Kamis, 04 Agustus 2011

Pendekap Jaket Hitam yang Halal

Seharian hujan. Tak muncul sekalipun raja siang. Hujan hari ini adalah suara hatiku yang terpuruk. Hujan melambangkan tumpahnya air mataku.

Aku tak suka hujan. Karena dingin akan menusuk seluruh jantungku. Apalagi dingin yang kini singgah di hatiku. Benar-benar membuat aku kacau.

Selara makan tak sedikitpun singgah. Kantuk matapun lari dari hidupku. Aku menjadi terasing dalam kesendirianku.

Keadaan yang begini membuat aku membutuhkan garpu yang biasanya memasangkan jaket hitam itu sambil mendekap tubuhku.

Bahkan jemari garpu itu menggenggam erat tanganku yang menggumpal.

Pemasang jaket hitam itu adalah sosok yang amat aku rindukan. Tapi dia tak boleh aku rindukan. Dia kini menjadi milik orang lain. Ya Allah... cobaan ini begitu berat. Apakah hamba terlalu cengeng.

Apakah salah hamba menginginkan tubuh yang kini nulai dimiliki oleh insan lain yang hampir terwujud dengan pernikahan. Ya Allah. Bagaimana aku bisa kuat, Jika sebentar lagi dia akan menikah dengan orang lain. Aku belum bisa ya Allah.

YA ALLAH..
Engkau adalah pembuat takdir. Satu pinta hamba.. hamba Membutuhkannya menjadi pemakai jaket yang halal dalam hidupku, menunggu waktu itu tiba. Amin.. Ya ALLAH... YA Rahman.. Ya Rahim.. Ya Allah Ya Latif.. Ya Allah Ya Syifa...Ya Allah Ya Latif.. Ya Alllah Ya Latif...

Tidak ada komentar: