Kamis, 30 Juni 2011

KANGEN

BARU SEMALAM SAJA AKU TAK MELIHAT WUJUDMU, AKU MERASAKAN RINDU YANG BEGITU DALAM.

ENTAH KEPADA SIAPA HENDAK AKU SUARAKAN KERIASUAN HATIKU PADA KETIDAKHADIRANMU DALAM HARI DAN MALAMKU.

DALAF...

AKU TAK BISA BEGINI. ADA RASA RINDU YANG BEGITU DALAM.

AKU INGIN MEMELUKMU SEPERTI AKU MEMLUK GULING INI.

DINDA INGIN KANDA MENYUAPKAN DINDA MAKAN. SEPERTI HAL BIASA YANG KANDA LAKUKAN SETIAP KALI KITA MAKAN.

KANDA MANJAKAN DINDA.

SUNGGUH AKU TAK SANGGUP SAYANG...

KEMANA SAJA LANGKAHKU AKU MELIHAT KERINDUAN AKU YANG MENGGUNYAM SELURUH NADIKU.

AKU HANYA BISA MENCIUM CINCIN YANG KAU BERIKAN INI. ATAU SEKALI-KALI AKU MENCOBA MENGGARIS WAJAHMU DI GELAS KESAYANGANKU. SAMBIL MENCOBA MELIHAT MATAMU JAUH KE DASAR HATIMU.

SAYANG ...

CEPATLAH KAU HADIR MEMBAWAKU SEKUNTUM RINDU YANG TAK BOLEH KAU BAGI DENGAN SIAPAPUN.

Rabu, 29 Juni 2011

SIRIH PINANG KA PRODI

Sewaktu SMA aku adalah orang yang terbiasa memberi sirih kepada para pemimpin. Karena aku adalah seorang penari.

Dulu senang sekali dapat memberikan sirih kepada pemimpin tersebut. Tapi ternyata dikasi sirih di sebuah acara, juga menyenangkan. Lihat kebahagiaanku yang terwujud di wajahku.

Lenyap segala kedukaan segala beban yang ku pegang sebagai ketua prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UIR saat ini.

AKU YAKIN KAU CINTA

KU MENUNGGU KU MENUNGGU KAU PUTUS DENGAN KEKASIHMU

TAKKAN KU GANGGU KAU DENGAN KEKASIHMU

KU KAN SEALALU DI SINI KU TETAP MENUNGGU

CINTAIKU

KUHARAP KAU KAN CINTAIKU SENDIRI

SAAT KAU TAK BERSAMA KEKASIHMU

SUDAH KU BILANG CINTA

HATI SENANG NAMUN BIMBANG

DATANG KEPADAKU

KU TAHU KAU KELAK KAN DATANG KEPADAKU

SAAT KAU SADAR BETAPA BESAR CINTAKU KEPADA TULUS

KU KAN SELALU SETIA TUK MENUNGGUMU

SUDAH KU BILANG CINTA

HATI SENANG TAPI BIMBANG

ADA CEMBURU JUGA RINDU

DAN AKU TETAP MENUNGGU

DAN KAU SUDAH ADA YANG PUNYA

AKU TETAP MENUNGGU


Sebanarnya lairik agu tersebut tak begitu, tapi coba aku plesetkan sedikit untuk menyesuaikan dengan kisah hidupku.

Aku bersabar saat ini, menunggu cinta Dalaf dan Meysa Putia. Aku tak akan mencoba merebutnya. Karena dia begitu mencintai dalaf.

Aku tahu Meysa mungkin segalanya bagi Dalaf. Tapi aku juga yakin kalau aku bukan sembarangan buat DALAF. AKU YAKIN ITU.

ADA CINTA YANG BEGITU BESAR DI HATINYA UNTUKKU. BAHKAN DIHATINYA DIA INGIN SELALU MEMELUK HATIKU. SEPERTIN KISAH YANG KAMI JALANI SEMALAM.

Aku tahu kok. Dia tulus kepada aku. Aku yakin itu. Yakin banget.

HATIKU MEMELUK HATIMU

Aku berada di sebuah Labor Komputer yang dulu aku usahakan, atas izin Allah, kini aku bisa menikmati benih yang telah ku tanam dulu. Tak hanya aku, sahabat-sahabatku sebagai dosen dan tak kalah penting seluruh mahasiswa FKIP, akan memijakkan kaki di tempat yang berbahagia ini.

Aku mulai menyenangkan hatiku, untuk berpikir logis tentang SP yang aku terima kaemarin. Bagaimana tidak? Aku mulai memikirkan hal positif, bahawa banyak hal yang bisa aku lakukan untuk mendatangkan kebaikan buat siapa saja, termasuk buat orang yang telah mengSPku. Biar sajalah Allah dengan segala kebijaksanaannya menuliskan sebuah takdir yang buatku akan menjadi positif.

Aku bersabar sejak kemarin. Terkadang aku menggigit bibirku yang tak bersalah akibat KESTRESAANKU yang menyebabkan aku selalu saja sakit perut secara mendadak. Itu sih kata seorang wanita yang kini di sampingku. Dia bukan pacarku. Tapi dia sangat istimewa bagiku. Ntahlah.. Pernah aku beucap jujur padanya.

" Dinda tu kadang menjadi pacar, sahabat, aek, kakak, teman, bahkan terkadang jadi ibu bagi kanda. Kanada sayang bangat sama dinda. Dinda tu tulus. Ntahlah sayang. Dah lama kanda kenal Meysa Putia, tak pernah kanda merasa percaya dan sedekat ini. Terima kasih Ya Allah. Tarima kasih dinda, buah hati, intan payung. my love-loveku."

Saat itu aku di depan rumah sederhann yang dikreditnya. Rumah kecil yang disampul cat hijau. Rumah yang kadang menjadi pengobat rinduku pada wanita tersebut. Tempat aku pernah mencoba ingin memeluknya dan menciumnya yang tak pernah kesampaian. Tempat yang beberapa kali aku isi dengan lantunan shalat berjamaah bersamanya dan adeknya.

pernah juga aku berucap bahwa

"Kanda salutlah liat dinda. Adek dinda tu penurut kali sama dinda. Diam saja. Kanda pengen menjadi seorang abang yang baik buat dinda dan dek Nur."

Ingatan ku yang melayang sejenak kembali mengejutkan aku tat kala HPku berdering suara sms.

"kanda di mana sayang?"

Sms manja yang menyejukkan api di hatiku setiap kali aku jenuh dengan kecemburuanku padanya akibat dekriminasi pimpinan. Masa orang yang aku cintai boleh dekat teman-temanku yang lain, sementara sama aku yang tulus menyayanginya tak boleh.

Keadaan seperti itu membuat aku muak berada di tempat aku bekerja. Itu sebabnya aku lari ke sini. Labor biru.

Aku yakin kesedihanku akibat SP itu segera akan terobati. Allah punya berbagai cara untuk memberikan kebahagiaan kepadaku. Lewat pengenalan dan penedakatan aku bersama dinda.

Dan hari ini di depan komputer berderetan aku mendapai nilai salah satu mata kuliah yang ku ambil di semester ini, dapat A. Aku benar-benar bahagia. aku ingin berteriak.

Aku menelpone Dindaku.

"Assalamualaikum sayang."

"Waalaikum salam kanda."

"Kanda kangen. Mmmmmm. Dinda."

"Dinda juga kangen. mmmmmMMMMMMMMMMMMMMmmmmmmmmm."

"Kanda pengen nonton bareng dinda. Tapi tak usahlah. Kanda gak ada uang."

"Hmmmm.... sabar ya sayang."

"mmmmmmmmmm..."

"Kanda. Kita kabur yok sayang. Kita ke rumah dinda aja."

"Ok."

"Sekitar satu jam lagi kanda. Dinda tunggu kanda di Masjid UIR. ok."

****

satu jam berlalu. sms kembali muncul

"Dinda udah selesai. sebenarnya dinda pengen traktir kanda nonton. Tadi dinda gajian AKTA. Kita ajak dek nur nonton."

Aku tak menjawab pesan itu. Aku langsung menujunya. dari jauh aku lihat dia memegang Helmed hitam yang biasanya aku letak tepat di kepalanya itu. kadang dia tak jemu-jemu mengklikkan Helam sesuai dengan poster ibu presiden Ani Yudoyono yang terpasang di seluruh Indonesia."

Terkadang aku tak terlalu memntingkan itu. Tapi setiap kali bersamanya, dia tanpa Alpa mengklikkan. Jika sebelum naik motor, dia menatapku mesra sambil mengklikkan itu. Jika sudah ada di atas motor dia baru ingat, dia mngklikkan sambil memelukku mesra. Sungguh dia memberikan ketulusan lewat mata dan pelukannya yang dia sebut sebagai garpu dan sendok dalam cinta kami.

Aku merasakan dia sangat perhatian dan sayang padaku setiap kali aku gagal memakai helmed dengan baik.

SAYANG... KANDA BAHAGIA, HARI INI DINDA TRAKTIR KANDA NONTON. INI HADIAH BAGI KANDA MENDAPATKAN NILAI A PADA MATS KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT. TERIMA KASIH ALLAH. TERIMA KASIH DINDA.

"Allah akan membahAgiakn kAnda melalui CARA-CARANYA. PERCAYALAH."

SEPANJANG PERJALANAN PULANG, DIA MEMELUKKU DENGAN MESRA. DIA TAK MELEPASKANKU WALAU SEBEBTAR. AKU BAHAGIA.

AKU TAKUT MELAKUKAN ITU KEPADANYA. KARENA AKU TAK MAU MENGUSIK KESUCIAANYA, KARENA AKU DAN DIA AGRESIF..

Senin, 27 Juni 2011

APA YA?

Apa yang kita rasakan ketika kita mendapat uang 100 ribu,ketika orang mendapatkan 500ribu. Padahal kita yang bekerja.

Ikhlas mugkin mudah diucap, tapi menerimanya susah.

AKU CUMA SEORANG PEMBERSIH MASJID, YANG KEBETULAN

....BERSAMBUNG,....

HATIKU

HATIKU...

HATIMU...

HATIKU...

HATIMU...

ITU ADALH JAWABAN KETIKA KITA RINDU. KETIKA KITA COBA MENCEMEEH.

KETIKA KITA MERINDUI...

KETIKA KAU MARAH

KETIKA KU MARAH

aku tahu hatimu

karena aku di hatimu

karena kau dihatiku...

CINCIN DALAF TERLEPAS

NTAH KENAPA, TIBA-TIBA CINCIN INI TERJATUH.
HATIKU BERDEGUP KENCANG.

SAAT AKU MENGAMBILNYA DARI TANAH DAN LANGSUNG MEMAKAIKANYA KE TANGAN.

SAAT AKU BANGUN, KULIHAT DALAF BERSAMA MEYSA PUTIA BERRMESRA.

HUFT...

AKU TERLUKA.

AKU MERASA DIKHIANATI OLEH DALAF. BENAR-BENAR DIKIANATI.

"DINDA JADI TAHU KENAPA KANDA TIDAK MEMBALAS SMS DINDA."

"MAAFKAN KANDA SAYANG. KANDA BINGUNG."

"DINDA TERLUKA"

SAYANG... JUJURLAH PADA DINDA. KEJUJURAN KANDA ADALAH SESUATU YANG BISA MENYELESAIKAN MASALAH DI HATI DINDA. PERCAYALAH DINDA MENCINTAI KANDA KARENA ALLAH. JADI DINDA PAHAM DENGAN SITUASI KANDA.

