Kamis, 15 Desember 2011

Bersabarlah

Wahai Pangeran Syurgaku. Bersabarlah dirimu menghadapi pahitnya hidup yang menghimpit batinmu saat ini. Aku tau, itu tidak mudah untuk dilakukan karena aku tak berada di tempatmu.

Tapi pernahkah engkau merasakan persoalan yang membelenggu di hidupku? Aku bahkan tak dianggap ada oleh orang-orang yang aku pimpin terkadang. Aku hanya dipandang sebelah mata. Setiap hari aku ditunduukan dan dicuekin oleh sikapnya yang terkadang membuat aku terlonta. 

Baca Selanjutnya-->

Senin, 12 Desember 2011

SK Perpanjangan

Aku dipanggil oleh PR 1 ini. Aku membantu menyelesaikan sesuatu yang biarlah menjadi rahasia antar aku dan dengannya. Pekerjaan itu sesuai dengan bidangku.

Alhamdulillah aku bahagia mendapat kepercayaannya. Sungguh. Dia adalah salah seorang yang pernah membuatku berada dalam ketidakpahaman saat diwawancara olehnya ketika Agustus 2010. Mungkin saat itu aku kecapean diwawancara oleh PR 2, 3, dan 4. ditambah lagi bulan Ramadhan ketika itu.

Pada kebingungan akhirnya aku yang balik bertanya. Bukannya menjawab pertanyaan. Hahaaa..

"Maaf pak. Bapak tanya apa pak? Saya kok tidak paham."

Pertanyaanku membuat suasana pecah. Akhirnya dia tertawa dengan keadaan kami ketika itu. Lucu.

Hari ini. Dia langsung yang memberi SK perpanjangan itu. Aku yang semula ragu dengan nilai yang diberi fakultas. Akhirnya tambah tak percaya. Kalau poin penilaiannya banyak mendapat A.

Terima kasih ya Allah. Semoga penilain itu benar adanya. Semoga penilaian itu tak membuat aku bangga dan lupa diri. Bantulah hamba untuk menjadi dosen yang bisa mengabdi seluruhnya hidupku demi kesuksesan mahasiswaku. Tak kuharap kelak mereka menjadi orang yang sukses. karena tugasku tak hnaya mengajar, tapi juga mendidik. Ku sudah melakukan itu, bahkan aku sudah korbankan hal yang terbesar dalam hidupku. Yaitu CINTA. Semoga kelak aku menjadi orang yang takwa.

Alpa di Balik Dekapan


aku parah dalm fisik dan kesucianku. berian hangat jemari putih itu, menumbuhkan jiwa baru. kau selimuti aku. kau ajak aku menikmati laut, meskipun kau tak pandai berenang 
kau ajak aku terbang tinggi patah sayapku hingga ku tak bisa berpaling. kau berikan aku bahu tuk sandaran hati tiap laku lukaku patah. Kini aku jadi berani meskipun kau kekasih orang
karena kita adalah benar. suci harap ridho allah.

Kau beri aku batas pesona. tiap kali mat mu, menusuk ke sudut percaya itu hingga wujud kau ​​tak lekas lebur tubuh saya dengan tafsir warna2 penggoda agar nyaman bertukar cerita tanya dan jawan pertanyaan. mengapa biru venus tak kebiruan laut hingga aku tak lagi takut untuk memilikimu meskipun kau milik dia di bentangan dadamu kau baringkan aku tiap kali aku dalam gelap hingga terdengar gemuruh hatimu yang berdegup kencang oleh ulahku. aku tau, kau tlah kunci aku di kamar itu.

Kamar terisi permadani hijau aromaterapi buah apel.  Kau aliri aku sungai kebahagiaan, seperti ikan sebagai penghias lau yang tak pernah tidur. kau lagukan malamku, bukan dengan nyanyian nafsu, melainkan kalam Allah apalagi yang lebih berarti selain dirimu dalaf. aku akan berlari menembus hujan. buat mengantar ukiran diary yang memsan secangkir teh hangat yang mengirimu sedert pesan bahwa aku bukan sehat yang sebentar lagi mati. aku tetap yakin, tuhan menyatukan kita kelak

Jumat, 09 Desember 2011

Salam Bisu untuk sahabatku Marhadi


Aku sengaja melakukan ini. Aku ikhlas kau marah padaku sobat. Aku capek disalahkan oleh orang yang mencintaimu itu. Dia terlalu lama berharap padamu. Tapi kau tak pernah pedulikan itu. Bahkan dia sangat marah dan cemburu padaku.

Kita hanya sahabatan. Sejak dulu dan kini. Karena aku seorang perempuan, aku tak ingin dia tersakiti. 

Tologlah sadari hal ini. Dia sangat mencintaimu. Aku harus melakukan ini. Aku bahkan sengaja tak mengangkat telp dari. Apalagi membalas sms darimu. Bahan aku melakukan hal yang sangat membuat dirimu sakit hati. Aku harus rela menyakiti dan merusak persahabatan kita.

