukan ya Allah.

Malam ini aku tahu satu hal. Dalaf terasa bimbang dengan keadaanku yang sekarang. Membuka diri dan menutup hati.

Aku mersa menjadi orang yang paling tak berguna, ketika orang yang aku sayang harus bimbang dengan keadaanku. Hingga dia ingin melakukan kesalahan besar.

KETIKA DIA MENIKAH DENGAN ORANG LAIN, IKHLAS BAGIKU ITU BUKAN KESALAHANNYA. ADALAKAH YANG LEBIH BESAR DARI ITU?

Jika kelak memang ada, anggap saja itu bukan kesalahan. Bukan aku tak rasional lagi. Bukan. Sekali-kali bukan.

Aku tak terbiasa menyalahkan orang lain, termasuk musuhku sekalipun. Apatah lagi dia yang aku cinta.

Jika dia risau dengan keadaanku, itu berarti dia telah meniadakan aku dalam kisah cintanya lagi.

Jika dengan sadar dia meminta aku membuka hati, haruskah aku melakukan itu? Haruskah aku memaksa diri untuk itu? Bukan itu bisa berlaku secara alami tanpa paksaan.

Pangeran Syurgaku jika rasa ini membuatmu terganggu, abaikanlah aku. Lupakan sajalah aku. Anggap aku tak pernah ada dalam hidupmu. Bila perlu anggap aku tak pernah ada di dunia ini. Seperti Yang dilakukan Mawar terhadapmu.

Aku ikhlas dengan semua itu, karena ku tau siapa aku. Aku juga tahu siapa aku di sisimu kini. Mungkin lebih hina dari seorang penyelingkuh. Aku tak akan membuat dirimu merasa berdosa lagi.

Biarlah aku di sini. Memujuk hati ini. Kelak akan ku temukan obat hati.

Pergilah bersamany! Anggap dirimu tak pernanh mengenalku. Anggap saja aku tak pernah lahir untukmu.

Rabu, 14 September 2011

Berjabat Tangan dengan Meysa

Aku sedang tersenyum akibat ulah mahasiswaku yang belajar mata kuliah belajar dan pembelajaran. Usai ngajar aku juga masih menyisakan senyuman seperti biasa yang aku lakukan

Selasa, 13 September 2011

Doa Penghibur diri untuk pangeran Syurgaku...

Assalammu'alaikum Wr... Wb...

Bagaimana calon suami yang dipilih Allah untukku? Mungkinkah lagi tersenyum Menanti aku yang ada tak bisa Dirimu dekati, atau menantiku yang jauh atau bisa jadi sedang berdoa kepada Allah ya Rahman untuk mengubah takdirnya untuk aku jadi milikmu. Sayangku... Percayalah Allah selalu bersama kita
Pangeran Syurgaku. Masihkah setia dirimu menantiku sambil menengadahkan tangan berharap limpahan Allah mendekatkan kita?

Mungkinkah penantian ini membuat dirimu jemu, seperti jemunya bunga pada tangkainya? Aku pikir tidak untuk yang satu ini, dirimu seperti jengkol yang tak pernah mau berpisah dari tangkainya. Seperti pepatah Melayu mengatakan “Tangkai Jering”

Aku yakin dirimu menganggap penantian ini sebagai hal yang 'TERINDAH' Dirimu tahu bagiku, menanti adalah hal TERINDAH. Kita bisa memetik banyak keuntungan dan meraut kebahagiaan yang tertunda. Banya hal yang bisa kita lakukan Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat , Seperti diriku yang mengisi hari dengan menulis.

Menanti bisa membawa kita melihat ke atas. Melihat Bulan dan bintang. Selain menghilangkan rindu merenungkan keagungan ciptaan Allah yang tak terbayar oleh otak kita. Lihatlah sayang! Apa yang ada di sekeliling tempat dirimu menanti Allah meletakkku di sampingmu kelak.

Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih. Sendiri itu nikmat. Kita punya banyak waktu untuk berkarya dan melakukan kreatifitas. Aku mengenalnya menunggumu menjadi suamiku adalah ajang kreatifitasku.