MEMETIK BINTANG

Malam ini 25 Juni 2011

Kita bersama memtik bintang dalam hati kita. Aku bahagia, sau dirimu begitu romantis bersamaku

Meskipun semua orang mengatakan kanda playboy, tidak bagi dinda.

Dinda melihat ketulusan kanda. Setiap sudut kanda memandang dinda.

meskipun aku kalah satu langkah dari Meysa Putia, Aku yakin Aku mencintainya karena Allah.

Hingga aku belajar memprsiapkan diri untuk sebuah kehilangan. Semoga saja itu terjadi ketika aku harus mengikuti kangker yang merenggut hatiku.

Malam ini aku sengaja mengajakmu asyik memtik bintang hati kita, meski kanda berkata

" Kanda Gak suka kayak gini, Kita orang terpelajar dan tau agama."

" Bersyukur jika masih ada besok sayang."

"Kanda minta satu hal. Cuma sama kanda saja dinda kayak gini."

Aku bahkan tak peduli dengan sekitarku yang coba memperhatikan kami. malah kami asyik saja menyuapkan makan ke bibir masing2.

Aku memeluknya malam ini, Sepertinya aku begitu nyaman...

Terima kasih dalaf..

SMANGAT UNTUK DALAF, DARI KESEDIHANKU

Begitu besarnya cintaku...

Hingga ku takut kehilanganmu

Tapi kau tak bisa menjaga hatiku

demi dirinya...



Begitu dalamnya cintaku...

Hingga kau tega menyakitiku

Kau mutilasi hatiku

Hingga tak lagi bergerak.

Ternyata...

Kau meilih dia

Dan meninggalkan diriku

Hingga aku terpotong-potong olehnya

Campuran dari berbagai lirik lagu tersebut aku rangkum untuk menyatakan suasana hatiku yang begitu hancur.

Ketika aku mempersiapkan pernikahan yang kau minta selama dua malam pertemuan kita, kau hancurkan dengan keragu-raguanmu. Betapa tidak, hatiku hancur oleh sikap.

Kau bernikan aku untuk membuat keputusan, tapi kau sendiri tak berani membuat keputusan untuk dirimu sendiri.

Kau mutilasi hatiku...

Aku yang sangat sedih melihat kau seperti ini. Melihat kau terombang-ambing oleh semua sisi yang membuat keputusan.

Aku memang tidak bisa menyembunyikan kedukaan di sini, di tempat yang memberi ruang pada hatiku meluluhkan semua kedukaan...

Aku sampaikan di sini... Dinda terluka kanda.

Minggu, 26 Juni 2011

KANGKERKU KIAN GANAS

Ya Allah...

Tabahkan hatiku, menhan sakit yang tiba-tiba menyerang tubuh ini. Aku Tak kuasa menahannya Ya Allah ya Latif.

Aku juga capek selalu mengakhiri sakitku dengan pil-pil yang beginian..

Aku Capek Ya Allah.

Aku menjadi lemah begini. Apakah kekambuhan ini bersal diri pikiranku yang sedikit melemah saat ini.

Aku mencintai-MU Ya Allah Ya Latif.

Ya Allah Ya Latif.

Ya Allah Ya Latif.

Ya Allah Ya Latif.

Ya Allah Ya Latif.

AKU buku DALAF

"Pinjam kanda bukunya ya dinda. Kanada pinjam tiga."

"gak Boleh."

"Boleh lah."

"gak."

Aku belajar hal yang besar dari perselisih pahaman kami di Perpustakaan itu. Bagaimana tidak kami bertengkar, kami sangat egois bahkan tak ada satupun yang mengalah.

Kami sama-sama beretorika dan memnangkan pendapat kami. masing-masing punya alasan sendiri. Sampai akhirnya aku meminta maaf. dan mencoba menyatakan mengapa aku berbuat seperti itu,

Aku telah diamanahkan untuk tidak meminjamkan buku perpustakaan ini samapai seluruh urusan selesai.

Aku membenarkan alasannya kenapa aku harus meminjamkan buku itu berdasarkan analogi-analogi yang telah dia kemukakan.

Tapi kami memang keras. kejadian ini membuat aku menyadari dia memang layak untuk ikuti. Aku suka sifatnya yang tegas itu. Ntahlah.. mungkin cinta ini membuat aku begitu.

setitik Cerita dari sahabat

Aku hanya seorang lelaki yang bersikeras dengan prinsipku untuk selalu melawan kejahatan. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Memang aku terlalu lantang untuk menyuarakan kebenaran. Hingga aku mendapatkan SP alias SURAT PERINGATAN.

Aku tak menyangka semua menjauhiku. Aku pernah bercerita pada beberapa orang yang mungkin bisa ku percaya.

Tapi aku tersalah. Mereka malah menyalahkan aku.

Aku tak percaya lagi sama teman-temanku, pemimpinku, bahkan pacarku sendiri. Mengapa aku harus berada pada tempat yang tidak satupun mendukungku.

Ingin aku lari dari rumah. Dari semua pandangan yang selalu menjemukan.

Aku bersyukur punya seorang teman, adik, pacar bahkan terkadang jadi Ibu bagiku yang selalu mendukung dan mendoakanku. Meskipun aku tak jujur padanya terkadang, tapi dia masih saja sabar.

Ketika dia mendengar tentang kejelekanku dari pacarku yang tak ingin dia ceritakan karena alasan amanah katanya, Dia tetap sabar.

Hari ini ini dia mendengarkan dari orang-orang yang tak layak lagi aku anggap sahabat, dia malah menyimpan air matanya dengan menyungging sebuah senyum.

" Jangan maulah sama dia tu. Playboy dia tu. mending sama Uga saja. Nanti diantar sama uga saja. jagan sama dia. Dia tu hobi mengoleksi cewek-cewek cantik.

Dia hanya meneteskan air matanya jauh ke dasar hatinya, seraya berdoa untuk kemuliaan aku.

Dia menjadi ikhlas saja ketika, saat semua orang memburukkan aku. Dia msih membela dan mendoakan aku. Di satu sisi, saat retorika itu berkembang aku malah menggandeng mesra pacarku.

Aku tak mengerti, sampai tahap itu, dia masih percaya padakaua dan membela aku.

"Tu kan dah terbukti dia tu bukan lelaki baik."

Aku tak tau harus bicara apa lagi. Tak terbayangkan olehku apa yang dia rasa.

***

Ayah sudah protes padaku, beberapa hari ini aku pulang malam saja. Tapi entah mengapa aku begitu ingin menemuinya.

Aku mengajaknya shalat di luar. Sedikit heran, kenapa dia menolak. Tak seperti biasa.

Tak urung ku lihat dia begitu sedih. Meskipun kehadiran sepupunya dia masih juga agak sedikit perih.

Aku merasakan ketika dia menggenggam erat tangnku.

Di ujung pertemuannya dia menyatakan marah dan cemburunya, mengapa aku tak mengSMS dia ketika aku berangkat dengan pacarku.

Aku tahu dia terluka.

Sabtu, 25 Juni 2011

Aku Rumit saat ini. Kepada Engkau Ya Allah aku serahkan semua. Aku tak akan lari dari kenyataan bahwa

"Aku mencitai DALAF secara Tulus."

Tak bisa ku paksakan untuk tidak mencintainya, tapi aku tak bisa. Aku merasakan nyaman yang benar-benar menghidupkan cahaya di hatiku.

Allah dan Tuhan

"Kanda tak suka dinda bilang Tuhan."

"eh kenapa."

"Allah sayangku.."

Aku masih tak mengerti, kenapa seperti itu. masih aku tak mengarti dengan perbedaan.

Aku yakin suatu hari DALAF AKAN MENJAWAB ITU...

CINCIN DARI DALAF

Di kebisuan malam ini, tempat kita berduduk sambil memakan kue tar pemberian dek Nurhidayah. Kau pasangkan cincin dijari tengahku seraya manatap jauh mataku.

Aku ingin mencium keningmu DALAF saat kau bicara

"Dinda... Kanda ingin memberikan ini hanya kepada dinda. Ntahlah kanda gak tahu, kenapa cinci paling berharga ini hanya buat dinda."

"Kenapa sayang?"

"Padahal Meysa tak mengizinkan kanda melepaskan cincin ini. Tapi kanda ingin mengasi kepada dinda."

Aku hanya terpana dengan semua lakunya. Aku hanya mengetap gigi, karena tak bisa berkata. Aku hanya terdiam."

"Kenapa kanda kasi cincin pertunangan kanda dengan Meysa ini kepada dinda?"

"Kanda tidak pernah tunangan dengan Meysa. Cincin ini dulu pernah kanda berikan pada ibu, dan disimpan Almarhum. Setelah dia pergi maka kanda ambil lagi."

"oo.."

Aku sangat bahagia menerima ini. Ntah kenapa harus begitu.

Aku langsung menanggalkan cincin kesayanganku. Karena aku tak mau cincin ini disamakan dengan cinin2ku yang lain.

Ya Allah.. Aku ingin menjaga cincin ini seperti permintaannya

"Pakailah cincin ini ya dinda. Pakailah sampai kapan dinda suka. Jika dinda tidak suka, maka simpankanlah cincin ini baik-baik ya sayang."

Ya Allah.. Aku mencintainya karena Engkau ya Allah ya Rahman.

Buk Eli...

Aku mengenalnya sebagai istri seorang pembantu rektor 1 UIR. sebut saja nama PR tersebut pak Nurman.

Ibu cantik yang bernama Buk Eli ini merupkan sesorang yang sangat ceria dalam hidupnya.

Kisah bermula, saat pertama aku mengenalnya di FKIP UIR. Ketika kami saling mengawas.

"Roziah ni Hebat"

"Masyalah..."

"Engko pintar kan. Engkau Pemuncak UNRI kan? Orang-orang tu suka dengan enkau. waktu wawancara engko tak ada masalah siket pun. Orang-orang tu tertawa terbahak-bahak karena engko. memanglah"

" Tak adalah buk. biasa aja."

Aku terheran dengan perempuan paruh baya ini. Ntah kenapa. Kok dia tahu. padahal aku tak pernah cerita. Aku heran.

Keherananku membuat aku memucahkan pertanyaan..

"dari mana ibu tahu?"

"Adelah..."

"Aku tak pernah cerita padahal."

"Aku cuma tak paham pada satu orang buk."

"Siapa tu?"

"Pak Nurman."

"Ngape die?"

"Tak paham aku, ape yang dia tanya."

"Ha....itu suami ibuk tu."

"ape?"


Aku kaget setengah mati. Kenapalah.

Hubungan aku dekat dengan ibu ini. Aku anggap dia sebagai ibu angkatku. Aku selalu meminta pendapatnya untuk segala hal yang aku hadapi dalam kehidupan ini. Pacar. Kerja. dan segalanya.

Aku selalu ngirim pantun padanya, tengah-tegah malam. Kadang dia membalas. Aku sengaja membangunkan dia saat shalat tahajud. Ntah mengapa aku begitu menyayanginya.

Sejak saat itu aku mengenalnya sebagai Istri Pak Nurman. Sampailah saat ini, 13 Juni 2011.

Ketika aku lebih dari 6 jam berkeliling FKIP mencari keberadaanyan yang tak kutemui wujudnya.

Aku selalu rindu pada sosok itu. Sosok yang selau aku usik saat ngawas ujian.

Aku berhenti mencari, lalu bertanya pada teman baiknya, ibu wita dan juga May Novita.

"ibu sehat?"

"Sehat. Oji?"

"Alhamdulillah."

" Ibu, oji kik tak liat Buk Eli? Istri pak Nurman tu buk? Dari tadi oji nyari dia. Kemana dia? Dia tak ngawas? Kenapa?"

"DIa kecelakaan." dia bukan istri pak Nurman. Istri pak Zaini, Dosen fisipol."

Aku bagai tersambar petir. Mengigil tubuhku saat ini. Aku merasa sakit sekali dengan kabar ini. jantungku sejuk. Aku seperti biduk yang tak terarhkan lagi.

Aku sedih. Benar-benar sedih.

Aku ingin melihatnya. tapi Mei dan 2 otrang ainnya tak mengajak aku membesuk bu Eli.

Aku sendiri tak bisa ngapa2in. Aku terus dengan kesibukanku yang harus aku kerjakan. Aku hanya bisa berdoa smoga dia sembuh. Tapi niat di hatiku untuk melihatnya begitu besar.

Allah mengabulkan doaku. 24 Juni 2011. Aku dibawa dalaf ke rumah ibu itu. Aku berterima kasih kepada Allah karena menanugerahi dalaf dalam hidupku yang tahu apa yang aku inginkan.

Aku bahagia DALAF. KAU MEMBAWA AKU KE SANA.

Tiba di rumah ibu Eli. Aku langsung duduk di kakinya. Aku tak kuasa nahan tangisku yang tersembunyi lewat senyumanku.

aKU SEDIH. tAPI AKU TAK BOLEH SEDIH.

Aku Terharu.

Tapi aku bersyukur. Allah memberi peluang ungtuk aku melihat ibu ini lagi, dan mencium tangan dan kedua pipinya.

Terima kasih ya Allah...Terima kasih Dalaf.

Ya Allah Sembuhkanlah IBUku ini ya Latif.

Kamis, 23 Juni 2011

Dalaf 2

Dalaf...

Dalaf

Dalaf

Dalaf

ADA MATA-MATA

KENAPA AKU MERASA ADA YANG MEMATA-MATAIKU DI TEMPAT KERJAKU. YA TUHAN LINDUNGILAH HAMBA DARI KABAR BURUK.

JAUHKAN HAMBA DARI FITNAH, ORANG-ORANG YANG TAK BERTANGGUNG JAWAB ITU.

fOTO Ini saya copy dari internet




fOTO Ini saya copy dari internet. Kusengaja menyimpannya di blogku. sebagai kenagan cinta aku da DALAF.

22 Juni 2011.

Aku dan dia berjamaah di masjid Agung An-Nur Pekanbaru.

Kami bercerita di Masjid, sambil mengingat ibunya yang telah lama meninggalakan dirinya.

Kami bercerita tentang semua beban kami di tempat kerja yang teras membelit hati. Aku percaya pada semua katanya.. Aku akn menjaga rahasianya.

Foto ini, adalah hal terindah yang aku jalani bersama dengan DALAF.

Di rumah Allah ini, aku meminta pada-MU TUHAN.

Aku ingin Memiliki dan mencintai dalaf dengan segenap kekurangan yang dia miliki.

BERITA DALAF DARI PUJI

AKU PERCAYA SAMA KAMU DALAF

meskipun aku dapat tahu dari adek angkatku tentang kamu pergi berdua sama Meysa Putia ke Holiday.

Mungkin dirimu belum sempat cerita tentang itu sama aku.

Tapi sudahlah...

Aku memang tak bisa menahan rasa kalau memang cemburu. Ya ...begitulah suasana hatiku saat aku masih lagi mengawas di ruang 6.14 FKIP UIR ini.

Dingin kipas ini seakan memberi isyarat bahwa sebenarnya akulah yang terbakar oleh api yang mungkin aku ciptakan sendiri saat aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Puji Lestari.

Aku tetap berpikir positif seraya berdoa, semoga itu dulu...saat aku belum dekat dengan DALAF...

****

Astafirullah...

Daun yang jatuh dari pohon itu menyadarkan aku.

Aku tak boleh cemburu Ya TUHAN.

Itukan memang pacar dia. Wajar saja kalau mereka pergi berdua dan jalan kemana saja mereka suka.

Tapi Kenapa Ya TUHAN.

Aku tak bisa. Bahkan untuk menyembunyikan rasa cemburu di depannya saja aku tak bisa.

Huft...

Huft...

Huft...

apakah aku sangat menyayangingi DALAF?

Sehingga rasa itu membuat aku terdiam dan tak berkutik sedikitpun.

Aku merasakan air mataku mengalir menuju hatiku.

TUHAN

Aku ingin seperti daun itu. Jatuh. Tak pernah marah pada Angin yang menjatuhkannya.

Aku sengaja menuliskan ini, meskipun aku sedih.

Jadikan cinta hamba kepada DALAF cinta sejati yang tak pernah melebihi cinta hamba padamu.

Meskipun angin itu tlah jahat pada pohon dan daun, aku tetap harus sabar mencoba memanfaatkan angin untuk menyampaikan salam hangatku pada DALAF....

"AKU PERCAYA PADAMU DALAF"

SEKADAR CERPEN

KU benrangkat menuju UPI menggunakan bus yang aku sendiri sudah lupa namanya. mungkin sekitar 7 tahun silam. Sewaktu aku semester 2 di kota Bandung. perjalananku dari Pekanbaru ini diwarnai dengan berbagai cerita yang sebenar sudah lama ingin aku tulis.

Aku memang tak begitu pandai merangkai kata. Tapi sebagai lelaki aku akan berusaha untuk mencetak ini sebagai pengajaran dalam kehidupanku.

Aku suka baung makanan sewaktu kecil, dengan alasan kasian kucingku belum makan. Itulah kalimat yang slalu terucap dari bibirku pada ibu, jika ibu bertanya mengapa aku buang makanan.

Hari ini aku sudah bisa menghargai seulas nasi, disebabkan oleh pembicaraan Syeikh tentang nikmatnya makanan di sisa terakhir. Apatah lagi aku pernah mendengar perkataan seorang wanita yang pernah membuat aku menyanginya../...

"Dinda gak suka orang buang-buang nasi. Mereka tak tahu apa, gimana susahnya, diterik matahari orang-orang mengumpulkan sebutir beras itu. Dinda sudah mengalami itu. Betapa susah untuk menanam, menyemai,menimang dan menuai padi itu. tapi dengan mudah saja orang membuangnya. Dinda sedih aja."

Kata-kata itu bisa terbukti saat aku melanjutkan perjalanan intelektual di kota Bandung ini. aku menyaksikan betapa orang susah mendapakan makanan. mirisnya bahkan aku sellau melihat orang-orang menyangka ada sisa-sisa makanan untuk dijsikan hidangan pagi, tengah hari bahkan malam.

Kini aku mulai menghimpun cerita bersama mereka, untuk mengisyafi kejadian yang ku saksikan saat ini.

Aku benar-benar terpuruk saat aku tak bisa menasehati, ketika aku tahu hal itu adalah salah. Aku tak bisa menaseti. Aku hanya menyelimuti tubuhku dengan selimut. Itualh caraku menutup diri daripada tahu akan semua yang aku liat ini.

Aku mndapati perempuan-perempuan yang menaiki bus ini, menginap di hotel-hotel, hanya untuk membayar ongkos bus dari terminal padang menuju Jakarta.

Perempuan-perempuan itu sengaja mengorbankan diri untuk sesuap nasi.

Manusia diciptakan dengan nasib yang berbeda-beda. Hingga ku tertuju pada seorang wanita yang aku pikir baik orangnya lewat cerita aku.

Aku lihat dari tatapa matanya seperti aku melihat orang lain melalui tatapan mata untuk mengenal jauh sampai ke lubuk hatinya. Aku bahkan tak perlu mendengarkan cerita, orang tersebut.

seperti aku mengenal kekasihku saat ini lewat tatapan matanya.

Aku melihat Permpuan yang sebut saja syahara itu dipaksa oleh supir untuk memuaskan nafsu bejatnya. Caranya yang dilakukan oleh supir tersbut, adalah memasukkan obat-obatan terlarang ke dalam minuman Syahara tersebut, hingga dia mabuk dan siap untuk dijadikan bahan pemuas.

Aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menjadi penonton saja. Sebenarnya aku malu dengan diriku sendiri. Yang tak mampu memperbaiki keadaan ini.

Aku hanya bisa berdoa, untuk melawan ini semua.

Sama seperti saat ini, aku juga menghadapi hal yang sama dalam konteks berbeda.

Aku Insyaf TUHAN...

SEKEDAR PUISI

Kau dalamku

Dalam

Dalam

Sedalam segara

Mengucur atas bongkahan nurani

Mengalir dalam setiap detak jantungku

Meriak antara tarik hembusan nafas rindukan rupa

Setiap aliran darahku adalah kesaksian akan cintaku yang suci

Cintaku yang suci cukup kau tahu. Ku tak harap kau kembalikan apa yang telah kuberi.

TATAPAN UNTUK DALAF

MALAM INI...AKU MENATAPMU BEGITU DEKAT

BAGAI TAK ADA JARAK

KAU SELALU LIHAT AKU SELAMA INI

SAAT AKU MENCOBA MELIHATMU KAU MALAH TAKUT

KENAPA DALAF?

BUKANKAH KAU INGINKAN ITU?

AKU SEBENARNYA BERANI MENATAP LAMA SELURUHMU

AKU CUMA TAK MAU SAJA KAU SALTING NANTINYA

KAU TAHU DALAF

AKU BISA LAMA MEMANDANGMU DENGAN NIKMAT BAHKAN JUGA BISA DENGAN PANDANGAN NAFSU.

AKU TAK MAU SAJA

KARENA AKU TAU

KAU LELAKI SUCI BAGIKU SAAT INI

AKU TAK INGIN KESUCIAN ITU AKU HANCURKAN

AKU INGIN CINTA KITA TETAP SUCI

DAMSIR

SUDAH LAMA AKU INGIN MENULIS INI, BARU SEKARANG TERWUJUD. ini terjadi karena tadi malam Dalaf menanyakan

"Dinda marah gak kalau kanda mencium dinda".

Ingatanku kembali pada sebuah pertengkaran hebat dengan seorang lelaki yang bernama Damsir.

22 November 2009

Sedikit gambaran kisah cinta yang terajut antara aku dan Damsir. Mahasiswa S2 Psikologi UiverSiti KebangsaaN Malaysia. Pria tampan ini telah mengisi hari-hariku di tahun 2009 sepanjang waktu maret–Mei 2009.

Tiga bulan menciptakan kenangan yang terpahat dalam hati. Kenangan yang tak begitu menyentuh dan dalam. Karena pada dasarnya, ada nama lain di hatiku yang telah mengisi setiap nafasku. Tapi aku mencoba menyimpannya menjadi sebuah cerita. Sejarah hidup hanya sekali dan tak bisa terulang.

Waktu 24 jam saja tak bisa kita tambah 1 detikpun. Begitu juga yang telah terlewati tak pernah bisa kita ulang lagi. Semua akan menjadi kenangan. Begitu juga kisah jalinanku bersama lelaki Alim ini.
Pustaka Tun Sri Lanang tingkat 5 pukul 4:30 menjelang Ashar.

