Kamis, 15 Desember 2011

Bersabarlah

Wahai Pangeran Syurgaku. Bersabarlah dirimu menghadapi pahitnya hidup yang menghimpit batinmu saat ini. Aku tau, itu tidak mudah untuk dilakukan karena aku tak berada di tempatmu.

Tapi pernahkah engkau merasakan persoalan yang membelenggu di hidupku? Aku bahkan tak dianggap ada oleh orang-orang yang aku pimpin terkadang. Aku hanya dipandang sebelah mata. Setiap hari aku ditunduukan dan dicuekin oleh sikapnya yang terkadang membuat aku terlonta. 

Baca Selanjutnya-->

Senin, 12 Desember 2011

SK Perpanjangan

Aku dipanggil oleh PR 1 ini. Aku membantu menyelesaikan sesuatu yang biarlah menjadi rahasia antar aku dan dengannya. Pekerjaan itu sesuai dengan bidangku.

Alhamdulillah aku bahagia mendapat kepercayaannya. Sungguh. Dia adalah salah seorang yang pernah membuatku berada dalam ketidakpahaman saat diwawancara olehnya ketika Agustus 2010. Mungkin saat itu aku kecapean diwawancara oleh PR 2, 3, dan 4. ditambah lagi bulan Ramadhan ketika itu.

Pada kebingungan akhirnya aku yang balik bertanya. Bukannya menjawab pertanyaan. Hahaaa..

"Maaf pak. Bapak tanya apa pak? Saya kok tidak paham."

Pertanyaanku membuat suasana pecah. Akhirnya dia tertawa dengan keadaan kami ketika itu. Lucu.

Hari ini. Dia langsung yang memberi SK perpanjangan itu. Aku yang semula ragu dengan nilai yang diberi fakultas. Akhirnya tambah tak percaya. Kalau poin penilaiannya banyak mendapat A.

Terima kasih ya Allah. Semoga penilain itu benar adanya. Semoga penilaian itu tak membuat aku bangga dan lupa diri. Bantulah hamba untuk menjadi dosen yang bisa mengabdi seluruhnya hidupku demi kesuksesan mahasiswaku. Tak kuharap kelak mereka menjadi orang yang sukses. karena tugasku tak hnaya mengajar, tapi juga mendidik. Ku sudah melakukan itu, bahkan aku sudah korbankan hal yang terbesar dalam hidupku. Yaitu CINTA. Semoga kelak aku menjadi orang yang takwa.

Alpa di Balik Dekapan


aku parah dalm fisik dan kesucianku. berian hangat jemari putih itu, menumbuhkan jiwa baru. kau selimuti aku. kau ajak aku menikmati laut, meskipun kau tak pandai berenang 
kau ajak aku terbang tinggi patah sayapku hingga ku tak bisa berpaling. kau berikan aku bahu tuk sandaran hati tiap laku lukaku patah. Kini aku jadi berani meskipun kau kekasih orang
karena kita adalah benar. suci harap ridho allah.

Kau beri aku batas pesona. tiap kali mat mu, menusuk ke sudut percaya itu hingga wujud kau ​​tak lekas lebur tubuh saya dengan tafsir warna2 penggoda agar nyaman bertukar cerita tanya dan jawan pertanyaan. mengapa biru venus tak kebiruan laut hingga aku tak lagi takut untuk memilikimu meskipun kau milik dia di bentangan dadamu kau baringkan aku tiap kali aku dalam gelap hingga terdengar gemuruh hatimu yang berdegup kencang oleh ulahku. aku tau, kau tlah kunci aku di kamar itu.

Kamar terisi permadani hijau aromaterapi buah apel.  Kau aliri aku sungai kebahagiaan, seperti ikan sebagai penghias lau yang tak pernah tidur. kau lagukan malamku, bukan dengan nyanyian nafsu, melainkan kalam Allah apalagi yang lebih berarti selain dirimu dalaf. aku akan berlari menembus hujan. buat mengantar ukiran diary yang memsan secangkir teh hangat yang mengirimu sedert pesan bahwa aku bukan sehat yang sebentar lagi mati. aku tetap yakin, tuhan menyatukan kita kelak

Jumat, 09 Desember 2011

Salam Bisu untuk sahabatku Marhadi


Aku sengaja melakukan ini. Aku ikhlas kau marah padaku sobat. Aku capek disalahkan oleh orang yang mencintaimu itu. Dia terlalu lama berharap padamu. Tapi kau tak pernah pedulikan itu. Bahkan dia sangat marah dan cemburu padaku.

Kita hanya sahabatan. Sejak dulu dan kini. Karena aku seorang perempuan, aku tak ingin dia tersakiti. 

Tologlah sadari hal ini. Dia sangat mencintaimu. Aku harus melakukan ini. Aku bahkan sengaja tak mengangkat telp dari. Apalagi membalas sms darimu. Bahan aku melakukan hal yang sangat membuat dirimu sakit hati. Aku harus rela menyakiti dan merusak persahabatan kita.