Maafkan aku wahai pangeran syurgaku yang kini masih belum menghampirimu. Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bahkan aku tak berniat menunda. Kita Cuma belum matang. Allah meminta kita belajar dari takdir yang ada.
Di tempat Dirimu menapaki diri saat sekarang, tak usah Dirimu resah apatah lagi gundah yang menggendong gelisah. Aku menyadari kepergianmu ke sana telah meninggalkan kesan betapa rindunya dirimu akan kehadiranku dalam tidur dan jagamu di hari-harimu serta malam-malammu. Unggu telah menciptakan lagu untuk kita “Percayalah padaku”

Sayangku yang akan dipilih Allah mendampingiku.. Aku sebenarnya sudah rindu padamu. Yakinlah.. setiap hari bertambah, maka akan waktu pertemuan huruf kita akan segera terjadi. Dan tiada siapa yang boleh menghalaginya. Karena tiada tali pemisah hubungan kita.

Percayalah padaku

Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang. Jalan ini masih panjang, banyak hal yang menghadang. Aku yang baru belajar arti kecewa. Kecewa akibat ditinggalkan oleh cinta yang kini mengajarkan aku untuk tidak akan pernah menyia-nyiakan ketulusan yang Dirimu hadiahkan padaku kelak. Aku takkan biarkan dirimu terluka, apatah lagi berdarah. Karena cinta itu bukan untuk menyakiti. Mencintai berarti memiliki, karena kepemilikan adalah bukti dari cinta sejati yang dititip Illahi. Tapi jika aku terlupa dan mengkhianati, jangan berhenti menasehati diri ini.
Oh. Labuhan hati tempat rebahan hati ini. Aku menadaimu dirimu dalam lirik-lirik lagu yang tak bisa kunyanyikan. Sedetik tiada tersisakan hingga lonjakan hati tak mampu kuhindarkan. Berangan tentang keindahan sekelibat bayangan kemanjaa sebongkah kisah harapan untuk masa depan kita dan anak-anak kita. Percayalah syurgaku. Allah menjadikan hatiku setegar karang yang tidak akan terkikis oleh gelombang-gelombang Tsunamipun. Meskipun cobaan datang dan pergi ibarat air yang terus mengalir mencoba membunuh karang dari panjang jalan perjuangan, rasa kasih sayang yang tak hanya menyembunyikan sebuah kegelisahan.

Oh...Labuhan hatiku...

Aku saja tak menangis. Kenapa kini Dirimu pergi jauh hanya untuk membuang keperihan yang tak sengaja aku lakukan. Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu
Percayalah pada Rabb-mu, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir. Yakinlah...saat itu pasti 'kan tiba. Dirimu tetap pangeran tertampan dan lelaki TEROMANTIS yang aku punya. Aku akan bahagia karena melilikimu karena Imanmu yang menyirami aura Syurga.
Bersabarlah sayang...sampai saatnya nanti aku benar-benar siap. Pernikahan tak dibangun dalam sebulan, tapi ia bisa hancur dalam sedetik.

Matahariku. Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu. Mintalah rezeki kasih syurga di dunia, Syurga di akhirat dan syurga dalam cinta di setiap Duhamu.

Bersabarlah penghadiah sayangku. Kembalilah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya

Jika memang Dirimu tak sempat bertemu diriku, apatah lagi jika Dirimu merindukan diriku. Sungguh...itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci Dirimu menjadi pengeranku di syurga Allah kelak. Meskipun di dunia tiada kepemilikan dalam ikatan pernikahan, tapi tetaplah sama dalam cinta Allah.

Skenario Allah adalah skenario terbaik. Karena kita tak lebih besar dari setitis air di lautan. Allah pasti tahu kenapa kita diletakkan-Nya di tempat terbaik itu. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang menyulam hari mendatang

Pangeranku.. ingin ku katakan padamu..

Kumerinduiku, ku bersabar menanti saat indah jelan penyatuan cinta kita dalam ikatan pernikahan itu.

Aku di sini dalam keadaan baik-baik saja dengan limpahan karenia dan keberkahan Allah. Tida aku lelah menantimu berkelana. Menantimu menyusuri jalan lurus yang berbelok-belok. Karena setiap belokan itu berarti lurus bagiku. Aku tau dirimu telah menjadikan janji itu sebagai kompas. Aku tiada lelah menantimu yang kini lagi menikmati hangatnya perapian sambil meneguk manisnya teh hangat yang disuguhi oleh bidadarimu yang pertama Dirimu pilih utntuk menemanimu di syurga kelak. Aku tetap bertahan menanti karena aku percaya Dirimu tidak bersalah dalam ketidakbersamaan kita di dunia yang sementara ini

Bila waktu itu telah tiba, akan aku kenakanlah mahkota itu, dan kenakanlah gaun indah itu meskipun tak berjahit. Biarlah aku pergi dulu menantimu di syurga yang telah kita impikan di dalam doa kita.
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir akibat rindu yang terhalang. Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera akibat rasa cinta yang tak bisa aku nyatakan seperti biasa saat Dirimu sendiri saja. Ku nikmati kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang yang biasa kita lakukan setiap kebersamaan malam kita kemarin. Cinta membuat hati terasa terpotong-potong Jika di ata sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang. Karena aku telah memilihmu maka akan ku tunggu sampai dirimu datang

Akan kuawali hari-hari kesendirianku dengan tasbih, tahmid dan shalawat dan mendo'akanmu agar Dirimu selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya

Aku tak pernah berharap, Dirimu 'kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini

Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini Mungkin Dirimu tak pernah sadar betapa mudahnya Dirimu 'tuk dikagumi. Akulah orang yang telah bersedian dan setia selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu

Pangeran Syurgaku...

Ku hanya bisa mengagumimu dan merindukanmu meskipun rindu terlarang. Aku tetap berharap, terus berharap. Berharap aku 'kan segera datang. Tak akan pernah berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat ku tetap hidup

Bila Dirimu jadi suamiki kelak. jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku Dirimu 'kan selalu mencintaiku Hanya Dirimu yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit, harus kudapatkan

Jika tidak kudapat di dunia, maka ku kejar dengan doa menanti di surga

Aku tau cintamu tak hanya buat aku. Kau ibarat kumbang yang tak hinggap di satu tempat. Aku tahu itu, meskipun rasa cemburu menderku ketika itu. Aku tak takut meskipun dirimu terlalu liar. Aku tahu sayang Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egomu. Kau tak memilihku bukan bentuk kesalahan dan kekejamanmu, tapi hanyalah ketidak berdayaanmu melawan takadir Allah yang satu. Keliaranmu yang dinilai oleh sekian banyak bunga yang kau hinggapi hanyalah bentuk pelarian perasaanmu. Sayangku..dan sikapmu yang memunculkan ketulusanmu telah meluluhkan jiwaku. Sejak awal aku telah mengertimu.
Ya Allah...

Kurangkai doa ini..

Ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini. Ringankan langkahku. Beri aku kekuatan dan kemampuan tuk mengekalkan dan menyembunyikan cinta ini dari pengetahuannya. Ku mencintainya karena-Mu. Aamiin... Biarkan aku di sini mengagungkan kalimah-Mu

Wassalamu'alaikum Wr... Wb...

Senin, 12 September 2011

dari mario teguh

Apa pun kesulitan yang Anda hadapi dalam kehidupan ini, tidak cukup kuat untuk menggagalkan Anda, kecuali jika Anda menyerah dan berhenti.
Kesalahan memberikan kesempatan untuk memulai lagi dan meneruskan dengan kesungguhan baru dan cara yang terperbaiki.
Janganlah berkecil hati dengan kesulitan Anda, dan janganlah merasa rendah karena melihat keberhasilan orang lain.
Segala sesuatu ada waktunya.
Bersabarlah.
Waktu Anda akan datang.
Tetaplah memanjakan hati Anda kepada Tuhan.
Mario Teguh

Kusut tak terurai

Bungalah padi bunga kiambang
buat hiasan di taman bunga
buahlah hati kekasih orang
hamba menumpang gembira saja

tenang-tenanglah air di laut
sampan kolek mudik ke tangjung
hati terkenang mulut menyebut
budi yang baik saya nak junjung





Tak lagi berarti jika aku meneteskan air mata saat melihat foto ini. Entah apa yang ada dalam hati ini. Benar-benar terjadi hal yang tak sanggup aku bayangkan.

Ya Allah... Aku tetap bersyukur dengan semua ini.

Peluk aku Ya Allah. Ada kemudahan dibalik kesulitan.


Sabtu, 10 September 2011

Apakah DANAU, jika tak ada air di dalamnya?

"Kanda jalan Yuk."

"Ayuk. Kemana?"

"Kemana aja boleh. Yang penting jauh aja dari Pekanbaru."

"Oke. Nanti kanda jemput."

"Ya dinda di UR. Ikut Seminar."

"Jam berapa selesai?"

"12 gitulah."

"Ia sayang."

Kami dipertemukan di parkiran Masjid Ar-faunnas UR. memulai perjalanan setelah selesai shalt Zuhur.

Keadaan panas yang menghitami kulit tak begitu terasa, karena indahnya kebersamaan kami yang kian lama terpisah oleh status yang berbeda. Aku memeluknya sambil dia menggenggam lembut jemari tanganku, bahkan sesekali terkadang dia mengankatdan mencium tanganku. Seperti yang berlaku di setiap pertemuan istimewa kami.

Ketika aku mencoba melepaskan gengaman tangan itu, tiba-tiba saja motor kesayangan kami masuk ke dalam lobang. Aku kaget. Aku sedikit ketakutan."

"Sayang takut?... Peluk Kanda. Jangan dilepas."

"Kok tahu? ia sayang, dinda gak akan lepas."

Kami melawati pemandang hijau nan indah. Serasa angin yang disertai debu menyapa lembut pipi kami. Meskipun berpuasa, tak mengurungkan niat kami tuk terus melanjutkan perjalanan.

Singkat cerita, kami sampai di candi muara takus berkat bantuan seorang pakcik yang kami tanya di jalan itu.

"Semoga aja pakcik itu bukan saudara Meysa ya dinda."

"Maksud?"

"Ia. inikan kampung Meysa. Ini daerah kekuasaan Meysa ni dinda."

"Oh ya gitu. Semoga bukan kelurganya ya sayang."

Tiba di Candi Muara Takus kabupaten Kampar, aku teringat sebuah danau yang dulu sangat indah. Lalu aku mengajaknya ke sana. Kami dikejar oleh penjaga candi yang meminta bayaran Rp.20.000,-. Tiba di danau, aku sedikit kecewa karena airnya kering. Hmmm.. kami yang sama-sama buta pengetahuan tentang keberadaan air akibat PLTA yang diatur oleh listik yang dibutuhkan penduduk.

Kekcewaan kami terobati oleh keberhasilan kami memijakkan kaki ke dalam danau itu. Aneh memang kejadian yang jarang terjadi dalam pikiran kami ini. haha.. Kekuatan CINTA membuat kami berhasil menempuh danau. Mulai danau Toba sampau danau di candi Muara Takus. ingat aku ucapan Dalaf ketika itu.

"Wah... hahhaah.. Hebat kita ni dinda."

"Ia kanda. Kita hebat. Bisa masuk dalam Danau."

"Wah... hebat ya dinda."

"Lucu kan sayang."

"Tu kan dinda pakai bahasa kanda."

"Hmmm. Kanda memang hebat. Apa pula tidak. Ngangkat pohon getah aja bisa, apatah lagi masuk danau."

"ehMMmmmm. Sayang."

Kami berbicara sebentar dengan pakcik yang hendak mencari ikan dengan menggunakan sampan. Darinya kami tahu bahwa bumi yang terinjak oleh kaki kami ada tanah danau.

Kami melaju dengan bahagia. Melewati semesta yang mengiringi perjalanan panjang kami. Berhenti di candi muara takus. Sampai waktu Asyar. Kami kesulitan mendapatkan air. Setelah keliling sekitar Mushalla, kami mendapat tahu harus berwudhu di sungai yang tadi kami pergi. Melangkah dengan kehitunag detak kaki, menuntun kuat keinginan. Akhirnya kami mendapatkan air yang kami butuhkan. Usai berwhudu aku duluan naik ke atas, menunggunya di tebing. Kami istrahat sebentar. Berbaring di balai atau dermaga kecil itu.

"Kanda.. indahnya kalau kita bisa melihat bintang kita ya sayang."

"Ia ya dinda."

"Ayuklah kanda. Nanti dinda kentut pulak."

"Haaaaa.. Dinda bisa aja. Ayuk sayang."

Aku duluan melangkah, Dalaf mampir sebentar di buayan. Aneh terasa olehku. Aku tak seperti biasanya berjalan tak bisa melihat ke belakang. Tapi kali ini. Aku merasa membutuhkannya. Aku harus memperhatikannya. Aku memutar badan melihatnya. Rupanya dalaf juga sedang menatapku dari jau. Akupun tertunduk malu. Mengrtilah aku, bahwa rasa kekhawatiran kami sama.

Aku hampir tiba di Mushalla tika Dalaf jauh tertinggal olehku. Ku melihat ke hadapan, selan 1 menit di sudah mendhuluiku lalu menungguku. Inilah hal yang aku pahami sebagai kekuatan dalam CINTA. Dia akan mengjarku, kemanpun aku pergi. Katanya. "Kanda tak mau dinda tinggalin."