20 Maret 2009

Aku melihat wajah yang membuatku salut ini dengan jarak yang begitu dekat. Sungguh aku tak mampu menatap matanya.

”Kenapa adek menolak abang?”

”Nolak? Nolak apa ni? Apa ni Bang?”

”Adek gak tau? Segitu teganya adek. Adek gak tau. Pantesan adek gak balas sms abang. Atau adek pura-pura gak tau.?”

”apa ni?”

”Coba adek baca SMS abang!”

Aku mulai menyingkapi layar Hp. Tercatat jelas

”15 Maret 2009 ’abang udah jatuh cinta sama adek. Mau gak adek terima?’

Aku seakan tak percaya dengan apa yang ku baca sebentar tadi. Entah kenapa air mataku bercucuran. Aku tak tahu kenapa aku jadi begitu. Apakah aku bahagia ataupun sedih. Kok bisa lelaki yang kerap dipanggil PAK USTADZ ini jatuh cinta padaku yang seheboh ini. Mana tak sulitnya. Dia yang selau membaca Al-Quran di setiap shalatnya menyukai yang sehari-harinya terdengar suara lagu-lagu Melayu setiap pagi di kos. Mana mungkin lelaki yang terkenal diam dan pemalu menyukai wanita yang heboh dan suka tertawa sepertiku. Pelik.

Semua terasa aneh.
Janggal.

Rasa tak mungkin. Aku mampu membuat dia mencitaiku. Tambahnya lagi

”sejak kenal adek. Hidup abang terasa lengkap. Abang bisa tertawa dan berekspresi. Abang tak tau apa yang bisa abang lukis dari adek. Tapi yang jelas adek telah memberi warna dalam hidup abang. Warna yang selama ini abang cari dan belum abang temukan. Abang bahagia bersama adek. Abang nyaman ada di dekat adek.”

Aku tidak langsung menerimanya. Aku menceritakan semua keburukanku. Bukannya apa. Aku tak mau dia menyesal. Yang jelas aku bukan terbaik buat dia. Aku tak layak untuk dia. Akan rusak identitasnya. Lalu aku berkata

”Abang pikirlah dulu sebelum menjalin cinta dengan adek. Adek bukannya orang baik. Abang tahukan adek mencintai Ali”

”Sudah abang pikirkan. Abang tahu. Abang ingin membahagiakan adek. Apakah adek tak ingin jadi orang baik?”

Lalu aku coba menjalani benang kasih ini, meski awalnya terasa aneh. Hari-hari kami selalu bahagia. Hampir setiap hari kami habiskan bersama di Pusanika ataupun di pustaka.

Dia yang dulu kukenal pendiam kini berubah menjadi periang. Terkadang dia terlihat agresif. Tak jarang dia ketawa terbahak-bahak ketika aku membuat cerita lucu. Aku sudah jelas suka mengusik anak orang. Sudah pasti dia jadi mangsa.

Katanya lagi

”lelucon dari adeklah yang selalu membuat abang merindukan adek. suEr” sampai terkadang abang ke luar malam-malam beli pulsa hanya untuk mendengar suara adek."

Kebiasaan kami adalah di bioskop. Menghitung jumlah kereta api yang lewat. KTM dalam bahasa Malaysia (Kreta Tanah Melayu). Dia selalu melindungiku. Kalau aku kedinginan, dia selalu memakaikan jaketnya ke tubuhku seraya menatap aku. Tapi kopiah di kepalanya selalu membuat aku sadar. Dia lelaki baik.

Tapi akhir-akhir ini dia terlihat begitu agresif. Aku sedang berusaha untuk menjadi perempuan yang baik, tetapi terjadi perubahan besar pada dirinya. Sesuatu peristwa besar telah berlaku pada kami saat di stesyen UKM. Aku cepat-cepat pulang dengan berlari anak meninggalkanya. Aku kesal dengannya. Di sudah kurang ajar padaku. Dia telah menciumku tanpa kusadari. Aku terasa dia sengaja melakukannya. Aku tak bisa memaAfkanya.

Aku menangis. Aku menangis karena telah menghianati cinta di hatiku. Menghianati cintaku pada Ali. Tapi aku tidak menghianati Ali. Aku juga tidak melakukan apa-apa.

Damsir menciumku. Mungkin biasa bagi pasangan yang bercinta. Tapi aku tak menyukai itu.

Sesaat. Aku benar-benar tidak menyukainya. Aku risih dah benar-benar risih. Hal ini telah membuat aku menganggap Damsir tidak lagi lelaki baik-baik. Peristiwa hitam itu selalu membayangi hidupku. Sampai di rumah, aku perhatikan pipiku yang tersentuh oleh Damsir tadi. Aku gosok sekuat-kuatnya sampai luka dan berdarah, serta membekas. Sungguh aku benci.

Ini kali ke tiga, lelaki yang benar-benar mencitaiku menciumku secara paksa, tanpa aku sadari.

Aku teringat peristiwa di SMA bang Joko mencium keningku saat dia menang olah raga seraya berkata.

”Kakak sayang adek” lelaki bejat itu sudah punya pacar saat itu. Seniorku juga kelas tiga. Hal ini menciptakan perang besar anatara mahasiswa kelas 1 dan kelas 3. Semua bermula dari lelaki yang ku benci menyebutnya itu menyukaiku. Seumur hidup aku muak dengan perbuatannya. Muak dengan lelaki hidung belang. Aku bukan perempuan yang bisa di buat seenaknya seperti itu. Aku tak suka pacarnya marah padaku saat lelaki itu nyaman melihat perwatakanku yang sederhana katanya.

Lelaki kedua adalah Andi Sandra, juniorku di waktu SMA. Dia menyukaiku sejak dia SMP lagi. Katanya aku pintar. Aku sederhana, periang dan bisa bikin dia nyaman. Sejak saat itu aku tak mau mengingat lagi juniorku.

Pernah juga teman sekelasku Surya Kencana dan Sumarno, mencoba menarik lenganku di WC. Bersyukur ada sapu. Aku telah memukul sekuat tenagaku. Aku benci tindakan mereka. Aku sangat membencinya. Perasaan benci ini muncul karena aku tak rela ada lelaki lain yang menyentuhku selain suamiku yang telah merebut hatiku. Aku mau suamiku yang KELAK menciumku. Dan hanya dia yang boleh memeluk dan menciumku.

Aku sadar. Aku tak melakukannya. Aku teraniaya. Namun yang jelas. Sampai umurku 25 tahun, aku belum pernah memberikan ciuman pertamaku pada lelaki manapun di dunia ini. Lelaki pertama yang ingin aku cium adalah orang yang benar-benar aku cintai. Harap-harap aku orang tersebut adalah suamiku.

Tetapi seandainya orang yang aku cintai tidak bisa menikah denganku, maka akan ku berikan ciuman pertama ini untuk salam perpisahan dan sebagai bukti cintaku. Mungkinkah lelaki itu adalah DALAF?


DALAF....waktu aku mencintai Ali, tak pernah aku punya niat untuk menciumnya. Tapi saat ini...hari ini, aku ingin sekali menciummu. Agar kau tahu aku sangat mencintaimu.

Diaryku....

Ku kembalikan lagi pada Damsir. Lelaki yang ketiga yang telah menciumku dengan kekuatan kelelakiannya. Aku tidak menikmatinya. Benar-benar terasa hambar. Mungkin akan terasa bermakna jika DALAF yang melakukannya. Sejak itu aku mulai hambar rasa dengan Damsir. Aku tidak lagi menghormatinya sebagai lelaki hebat. Meskipun semua orang memujinya.

April 2009

Bacalah warkah ini sendiri, jangan kau gotong royongkan, karena ini menyangkut masalah harga diri kita. Selesai dibaca, adek mohon hapus data ini dari bank simpananmu. Tiada bahasa selembut sutera, tiada kata seindah doa Semoga terbangan tulisan tanpa kertas ini tidak mengusik ketenangan Abda. Utaian doa dan harapan bersinyalir melimpah buatmu, hendaknya Allah memayungi dengan Rahmat-Nya dan memberikan kesejukan jiwa serta mempertebal keimananmu pada-Nya.

Keadaanku saat ini sedang dalam lembayung kegelisahan jiwa akibat rona-rona dosa yang sengaja kita lakukan

Tak berguna lagi bulatan permata ini jatuh satu persatu dari kelopak mataku, ketika cinta yang merupakan anugerah telah kau nodai dengan penghianatan. Sulit tuk kubayangkan siksaan yang akan diterima di akhirat kelak. Biarlah aku terus menyalahkan diri ini seumur hidup. Jika aku tidak mengaawali episode cinta ini, mungkin ini semua tak akan terjadi.

Sebenarnya bisa saja dikatakan ini adalah takdir. Tapi hati tak bisa menerima. Malah diri sendiri turut mengutuk akan perbuatan apatah lagi semua unsur yang menatap adek saat ini.


17 april 2009

Di hari ulang tahunku, dia datang meminta maaf karena perbuatannya. Kali ini aku memaafkannya. Aku memberi peluang padanya untuk memperbaiki diri. Dia mengatakan padaku.

"Abang memang salah, abang jahat sama adek. Maafkan abang. Abang gak bisa adek diami. Abang benar-benar mencintai adek."

"Adek mencoba memaafkan abang. Tapi jangan ulangi lagi."


24 april 2009

Punca petengkengkaran kami adalah peristiwa ini

”Adek kita nikah yuk!”

Kenapa abang sering nanya ini? Kan sudah adek bilang. Adek mencintai abang. Orang tua adek tak mengizinkan adek menikah saat adek masih kuliah. Abang ngerti dak. Adek berusaha belajar matian-matian hanya untuk selesai cepat. Dan kita bisa menikah.

”Ya udah lah kalau gitu. Adek nolak abang.”

Abang adek gak pernah nolak. Tapi adek Cuma minta waktu sedikit.

Damsir pergi meninggalkan aku. Kenapa kau tinggalkan aku sendiri? Tau gak aku sedih. Aku disini menunggumu. Di Pusanika, tempat aku menemanimu makan burger dulu. Saat itu terasa indah

”Adek gak mau?” kau bertanya saat itu. Lalu ku menjawab

”Gak ah, minum aj”.

”Coklat aj ya.”

”Capucino ah”

Kau pergi Damsir. Kenapa kau tinggalkan aku sendiri? Aku kangen. Tapi.......Biarkan waktu terus berpusing. Kau meninggalkan aku saat cinta itu mula berputik. Padahal tinggal sebentar kau akan mengecapnya manis cintaku. Aku sudah berusaha membersihkan hatiku. Namun kau hancurkan itu. Kau bunuh impianku. Sungguhpun pahit hati ini kau tinggalkan, sepahit kopi, pahit lagi milo, ku ikhlas tuk bertahan. Meskipun kau tak pernah bisa merasakan, terkadang kau anggap tak serius. Karena setiap senyuman yang kulemparkan menjadi tanda bagimu bahwa aku tidak serius.

Kau ajak aku menikah. aku meminta waktu, sedikit, untuk aku menyelesaikan janjiku pada kedua orang tuaku.

Hari ini aku ngambil paspor. Aku teringat peristiwa itu. Di KLCC. Hari Selasa 28 April. Saat kita di tangkap pak cik berkumis. Aku benar-benar takut. Lalu kita pulang.