Aku tak mau terlihat baik di hadapanmu. Bahkan aku rela menjadi wanita paling jahat di matamu. Yang jelas aku capek terus-terusan disalahin oleh dia yang sama sekali tak mengenaliku. Aku capek terus-terusan di usik. Aku juga butuh tenang.

Ku harap kau selalu bahagia. Meskipun tanpa aku kini atau esok. Aku percaya Allah itu Adil. Doaku tak pernah putus untukmu. 

Ku mohon cairkanlah kebekuan itu sobat. Agar tak ada yang salah. 

Percayalah... apapun yang terjadi, kita tetap sahabat meski jarak ada antara kita. Kau di sana dan aku di sini. Aku hanya menjadi bulan yang akan bersembunyi di waktu siang dan mata hari di waktu malam, namun aku tetap akan memberi sinar melalui talian zikirku.

Jika kelak kita punya pasangan masing-masing, aku akan ceritakan kebaikanmu pada mereka sejak tahun 2004 hingga 2011. Bertahun-tahun kau selalu baik padaku. Itu akan menjadi cerita indah dalam arti persahabatan. 

Senin, 05 Desember 2011

Abdul Kadir


Add caption

Hmmmm... Melihat mahasiswaku yang satu ini, agak sedikit memprihatinkan. Bagaimana tidak. Terkadang aku dikejutkan oleh tingkahnya yang aneh. Suka ngagetin kalau lagi ketemu. 


Namun, Banyak hal yang telah dia lakukan untuk membantu aku. Membantu mempopularkan kegiatan yang telah disusun oleh Himpuanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa FKIP UIR. Dia seorang yang sangat rajin. Dalam segala bidang. Dalam pengarsipan, sertifikat, undangan dan lain sebagainya. 

Yang paling membuatku terkesan adalah totalitasnya dalam kepengurusan apapun yang ku minta. Suatu ketika aku mengajarnya yang berada di kelas 2E, pada mata kuliah "Membaca". 

Aku sebenarnya meminta dia untuk memprakarsai "Diskusi Ilmiah" yang berhungan dengan membaca. Aku meminta dia mengundang Fatmawati, S.Pd. Alumni yang meraih Pemuncak I FKIP di acara wisuda sarjana Universitas Islam Riau. 

Yang ada dalam bayanganku hanyalah acara kecil-kecilan. Tapi, dipagi minggu itu aku dikagetkan dengan sepanduk yang terpasang di Pendopo. Selain itu, aku tak percaya.. Acara diskusi itu diadakan dengan meriah, meskipun maahasiswa hanya mengumpulkan Rp. 3000 per mahasiswa. 

Totalitasnya tidak hanya aku yang mengakui. Hal ini dibenarkan juga oleh PD III FKIP UIR lewat kata sambutannya dalam acara penutupan Bulan Bahasa 2011. 

Ananda.. Semoga tidak jemu berkarja dan berkreatifitas meskipun banyak duri dan terjal yang menghadang. Allah akan selalu membantu orang yang selalu melakukan ibadah kepadanya. Amin.

Hujan untuk IBU


Add caption

Terangnya matahari tak mampu mengusir gelap hatiku yang tak mampu memenuhi pintamu ketika itu. Sesal. Memang terlambat datangnya. Aku tak mampu memenuhi pinta IBU karena kita tersesat saat itu.

Aku tak percaya... ketika aku telah memiliki semua yang ingin aku miliki, aku malah tak selalu bisa memiliki kesempatan bersama IBU. Aku malah jarang sekali bisa membuatkan kopi hangat untuk ibu.

Dulu kita memilih jalan sukses. Mendapatkan anak yang sukses adalah doa IBU. Menjadi sarjana adalah perjuanganku. Perjuangang kami. Tapi doa dan perjuangan itu adalah penghadiah jarak untuk kita.

Ibu aku Rindu...

Aku terkadang iri pada abang dan adikku yang setiap saat bisa mengusik IBU. Seadangkan aku Sebulan tak ada sekali bisa makan bersamamu. Karena jika itu yang aaku laku maka 3ribu mahasiswaku akan terganggu. Meskipun3ribu itu tak pernah mampu menghiburku untuk mengubat kerinduanku.

IBU... kini aku malu pada diriku. Yang hanya mampu mendoakanmu di sudut rumuhku yang IBU datangi dulu.

Ya Tuhanku...Lindungi ibuku. Limpahkan kasih-Mu pada IBU yang telah melahirkanku. Aku ingin sempat menciummu setiap waktuku.

IBU.  Andai titik hujan ini bisa saja aku bershalawat, maka setetesnya menjadi doaku, dan peluk sayangku untuk yang jauh di sana.