Kami shalat berjamaah. Lalu berdoa bersama. Usai shalat kami memperhatikan air yang ada dlam botol aqua yang kami ambil dari sungai tadi. sambil memperhatikan botol itu, dia menghampiriku. Lalu di berbaring di pahaku. Masih sempat aku memanjakannya. Kami saling berdekapan ketika itu. Tatap di batas ya wajar. Kini semua itu masih segar dalam ingatanku. Sulit untuk ku lupakan.

Suasana redup mengajak kami mengelilingi kemegahan Candi terpenting sebagai peninggalan  sejarah di Riau ini. Tak asa kami menahan gejolak yang membuncah di dada. Karena puasa saja. Jika tidak tak tahulah apa yang terjadi. Kmi berfoto bersama. Dan membuat sebuah vidio.

Kami pulang menyusuri jalan yang kami lalui tadi.

berbuka puasa di rumah seorang warga yang sudah lupa nama tempatnya. Kami shalt Magrib di Masjid sebelah itu. Masjid yang sangat esar dan cantik, tapi kelihatan sangat sedikit jamaah yang ada. boleh dikatakan lengang. Kami tidak makan di warung itu, karena dia berniat mau mengjakku makan kepala ikan di Salo.

Sesuatu telah berlaku. Usai berpuasa. Kami menglalami hal yang tak sanggup kami pikirkan sebelum dan sesudah kami menjalani itu. Sesuadah kami menikmati itu. Sesuatu hal yang sangat indah jika dikenang, dan sangat menegangkan kalau diingat. Tak percaya ianya terjadi pada jiwa kami berdua. Aku dan dia wajib menikmatinya. Aneh memang.

"Dinda... Tadi ada jalan yang berlobang seperti ini sayang."

"Ada kanda."

"Ooo/ Ya lah."

satu jam berlalu. Kami meneruskan perjalanan kami. Lalu aku mencoba mengingat di waku siang tadi. Aku tak ada melihat lalang dan bebunganya di samping kiriku hingga memaksaku berbicara.

"Kandaaaa.. Tadi perasaan tak ada lalang kayak gini kanda."

"Kita di sebelah kanan sayang. "

"Iya ya kanda."

Memang benar lalang itu hanya ada di sebelah kiri perjalanan pulang kami.

kami melaju terus

Terus.

Terus.

Terus.

4 kali masuk lubang.

Bertemulah dengan sesuatu yang membuat kami yakin kami tersesat. Spontan kami berucap

"SAYANG.. PERASAAN TADI GAK ADA POHON SAWIT." Kalimat yang serentak kami ucapkan.

Lalu kami melajutkan terus perjalanan kami. Terlihatlah tiga plank nama jalan.

1. Pasir Pangaraian

2. Dumai

3. Pekanbaru.

Kesimpulan. Kami tersesat sampai ke Pasir. Sekitar tiga puluh menit kami sampai di pasar Rohul.

Kami masih menyusuri perjalanan lurus yang panjang itu

"Dindaaaa.. Panjangnya jalan ni lagi."

"Sabar sayang. Pilih jalan panjang atau jalan buntu?"

Perut Lapar. Rumah makan tak kelihatan. Ya Allah. Tak terbayang akan seperti ini.

"Allah mengabulkan doa dinda untuk pergi jauh."

"Ya kanda."

"Memang jauh kanda."

Kami tetap saling berdekapan di atas motor itu. Tak satupun ada henti. Aku taku akan masuk lbuk lagi. Diapun tak memberi kesempatan aku untuk lari dari gengaman tangannya.

Kekuatan dan keberanian atas cinta yang kami miliki, akhirnya kami sampai juga ke Garuda sakti Pekanbaru.

Aku teingat ucapanya

"MERDEKA."

"Alhamdulillah."

Ini baru dikatakan tantangan.. Ya Allah. Senangnya hati kanda. Bebas. Merdaka. Dia tanpa sadar memeluk dan mencium keningku di Bakso muda-mudi Panam..

Kami saling menggenggam erat tangan kami. sambil melunjurkan kaki. Tak tau sudsh pukl berapa kami sampai. Pasti sudah tanggal 17 Agustus 2011. Kemerdekaan yang kmi rayakan di jalan. Pengalaman yang tak terlupakan.


Kini tinggal kenangn saja. Dalaf telah pergi bersama Meysa. Aku rindu padanya. Dan cukup aku saja yang tahu.