Dan kamu pergi mengambil pasport. Apa yang terjadi? Cik Zamri belum menyelesaikan pasportmu. Ada sorotan luka diwajahmu. Aku nampak itu. Ingin rasanya aku peluk kamu erat-erat. Tapi pakcik KLCC selalu memenuhi otakku. Matanya terlihat begitu tajam. Saat aku ingin menggenggam tanganmu, dia seperti menepis dan ingin membawaku ke Masjid itu. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menikmati dan menatap wajahmu yang berselubung mendung dan berkabut kekecewaan.

Damsir

Aku hafal dengan wajah murungmu. Makanya sebisa mungkin aku tak mau mencipta kabut diwajahmu. Aku ingin bibirmu merekah setiap kali kita ketemu.

Aku teringat ibu ku saat ini. Ibuku sakit ab. Aku ingin curhat tapi kamu kemana? Ibu orang yang sangat baik Ab. Dia selalu memberikan aku ketenangan. Kamu mau tau gak nasehat ibuku?

”Mau”

”Ok”

”Nak kalau kau gundah dalam duka. Kau tetap harus ingat dengan cinta. Tak semsestinya kita lupa, kasih Dia tak berbalas sepanjang usia. Ketika kau terlena dalam alpa, akan mak rangkai kata indah tuk kuatkan jiwamu.”

”Damsir itu lah wacana yang aku ingat dari untaian kata emakkku. Aku ingin megatakan ini pada emakku” maaaaaaaak maafkan anakmu. Cintamu yang suci tidak bisa kulupakan. Ini syair yang pernah aku terima dari pacarku yang dulu. Syair yang begitu indah mak. Tapi bukan anakmu yang mencintainya. Aku tidak mengingat masa lalu dengan dia, tapi aku ingin persembahkan ini istimewa buat mak.

”Apabila kuterima cinta darimu, maka harta tidak berarti lagi. Maka semua yang berterbangan dibumi ibarat debu yang berterbangan. Hanya itu yang bisa ku hadiahkan saat ini mak.”

"Aku ikhlas menyampaikan itu mak.”

"Makasih ya kamu udah mau dengarin aku curhat. Aku tak tahu lagi harus bercerita ini dengan siapa. Aku lega saat ini."

Mei 2009

Ku kirim pesan ini lewat terbangan angin. Lembayung pagi ini secerah hatiku.

”malam Abang. Gingapain. Bantuin ibu ya? Kamu memang anak baik. Sampai jam 9 malam aku belum lagi makan. Nasi tak mau bersahabat dengan aku. Aku masih lagi menunggumu di sini. Di tempat biasa. Kita mulai melihat ke atas. Melihat Ktm lewat. Tiba-tiba

”Ab lihat itu panjang banget ya. Pasti ke Singapura.” Aku beretorika dengan bayanganmu. Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu gak datang. Kamu marah ya sama aku?
Lalu jiwaku memanjakan hatiku. Aku harus kuat. Tak boleh sedih apalagi harus mengangis seperti ini. Aku ingat nasehatmu. ”adek kita pulang ya. Kalau sudah berkeluarga Abda mau sebelum magrib semua udah ada di rumah. Dalam islamkan diajarkan begitu. Abda gak suka sama perempuam yang keluar malam, itu kan gak bagus.

Kecuali ada mukhrimnya”

Aku membantahnya.

”tapi harus lihat situasi dong. Artyinya kamu harus siap dengan segala apa yang ada. Misalkan kamu Cuma ada satu anak perempuan. Tiba-tiba suatu malam kamu sakit. Seandainya perempuan gak boleh keluar. Apa mungkin kamu juga yang pergi cari obat. Bukankah itu mudarat? Dalam islam hal yang menimbulkan mudarat juga dilarang? Gimana?”

Aku terus menangkisnya dengan tegas tanpa ada penyelesaian. ”Pokoknya gak boleh.” kita berlalu. Memgingat hal itu, aku cepat-cepat menutup laptop ini dan memasukkannya dalam tas. Meskipun pertanyaanku saat itu masih kau gantungkan jawabannya, tapi ada benarnya juga perempuan gak boleh keluar malam. Aku merasa saat ini kau marah padaku. Karena aku sendirian.

Tiba di rumah... aku menghidupkan kembali laptopku. Aku memancingkan pesona cinta denganmu. Teringat aku akan syair para pujangga ”Hati para dewasa, pasti tersentuh cinta.Terkadang lembut dan manja, cinta membuat terlena. Adakala bergelora, bak dembur ombak samudra. Pesona cinta, membuai jiwa, menjanjikan sejuta indah. Terbit selera, tergugah jiwa, tuk menyemaikan benih cinta. Semoga putikkan berbunga, semoga panggil kan terjawab. Ku ingin hidup dengan cinta, kuingingin selalu bersamamu.” Abda aku kangen baget sama kamu. Kenapa sulit bagimu tuk percaya akan cinta yang mengisi hatiku. Mana mungkin aku mengharapkan kak abdul yang telah mencampakkan aku. Lihat lah apa yang dia telah ucapkan. Aku udah benar-benar putus dengannya. Lihatlah ini, email yang masih klu simpan sebagai bukti buatmu, bahwa aku sudah putus dengannya.

“Show Recent Messages (F3) asslm dek, maafin kak ya kak cpt cpt mengambil keputusan sprti ini mngkn akn meningglkn sedikit sakit hati (kalo gak malah kak seneng) gak lm, dan insyaallah akan menimblkan kebahagian selamanya..amien. kak akui kak sedih sekali saat mengmbl kptasan td kak smapi menangis, jjr sblm nya blm prnah kak mengalami sperti itu baik di putusin atau kak yang memutusin pacar tapi ketika mmtusin adek kak sangat sedih sekali. kak lakukan ini semua kak gak ingin mmbuat adek kecewa,nantinya. kak merasa krng pantas untuk adek..kak berdoa adek mendaptt jodoh yang jauh lbh baik di banding kak..doakan kak mg bisa konsisten mengikuti jejak langkah rosulullah amien....kak harap adek masih mau bersilaturrahmi dengan kak meski dengan status berbeda. klo kmrn spasang kekasing sekarang jdi saudara..kak msh blh manggil adek kan? klo gak blh ya kak panggil UKHTI..SELAMAT BERJIHAD DI JALAN ALLAH..smoga sllu dalam bimbinganya &lindunganya amien...”

Apa lagi yang harus aku pertahan kan dari dia. Tak mungkin rasanya. Aku ingin membuatmu selalu bahagia, sehingga aku tak pernah bicarakan kesedihan yang aku alami. Aku ingin selalu tertawa di hadapanmu.

Tapi kenapa Kau selalu bimbang dengan aku. Apalagi jika ada lelaki yang lain dekat denganku. Aku juga tidak pernah mendekatkan diri pada mereka kok. Selalunya mereka yang menawarkan tuk jadi temanku. Mungkinkah aku harus menolak niat suci seseorang yang ingin menjalani silaturahmi denganku.


22 november 2009.

Di Sungai tangkas. Di depan sekre Kampar. Aku atas nama Roziah telah munutup diary tentang Muhammad Damsir. Hari. Hujan di hari ini adalah doaku untuk pernikahanmu. Aku merestuimu. Meski tanpa kado. Tapi doaku tlah terbang melayang menujumu. Semoga kau bahagia bersamanya. Amin. Semoga aku juga bahagia bersama suamiku kelak. Amin.


Dalaf...kau tau itu, aku jadi menerawang akibat sebuah pertanyaan yang lucu tadi malam. Mungkin aku akan senang, jika ciuman itu dari diri DALAF sebagai suamiku kelak.

PRINT KU BERBEDA DENGAN YANG KUCETAK

Aku kecewa. Di sini tempat aku marah kepada diriku sendiri yang tak mampu memberi warna pada tulisanku. disebabkan banyak faktor yang aku sendiri tak pernah diberi tahu. ada yang merasa sok pintar sendiri.

Terserah orang mau bialang aku durhaka. Aku tak mau saja jadi boneka oleh Printer yang telah aku pilih dan ternilai mahal harganya ini. Ternyata semakin mahal harganya ia malah bisa membuat kita emosi, karena printer ini sombong dengan harganya yang mahal hingga dia semena-mena terhadap kekuasaannya hingga aku merasa kesal dan terhunus olehnya.

Ntahlah pada siapa aku harus marah. Mungkin pada diriku sendiri yang tak mampu menyuarakan gataran marahku kepada printerku.

Mungkin printer ini betul-betul tidak punya memori. Tapi dia telah diciptakan untuk menggunakan memorinya sehingga yang dicetaknya tak salah begini.

Lihatlah garis yang terhasil tak lurus seperti penggaris panjang. Kenapa Tuhan? Hurufnya miring-miring begini hingga tersalah tulis jadi namanya di situ. Ku berharap tertulis nama adi, tapi jadi ida.

kenapa Ya Allah.

Atau aku yang salah Tuhan... Aku gatot. Bodoh. Bongak. ntahlah.

Ya TUHAN...
Apa kau harus bersabar dengan semua ini. Hal kecil yang terasa menerobos kegeramanku untuk melahirkan kata-kata yang aku sendiri malas mengeluarkanya. Kalau tidak begini, maka aku akan jadi orang yang palaing tudak petin untuk diriku sendiri, karena mengungkapkan kesal saja aku tidak mau.

Aku sendiri tak bisa berbuat banyak. Hanya menjadikan ini sebagai pelajaran yang paling berharga dalam hidupku. Bagaimana tidak. Ke depan, aku bisa memiliki printer yang lebih bagus dari printer ini. Printer yang bijaksana. Aku telah menyusunya secara bagus tapi hasil print berubah. Mungkin saja ada yang salah dengan printnya tersebut.

Aku kesal yang berkepanjangan melihat hasil print ini.

DALAF DIMARAH

Nafas tua itu terengah-engah saat emosional menggantung dirinya pada kenyataan aku sedang berduaan dengan DALAF. Pemilik denyut nadi itu tak lagi siuman. berkoar-koar yang kami bingung mendengarnya.

Kusam keadaan, ditambah lagi kedegilannya yang tak mau membuka alas kaki yang mungkin di beli dari BANGKOK. membuat hatiku membatu melihat wajahnya. Aku memang selalu memoleskan senyuman pada setiap keadaan. Bukan munafik. Tapi aku tak suka saja mempertontonkan keadaan marah hatiku padanya.

Bukan karena aku sedang menjabat sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia saat ini, atau karena ada DALAF ada di dekatku saat ini. Bukan itu.

Tapi karena aku tak mau hanya mematung diri menyaksikan Kekasihku dimarahi orang tanpa aku bisa melindiunginya. Aku menjadi marah karena AKU TELAH BERJANJI DALAM HATIKU UNTUK SLALU MEMBUAT DIA BAHAGIA

Kenapa sih kamu harus marah-marah sama kekasihku. Kamu tahu Darif...Aku tak suka kamu marah-marah sama dia seperti itu. Aku tak ingin kamu nyakitin dia.

Bahkan saat ini aku tak ingin menghormati sebagai kakak lagi. Ntahlah...selama ini aku cukup bersabar dengan sikapmu yang aneh itu. Aku bahkan sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali kau kasar padaku.

Aku tak peduli itu, karena tidak pengaruh padaku.

Tapi aku tak suka kau marahi dia, hatiku menjadi sangat terluka, akibat marahmu itu. Tak sedikit pun kau hormati dia sebagai lelaki, padahal kau mencintai dia. Itukah yang kau sebut sebagai CINTA.

Aku ingin sekali menutup telinga DALAF saat darif memarahinya tadi.

Aku ingin melindungimu DALAF dalam doa, tidur dan jagaku....

Aku bukan lelaki, tapi aku percaya Allah akan memberikan kekuatan kepadaku untuk selalu melindungimu DALAF....

Aku tak hanya berharap bisa rebah di hatimu, tapi aku juga berharap kau rebah di hari HATIku....

seperti katamu...I LOVE U BECAUSE ALLAH

Senin, 20 Juni 2011

MELUKISMU DALAF

KAPAN SAYANG...KU BISA MELUKISMU DIBLOGKU INI. MENJADI OBJEK TERTINGGI DIBLOG INI. AKU SELALU BISA MENATAPMU

BAHKAN SEPERTI TIAP SAAT AKU MENCIUMMU DI GELAS ITU...

DALAF....

DALAF....

DALAF...

DALAF...

DALAF MELUKIS DALAM

DALAF..

Aku ingin menulis tentangmu dimana saja. Di sini, di diary, di serpihan kertas yang berserakan, di FB, di blog. Kau tau sayang tanganku begitu gairah menulis tentangmu.

Apapun lakarannya semua ku tulis.

Kucatat dan ku gubris.

Ku menulis tentang apa saja. Kanda...tangan dinda ni marah sama mata yang telah meminta jatah tidur. Aku malah semakin bernafsu

KEBAIKANMU MENJADI HADIAHKU, SEDANGKAN SETIAP KEBURUKANMU YAKNG KUPELAJARI SEJAK KU MENGENALMU MENJADI KElucuANMU BAGIKU SAYANG.

DALAF...

Aku begitu ingin memeluk dan bersandar di batik coklat yang kau pakai. ketika ku meghampiri kau berkata

"jangan dekat-dekat kanda. Kanda peluk nantik."

lalu aku mengSMS Dalaf..."Takut dekat kanda, takut kanda peluk."

I Love U DALAF....

KHUTBAH MENDADAK

MALU

MALAS

MARAH

MUAK

MUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK Aku tengok dosen yang tak jelas tu. Inisialnya bunga ros n melati saja deh.

hari ini ku menyebarkan angket dari PR1. Aku dimarah2 oleh dua dosen tadi. Dia sibuk2 menfitnah pulak.

Ya Allah...ampunilah dosanya. semoga ibuk2 ini kembali ke jalan yang lurus...amin

`AKU SALAH DI MATA DALAF, MUNGKINKAH DI ALLAH JUGA SALAH?

"KANDA mencoba untuk berpikir positif. Kanda pikir dinda pastilah sama dek Nur. Kalau dah ketemu kanda, dinda pindah ke kanda."

"Arghn..."

aku terhunus sebentar. Aku mendadak bingung. Rasanya aku berhadapan dengan orang yang bukan biasa.

" Kandaaaaa."

"Hati kanda terluka dinda. Benar2 terluka."

"Mafin Dinda."

"Apa yang kanda harapkan, tak sesuai dengan kenyataan. Harusnya dinda Naik motor kanda."

"Kandaaaaaaaaaa."

" Maafin dinda."

"Kanda sebenarnya mau pulang saja. Kanda Anggap dinda tak ada."

"Bisa kanda anggap dinda tak ada."

Aku hancur Ya ALLAH. AKU DIANGGAP TAK ADA OLEH KEKASIHKU SENDIRI. APATAH LAGI HAL YANG PALING MENYEDIHKAN DARI HAL INI SAYANG...

AKU BENAR2 TAK BISA TERIMA SEMUA INI.

AKU TAK ADA BAGINYA.

Perasaanku benar-benar kacau saja.

seluruh tubuhku mengulang kembali sakit yang dia obati tadi. Ya Allah ya Latif....sembuhkan jiwa dan raga hamba.


Kanda...

inilah luahan hati dinda. Jika kanda di posisi anak itu, apakah kanda tidak tersinggung atau sakit hati, jika orang yang kanda bawa lebih meimilih orang lain. Tidakkah kanda sadar. Bertapa terhinanya dia, jika dinda pindah tempat duduk sama kanda.

Apatah yang lebih penting selain menjaga hati orang kanda?

kenapa kanda harus marah?


Dinda sayang sama kanda.

marahlah sama dinda sepuas hati kanda. Tak akan mengubah perhatian dinda ke kanda.

Meskipun banyak kekurangan sikap kanda yang dinda pelajari malam ini, tidak akan mampu menghapus rasa cinta yang telah tumbuh di hati dinda ini sayang.

Tapi kenapa kanda hanya memilih dinda, ketika baiknya saja. saat buruk dan dinda bersalah kanda buang pandangan kanda. kanada marah dinda.

Kanda PUAS?

Renungkanlah sayang....Aku lakukan semua demi Allah...Ku mencintaimu karena ALLAH. Bukan karena kelebihan yang engkau miliki sayang...

Redup api DALAF

Dinda Tau kanda terbakar malam ini. Kanda benar-benar marah sama dinda. Akhirnya aku shalat. Lalu benar-benar memohon pada Sang Kuasa. Semoga surah Al-insyirah ini dapat menyejukan hati DALAF, meski belum bisa memadamkan titik-titik api yang telah aku cipta di relung hatinya.

Tak kuharap marahmu PADAM CINTAQU. Cukup sajalah menyejuk. Karena disitulah kau akan damai.

Usai berdoa, ku langsung meNELPHONEnya. Doaku terkabulkan. Dengan ikhlas dia mengangkat panggilan dariku.

Bumipun rasanya ikut tersenyum dengan kebahagiaan yang aku terima ini. tiba-tiba saja tikus berlari kencang di atap rumahku. mungkin juga dia ikut merayakan anugerah TUHAN kepadaku lewat MAAFnya.

masih tercatat di otakku setiap kata yang terlafas dari bibirnya lewat HP ini.

"Mungkin kanda terlalu sayang sama dinda."

"maafin dinda."

"Padahal Kanda ada pada pihak yang dirugikan. Tapi ntahlah kenapa KANDA tak bisa lama marah sama dinda."

"Dinda tau kanda marah sama dinda."

"Kanda TERLUKA sayangku. Meskipun banyak alasan yang dinda berikan, tak akan kanda terima."

"Maafin dinda sayang. Tak guna dinda menceritkan semuanya."

"Iya sayang. Kanda tak bisa terima alasan. Dinda harus tahu hati kanda terluka. Yang lama saja masih ada sayangku. masih teringat sampai saat ini. meskipun kanda minta maaf, tapi luka itu masih terasa sayangku."


*****

Ya Tuhanku...

Otakku terporosok. Kepalaku berserabut. Aku tak lagi sehat saat ini. Seluruh tubuhku kedinginan, akibat paragraf terakhir darinya itu. Tiba-tiba saja sakit ku menusuk seuruh tubuhku.

Aku tau, ini akibat kanker yang tiba-tiba kambuh oleh pikiranku yang kacau.

TUHAN...AKU TAKUT KEHILANGAN DALAF. AKU ERSALAH PADANYA. AKU MELUKAINYA. UNTUK APA AKU BERNAFAS SAAT INI? JIKA DIA TAK LAGI PEDULI PADAKU.

TIBA-TIBA SAJA UCAPANNYA MENINGGALKAN BEKAS LUKA DIHATIKU. LEBIH SAKIT DARI KANGKER YANG AKU RASAKAN SAAT INI.

lalu...

aku bicara dengan jujur. dengan suara lirih. Bukan untuk merayu. Tapi aku butuh suaranya untuk syifaqu.

"Kandaaaaa....Sakit dinda kambuh."

"Sayaaaaaaaaaaaaaang...Sini dekat kanda. Biar kanda peluk. Sini cinta kanda. mmmmmmmmmmmmmmmmMMMMMMMmmmmmmmmmmmmm.

"Kanda, ngajiin dinda."

" Dinda mau surah apa?"

"Apa aja yang kanda suka."

"Kanda..mau baca surah pendek aja."

Ajaib sungguh, Ya Allah. Surahmu adalah obat.

aku merasa damai. Sungguh... aku sujud Syukur. Rasa sakit ini-benar-benar pergi.

Terima Kasih Allah. terima kasih sayangku...

Minggu, 19 Juni 2011

MAAFKAN AKU DALAF

....

Lampu tamaram sepanjang perjalanan dari MTQ menuju ke UIR, tak lagi mengusik perhatianku saat ini.

Aku hanya diburu rasa bersalah pada DALAF. Bagaimana tidak, aku mungkin menyebabkan DALAF marah saat ini.


Aku berpikir, bisa melanjutkan tidurku yang telah dirampas oleh murid ngajiku td sore. Tapi, bagaiman aku bisa terlelap, jika nun disana kekasihku marah pada sikapku.

Aku yakin kantuk tidak akan mendekat padaku. Semoga setelah aku melafaskan semua kejadian ini, aku bisa tidur, walau hanya 5 menit tuk aku melakukan shalat TAHAJJUD.

KANDA...

Dinda merasa, memperhatikan, melihat dan menilai kanda tak memperhatikan dinda walau hanya sekali untuk waktu satu detik saja sayang.

Kanda menjatuhkan pandangan pada bumi, yang dinda tafsir itu wujud dari marah kanda pada dinda

Diberbagai kesempatan, dinda begitu antusias tuk menatap kanda.

Dinda sebenarnya tak ingin bersedih, tapi dinda sensitif sayang.

Berulang kali dinda mengajak kanda berbicara, tetapi tak sedikitpun kanda merespon. Dinda tak malu lagi melihat kanda, meskipun kanda tak ingin melihat dinda saat ini.

Ya Tuhan

Kata-kata apalagi yang hendak ku tulis di sini?

Maaf sudah berulang kali aku ucapkan. Tapi aku belum lagi mendapat respon.

Awal ceritanya adalah, saat aku terlupa kalau ada undangan di Rumah pak Nazirun. Aku benar-benar lupa. Tiba-tiba saja aku teringat, ketika aku sedang luluran.

Aku juga menjadi bingung. Tak tau harus berbuat apa. Aku mencoba meluahkan kebingunganku kepada DALAF.

Responya sangat positif. Tapi hatiku mengatakan dia punya kesibukan. Jadi kuurungkan niatku, untuk tidak meminta bantuannya.

5 menit setelah itu, sepupuku nelp, berniat mengantarkan aku ke rumah pak Nazirun. Tanpa membuang waktu, aku melepaskan seluruh pakaianku, lalu mandi.

Usai mandi dan berpakaian, aku langsung menunggu di depan pintu. 5 menit, Rahman is pun tiba.

Sampai di jalan. Tiba-tiba Kanda menanyakan.

"Dinda ada helemed?"

"Ada."

Selang dua menit DALAF menelponeku. Aku tidak begitu dengar suaranya. karena kami dijalan.

"Aslamalaikum."

"waalaikumsalam."

"dinda ada helemed."

"Yalah."

"Kanda tunggu di MTQ aja. Dinda cari kado dulu yah."

"Okelah."


Aku akhirnya memutuskan membeli magigcom seharga 300 ribu. Alangkah geram rasa hati, lama kali orang tersebut membungkus kadonya. HUFT...

Akhirnya aku pun terpaksa turun tangan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sampai tuntas.

Kami pun melangkah usai membayar semuanya.

****

ALLAH MAHA PENENTU SEGALANYA

Sampai di MTQ, aku tak kalau jualan jagung itu adalah MTQ. Mungkin karena faktor malam. Ramhman pun tidak berhenti. aku pikir dia tau, kalau DALAF menunggu aku di MTQ. akhirnya sampai di depan KOKI SUNDA, kami memutuskan untuk menunggu DALAF. Lalu aku mensms dia.

seiring waktu berlalu, diapun tiba.

Pertama yang memberi kesan buruk padaku adalah Pandangannya yang tak lagi bersahabat kepadaku. Dia tertuntuk marah.

ALANGKAH HANCURNYA HATIKU SAAT ITU. BEGITU KUAT ANGIN YANG INGIN MEMATIKAN LILIN DI HATIKU. AKU HANCUR. SEDIH. KECEWA. AKU HANYA BALIK MENYALAHKAN AKU, SERAYA BERTANYA DALAM PIKIRAN AKU.

"Marahkah dirimu wahai DALAF?"

"TAPI KENAPA?"

AKU TAK LAGI MAMPU MENATAP KOSONGNYA RASA DARI PANAH MATANYA YANG TAK LEMBUT MENGUSAP HATIKU. Sembari tawa membuat aku bingung. tapi aku harus pasrah. Mencoba untuk berpikir positif saja tentang semua hal.

Aku melihat dia kebut-kebutan di jalan. Padahal kami sudah di Jalan KASAH. Dia tidak berhenti. Dia malah lurus. Bingung harus bersikap. Akhirnya aku dan rahman memutuskan untuk menunggu dia jalan tersebut. Ku coba menelpone dan menSMS dia. Tak juga ada jawan dan balasan.

Ya TUHAN....

Kemana Hilangnya kekasihku?

Aku kembali bersedih.

Aku heran, Aku malah khawatir dia marah kepadaku. Tapi kenapa? Apa penyebabnya? Aku masih saja bodoh dengan pertanyaanku sendiri. Tak mampu aku jawab.

Karena tak juga ada jawab. Aku tetap berpikir positif.

"Dia tak tau jalan mungkin IS"

"mungkin kak."

"Atau dia marah dek?"

"Mungkin agaknye."

"Apa karena lama dia nunggu IS."

"Ye lah tu agagknye. Sebab kak, aku kalau nunggu cewek aku lame-lame. aku Pon marah juge."


AKU MEMUTUSKAN UNTUK TERUS MENUNGGU DIA.

"Is, coba kau susul abang tu Is. keliling saja di sekitar sini. Mungkin dia nunggu kite di depan."

"ye lah kak e."


****

Aku sendiri. berteman lalu lang kendaraan. Untuk menghilang suntuk, lalu aku sempat menghitung jumlah kendaraan yang lewat di depanku.

Aku coba menelponnya kembali. aku bahagia, dia mau mengangkan. Lilin hatiku yang terliuk-liuk oleh angin tadi, kembali normal. Aku senang seketika.

"Kanda dimana?"

"Di rumah Pak Nazirun."

"Kanda dah sampai."

"Iya."

"Dinda disini sayangku. Dinda sendiri. Jemput dinda sayang."


Dia pun datang menemuiku. Sermpak pulak dengan Rahman yang juga sampai. Akhirnya aku menaiki motorku sendiri.

Sampai di tempat pesta. Aku lihat dia tak kunjung menyoroti aku. Amarah benar-benar terlihat. Dia asyik sendiri dengan HPnya. Aku benar-benar merasa dihukum oleh kesalahanku.

Aku masih bertanya pada otakku.

KANDA...MUNGKINKAH KAU TERLUPA ADA AKU DISINI YANG MENCINTAIMU. HINGGA ENGKAU ENGGAN UNTUK MEYAPAKU DENGAN MATAMU WALAU SEBENTAR....

PERTANYAAN DI DALAF

"Kanda...Boleh dinda nanya satu hal?"

"Tanyalah buah hatiku...."

"Hmmmm...Tapi kanda jawab jujur ya!"

"Ia sayangku...Insylah."

"Beneran ya. Gak marah kalau dinda nanya ini?"

"Gak sayangku."

"Kanda pilih mana antara Mesya Putia sama dinda?"

Aku terdiam. Decak kekaguman mengalir kesluruh tubuhku. tak aku menduga jawabannya tertuju padaku.

Lalu antara aku dan dia hanya diam.

AKU BERSYUKUR TUHAN

Ucapannya saja membuat aku bahagia. Apatahlagi nanti jika beneran terjadi. Benarkah dia akan memilih aku sebagai istrinya? itulah pertanyaan2 yang mencuat di otakku saat itu.

Tak habis pikir olehku, hingga aku benar2 terdiam. Diam aku karena terkesima oleh kata-katanya.

"Dinda harus yakinkan kanda?"

"Apa yang harus dinda lakukan untuk meyakinkan kanda?

"Dinda harus yakinkan kanda, bahwa dinda hanya milik kanda."

"Apa kanda siap terima resiko? Kita akan melukakan wanita itu. Soal Lelaki itu tak begitu penting. Ada dan tiada dinda tak berarti apa-apa buat dia. Tapi tidak bagi kanda. Kanda tu sangat berarti buat Meysa Putia.

"Dinda tu tak percaya sama kanda. Tolonglah yakinkan kanda Sayangku. Jangan jadikan kanda ni alternatif."

Aku tertunduk kembali dalam pembaringanku. Sungguh..aku insyaf dengan kalimat terahir darinya kali ini. Bukan apa-apa.

Dia telah memilih aku. Ya Tuhan.

Aku ingin membuat dia bahagia ketika dia meminta...

"kanda mau dinda jadi kayak kemarin. Cemburu cuma sebentar aja. tak lama-lam kayak gini."

"insylah sayangku.."

"Dinda lama kali cemburunya. Kanda tu terombang ambing selama dua hari ini."

BATIK COKLAT DALAF

16 JUNI 2011 INI, lautan kasih terungkap oleh sebuah kalimat yang menyemati bebrapa peranyaannya tentang baju.

"Dinda masih ingat baju ini?"

"ehmmm...gak. Cuma ingat sama orangnya aja."

"Baju ini menjadi sangat berarti bagi kanda."

"kenapa?"

"Karena dinda pernah bersandar di sini."

Kalimat terakhir membuat aku tertunduk malu. Sungguh aku terbius rasa bahagia oleh kata-katanya. Ternyata aku begitu berarti bagimu DALAF.

Sudah tiga hari cerita itu berlalu sebenarnya. Tapi ucapan itu terekam hebat di otakku. bukan sampai aku menulis ini saja. Mungkin sampai Nanti aku MATI.

DALAF..

DALAF...

DALAF....

DALAF.....

Dinda ingin selalu menjadi berarti bagi Kanda.

Tidak hanya malam kemarin, tapi untuk selamnya.

Aku ingin menjadi kuah, nasi, lauk, sendok dan garpumu, yang selalu tersaji dalam piringmu.

DALAF...AKU INGIN MENJADI MILIKMU, WALAU AKU TAU SEKARANG KAMU ADALAH MILIK DIA. KU BERHARAP PADA ALLAH KARENA KANDA ADALAH MILIK SANG PENCIPTA.

TEH TELUR SEDAP BETOL


Aku ingin minum teh telur lagi. Kapan ya aku bisa menikmati teh telur ini. Pengen....siapa yang bisa bawa kau ke situ.

keinginanku diawali oleh rindu pada sebuah kedai makan di simpang sekitar UNiversitas Muhammdyah Riau.

Ada yang tahu?

Teh telurnya enak banget.

baru sekali aku minum sekitar tahun 2010 lalu, aku masih terasa enak rasanya di lidahku. spesial aja. berbeda.

Siapa saja boleh mencoba. Tapi aku tak tau nama tokonya, karena ketika aku singgah itu pas mati lampu.

KEBAHAGIAANqu




Sengaja ku pajang foto ini. Saat pertama aku jadi dosen di UIR. Meskipun aku sedikit kurus, tapi aku sangat bahagia. sekarang Aku bertambah gemuk. Bukan karena gemuk badanku, tapi karena masalah yang membuat badan aku tergemuk olehnya.

Mungkin aku harus selalu bahagia. Dalaf...Ajari aku untuk bahagia, karena ku yakin kau adalah syifa bagiku saat ini

SAHABAT DARI ACEH




Foto tersebu adalah foto kenangan i Hotel AZIZA Pekanbaru. Saat aku dan Ali menjemput bang Yasar Untuk pergi keliling Pekanbaru

abang tu bernama Muhammad Yasar.

Ketika di Malaysia dulu, dia sangat baik padaku...Thanks ya Abang

ULTAH K' MIRANTY EKA PUTRI

Ultah Kak ANTY..





Hmmmm.....

Sebenarnya bukan tanggal 06 Juni Ultahnya kak anty. Tapi 05 Juni. Tapi karena dia semalam, kami jadi merayakannya hari ini.

Saat ini, kak anty adalah seorang sekretaris yang sangat baik. Dia bekerja sangat cepat. Aku bahagia dan bersyukur kepada Allah karena tlan menciptka sekretaris yang baik ini buat aku.

Aku juga ingin mengucapkan terima kasih buat dia di blog kesayangnku ini. Bukan gengsi ngucapin langsung, tapi aku sengaja mengucapkannya seraya berdoa untuk kebahagiaannya di sini.

Kak Anty" Bagiku dirimu adalah seorang kakak yang banyak memberi tunjuk ajar padaku akibat ketidaktahuanku. terima kasih kakakku. Semoga kelak Allah akan membalasnya."

Selamat Ulang tahun yang ke-29 ya kak....

DOAQUP DI DALAF

Dalaf...


Dini hari aku bangun khusus mendoakanmu. Aku berharap, besok dan seterusnya aku bisa menjaga perasaanku.

Sayang...

Tak mampu aku melukiskan kisah indah malam di MTQ itu. Kau usap kepalaku, sungguh romantiAku damai ketika itu.

Sayang...

Kejadian itu mencuri tidur malamku tiga hari yang berlalu. Aku tidak bisa sepertimu saat ini, tidur nyenyak. hingga kau tidak mendengar suara telp dariku.

Sayang....

Itu biasa saja bagimu sayang. Tapi ianya bukan biasa bagiku. Ia bahkan melebihi keindahan2 malamku sebelum ini, ketika kita mencoba mambagi bintang.

"Bulan itu bintang juga lo dinda."

"Oh ya. berarti bintang gemuk dan bintang kurus dong."

"heheh."

"Ya udah, gini aja. Kanda bintang yang kurus aja. Bintang gemuknya buat dinda. Gimana?"

"Ya lah...sayangku, cintaku, buah hatiku, Intan Payung."

"MmmmmMMMMMMMMMMMMMmmmmmmmmmm"

"MMMMMMMMMMMMMMMMMM."


Keheningan malam itu, tak terucap ketika kami sama-sama mencoba menikmati jagung bakar,
apalagi saat dia

Sabtu, 18 Juni 2011

PROFESOR ANEH

Jumat, 17 Juni 20011


PRofesssor...


Jumat, hari ini agak sedikit ada yang lucu sebenarnya. Ku melihat profesor yang kemarin sering membuat aku takut, kini sudah berubah.

Mau tau kenapa....

Hahaha....

Dia di telpon Nasrol Akmal. Dia tak tau abang aku tu sape.

lega rasa hatiku...Makasih bang Nasrol
e....

Dulu aku pernah dibuat kusut oleh lelaki ini, tetapi Alhamdulillah sekarang tidak lagi

Makasih ya Allah.. Makasih bang Nasrol Akmal....

CATATAN PENTING BUAT DALAF

"Dua hari ini dinda berubah."

"Apa yang berubah kanda?"

"kanda merasa dinda berubah aja."

"Hmmmm."

"Dinda cemburu?"

"mungkin."

"sama siapa dinda cemburu?"

" kadang kita gak sadar sikap kita bisa melukai hati orang lain."

" coba kanda ingat dulu. tadi kanda sama .... trus sama.... lepastu sama...kak...Tak kan dinda cemburu sama kak tu pulak?"

"hmmmmm..abaikan saja kanda."

" kenapa dinda tak mau cerita masalah dinda ke kanda? apa kanda tidak berarti buat dinda?

Dalaf...Taukah dirimu sayang...kehadiranmu di ruang yang pengap oleh ahtiku saat ini saja sudah sangat berarti bagiku. Kau tau sayang. Aku bukan tak mau cerita. Aku malah sebaliknya, banyak sekali hal yang ingin kusampaikan kepada kanda. Sangat banyak. Bahkan kanda Tau...Dinda pengen sekali meminjam bahu kanda.

Seperti Malam kelmarin saat kita menjenguk Agus. Usai dari sana, kita mampir makan jagung bakar di MTQ.

Kanda tau...itu menjadi saat yang paling indah dalam hidup dinda. Tanpa malau dinda bersandar di bahu kanda. Lalu kanda mengusap kepala dinda.

Tak ada yang lebih indah selain malam itu sayang. Meskipun seluruh kenangan cinta lalu dinda disatukan, tak akan mampu menyaingi rasa itu.

Saat ini...Dinda ingin sekali memgang hangat tangan kanda, yang malam kemarin membuat dinda tenang setiap kali kau menggenggam erat hangatnya tangan dinda.

Tak ada yang lebih berarti selain malam itu.

*****

Sperti sore ini dinda di landa berjuta masalah. Terutama dengan salah seorang Pembantu Dekan yang tadi siang berkoar-koar di Ruang dosen menuduh dinda jadi peeror.

Padahal kanda taukan semalam kita kemana.

Dia malah enakan marah-marah.

Kanda tau...

Dinda kesal. HUFT.....


*****

Sayang...aku ingin cerita, seperti burung menyupi makan anak-anaknya yang tidak mampu. Bahakan aku inin sekali mengajakmu pergi agar aku merasa lega. Aku ingin berteriak sekuat-kuatnya sayang. Kau tau itu yang aku butuhkaan saat ini

Selain itu,... aku ingin sekali Shalat di Masjid Agung. Kau tlah mengajarkan aku tuk mengngat Tuhan di situ.

Aku ketagihan sayang...Tempat itu membuat aku tenang. Bahkan malam itu, aku tak ingin pulang. Tapi, kita sama2 belum mandi.

hahahah.....

Ingin rasanya aku mengulang masa itu. Tak seperti saat ini. Kita berhadapan saling diam.

Hanya sebait Ungkapan tadi saja.

Entah apa yang terjadi antara kita.

Dinda sibuk dengan perasaanku sendiri. Kanda juga begitu sibuk dengan laptop. Ntahlah. Dinda tiba-tiba saja cemburu, jika sekajap saja kanda mengalihkan perhatian pada yang lain.

Dalaf...

Kanda bertanya pada dinda, "ada masalah apa? ceritalah sama kanda!" tapi mata kanda tertuju pada laptop. bagaimana dinda mau bercerita sayangku? Saat mata itu tak bersahabat. Dinda tau kanda tak bisa mengerjakan dua sekaligus. makanya dinda membuat keputusan untuk pulang saja.

Karena akan percuma, jika dinda bercerita saat ini. dinda yakin dinda bisa menyelesaikannya sendiri. Pabila waktunya tiba. dinda akan ceritakan semua.

******

Dua hari dinda mencoba sikap biasa sama kanda, apa yang terjadi, rasa setahun dinda kehilangan kanda.

Dalaf...

Aku tak mau kehilanganmu.....


dalaf........
DALAF..............
dalaf......................
DALAF.............................
DALAF....................................
dalaf...........................................
dalaf..................................................

DOA BUAT ANANDA AGUS WAHYUSRI

Tuhan...

Ku ingin sekali menceritakan seorang mahasiswaku yang terkena musibah. Melihatnya anakku terbaring membuat permata bening ini mengupas masuk ke dalam sudut hatiku.

Jujur Tuhan.

Telah lama aku ingin menoret cerita tentang anak ini. Seorang anak yang mencuri perhatian dari sejuta kesibukan ku saat ini.

Entah kenapa Ya Allah, melihat semngatnya yang begitu antusian untuk belajar, lama kelamaan mengugurkan juga permata bening diwajahku.

Jujur aku tak terbayangkan saat akhir idupku nanti.

Mungkin jika aku menjalani operasi kangker payudara, aku akan disuapin, dimandikan, oleh orang lain. Sama seperti yang kulakukan pada anakku saat ini. Ketika ku menyuapi dia makan, yang kepikir adalah saat aku nanti terbaring di rumah sakait. mungkin bukan dikamar ini, tapi bisa saja di sini.

Ya Allah...

Dalam shalat malamku ini, Ku titip sekuntum bunga buat anadaku tersayang. Sembuhkanlah dia dari segala keretakan tulang dan kepecahan hati yang berlaku saat ini. Tubuh kecil di usia ke-19 tahunnya menjadikan aku lemah setiap kali menatapnya Ya Tuhan.

Hamba tahu kelemahan hamba.

hamba harus selalu tersenyum, saat hati ini hancur tiap kali Agus menanyakan ujiannya.

Andai saja aku mengajarnya di semster ini, akan ku berikan dia nilai yang tepat untuk semnagatnya.

Ya Allah aku tak akan pernah berhenti berdoa, semoga dosen-dosen yang bersangkutan meu memberikan nilai kepada Agus.

Bersabarlah anandaku....Allah selalu melindungimu...jangan pernah kau sesali ini semua ananda. Terima kesempatan ini untuk berbakti kepada kedua orang tuamu nak.

Ibu ada di sini menyelipkan doa yang tak putus buatmu.

PU TU S AS A

kisah hidup bukan sesuatu yang harus kita sesali, karena kita bukan biasa dalam ketidakbiasaan. apa yang kita harapkan bukanlah sesuatu yang terkadang terjadi.

Seperti rasa hari ini yang menghukum jiwa pada lelah mataku melihat Dalaf menyita perhatiannya buat orang lain.

Aku tak mampu Tuhan..

Aku takut menjadi wanita yang tidak berguna di mata DALAF. Jujur aku tak mampu menahan rasa cemburu ini.

Sejak dua hari lepas....rasa rindu ini benar-benar membenam pada sudut hati ini.

Pada suatu sudut, aku harus bersikap seolah-olah aku kuat di matanya. Padahal kau tau DALAF... aku menjadi orng yang paling tidak berguna karena tak bisa membuat dirimu tersenyum ikhlas.

Aku bahkan mengutuk diriku sendiri saat ini. Saat kau tak menjawab telhon dariku, apatah lagi membalas sms tentang kejujuran dariku.

Mungkin kata-kataku kasar. Atau dia benci dengan kecemburuan aku yang berlebihan.

Senin, 13 Juni 2011

masih mendung DALAF?

Dalaf...

Ku melihat mendung itu masih membelitmu. Walau kadang kau tersenyum saat mata kita beradu, tetap kau tak bisa membohongi arti dari matamu yang antara pejam dan tercelik itu terlihat sama.

Dalaf...

Dari ruang ini, aku mencuri pandang terhadapmu, setiap kau terlengah. Kau tau sayang..Ku tak ingin lewatkan sedetikpun hari ini jauh darimu.

Ku ingin tatap raut wajahmu, meskipun wajah ganteng itu terlihat kusam saat ini.

Walau kusam, Keriput saja kanda di usia tua nanti, tak mau rasanya aku melewati masa tanpa memperhatikan gurat di kening dan sluruh wajahmu.

Dalaf...
Dalaf....
Dalaf.....
dalaf......
dalaf.......

Kau tau sayang. Aku bahagia saat dekat dengan kamu tadi. Terasa ada yang melindungiku. Jujur..ini ternyata NYAMAN...yang kau ucap kemarin.

Dalaf...

Aku Jatuh CINTA padamu. Sangat cepat memang.

Tapi itulah kebenaran di atas kenyataan.

Semalam saja... aku lebih memilih digonceng sama kamu dari pada Marhadi Sarja. Kau tau sayang, aku tak pernah menyisihkan adi, bila aku harus memilih dia dengan Dedi.

Aku sendiri heran. Kenapa aku seperti itu. Aku merasa ingin menambah panjang jalan menuju rumah pribadiku saat ini.

Kau tau sayang... aku ingin menikmati perjalanan yang lama ku nanti.

Ku ingin bercerita tentang semua rasaku sayang...

Minggu, 12 Juni 2011

SK TAK JELAS

Ternyata penyakit kangker yang ku derita tidak seganas penderitaanmu Dalaf. Saat kau memberi bacaan keputusan Rektor tentang itu. Sungguh ku tak sanggup. Permata bening menunggu saja awan menggetarkan langit mataku. Jika lama kubertahan di situ, maka akulah yang bakalan lebih hancur dibanding dia yang mengalami hal itu saat ini.

Dalaf...

Jujur... senyum palsu yang aku tebarkan adalah cara aku bersabar menghadapi ujian cinta kita.

Aku mencintaimu saat ini. Lebih dari aku mencintai diriku saat ini.

Aku khawatir padamu, lebih dari aku mengkhawatirkan vonis dokter terhadap penyakitku. Aku tak mau melihat kau rapu seperti saat ini.

Menangisi kejadian ini bukanlah solusi sayangku...

Tapi....

DIRIMU adalah kekuatanKU saat ini.

Mungkin ini masih terlalu awal untuk kau percaya. Tapi dirimu tetap harus percaya..

....KU INGIN SEPIRING BERDUA...UNTUK MENYATUKAN NASI, LAUK, KUAH, SENDOK DAN GARPU KITA...

Kalimat itu tak pernah kuucapkan buat siapapun kanda. Istimewa hanya untukmu. sekali lagi untukmu. Untukmu selamanya...

Dalaf...

Kau pernah ditinggalkan oleh IBUMU yang sangat engkau sayangi... kau tau sayang...tak ada satu hal pun di dunia ini yang lebih menyedihkan dari hal itu. percayalah....

Aku ditakdirkan lahir dan mengenalimu saat ini dari Allah bertugas untuk menemanimu berjuang saat ini.

Percayalah sayang...

Kubersedia menemanimu dalam menghadapi setiap kedukaanmu.

Sebagai insan yang berkerja mencapai Ridho ALLAH, kita WAJIB mengembalikan senyum yang telah dirampas oleh selembar catatan kusam yang tercabik buram itu.

Surat itu tidak lebih penting dari pertemuan CINTA kita saat ini.

Kita harus menari mengahadapi cobaan ini sayang...karena Cinta kita telah Allah hadirkan sebagai wujuduntuk mencapai ridhonya...

Dalaf...

Ku akan selalu ada buatmu...Percayalah...