Aku tak mau terlihat baik di hadapanmu. Bahkan aku rela menjadi wanita paling jahat di matamu. Yang jelas aku capek terus-terusan disalahin oleh dia yang sama sekali tak mengenaliku. Aku capek terus-terusan di usik. Aku juga butuh tenang.

Ku harap kau selalu bahagia. Meskipun tanpa aku kini atau esok. Aku percaya Allah itu Adil. Doaku tak pernah putus untukmu. 

Ku mohon cairkanlah kebekuan itu sobat. Agar tak ada yang salah. 

Percayalah... apapun yang terjadi, kita tetap sahabat meski jarak ada antara kita. Kau di sana dan aku di sini. Aku hanya menjadi bulan yang akan bersembunyi di waktu siang dan mata hari di waktu malam, namun aku tetap akan memberi sinar melalui talian zikirku.

Jika kelak kita punya pasangan masing-masing, aku akan ceritakan kebaikanmu pada mereka sejak tahun 2004 hingga 2011. Bertahun-tahun kau selalu baik padaku. Itu akan menjadi cerita indah dalam arti persahabatan. 

Senin, 05 Desember 2011

Abdul Kadir


Add caption

Hmmmm... Melihat mahasiswaku yang satu ini, agak sedikit memprihatinkan. Bagaimana tidak. Terkadang aku dikejutkan oleh tingkahnya yang aneh. Suka ngagetin kalau lagi ketemu. 


Namun, Banyak hal yang telah dia lakukan untuk membantu aku. Membantu mempopularkan kegiatan yang telah disusun oleh Himpuanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa FKIP UIR. Dia seorang yang sangat rajin. Dalam segala bidang. Dalam pengarsipan, sertifikat, undangan dan lain sebagainya. 

Yang paling membuatku terkesan adalah totalitasnya dalam kepengurusan apapun yang ku minta. Suatu ketika aku mengajarnya yang berada di kelas 2E, pada mata kuliah "Membaca". 

Aku sebenarnya meminta dia untuk memprakarsai "Diskusi Ilmiah" yang berhungan dengan membaca. Aku meminta dia mengundang Fatmawati, S.Pd. Alumni yang meraih Pemuncak I FKIP di acara wisuda sarjana Universitas Islam Riau. 

Yang ada dalam bayanganku hanyalah acara kecil-kecilan. Tapi, dipagi minggu itu aku dikagetkan dengan sepanduk yang terpasang di Pendopo. Selain itu, aku tak percaya.. Acara diskusi itu diadakan dengan meriah, meskipun maahasiswa hanya mengumpulkan Rp. 3000 per mahasiswa. 

Totalitasnya tidak hanya aku yang mengakui. Hal ini dibenarkan juga oleh PD III FKIP UIR lewat kata sambutannya dalam acara penutupan Bulan Bahasa 2011. 

Ananda.. Semoga tidak jemu berkarja dan berkreatifitas meskipun banyak duri dan terjal yang menghadang. Allah akan selalu membantu orang yang selalu melakukan ibadah kepadanya. Amin.

Hujan untuk IBU


Add caption

Terangnya matahari tak mampu mengusir gelap hatiku yang tak mampu memenuhi pintamu ketika itu. Sesal. Memang terlambat datangnya. Aku tak mampu memenuhi pinta IBU karena kita tersesat saat itu.

Aku tak percaya... ketika aku telah memiliki semua yang ingin aku miliki, aku malah tak selalu bisa memiliki kesempatan bersama IBU. Aku malah jarang sekali bisa membuatkan kopi hangat untuk ibu.

Dulu kita memilih jalan sukses. Mendapatkan anak yang sukses adalah doa IBU. Menjadi sarjana adalah perjuanganku. Perjuangang kami. Tapi doa dan perjuangan itu adalah penghadiah jarak untuk kita.

Ibu aku Rindu...

Aku terkadang iri pada abang dan adikku yang setiap saat bisa mengusik IBU. Seadangkan aku Sebulan tak ada sekali bisa makan bersamamu. Karena jika itu yang aaku laku maka 3ribu mahasiswaku akan terganggu. Meskipun3ribu itu tak pernah mampu menghiburku untuk mengubat kerinduanku.

IBU... kini aku malu pada diriku. Yang hanya mampu mendoakanmu di sudut rumuhku yang IBU datangi dulu.

Ya Tuhanku...Lindungi ibuku. Limpahkan kasih-Mu pada IBU yang telah melahirkanku. Aku ingin sempat menciummu setiap waktuku.

IBU.  Andai titik hujan ini bisa saja aku bershalawat, maka setetesnya menjadi doaku, dan peluk sayangku untuk yang jauh di sana. 

Rabu, 30 November 2011

Perjalanan ke UI Depok

Dasar Orang kampung naik pesawat, Pasti mau berfoto-foto. Buat bukti untuk Mak, Bapak, datuk, Nenek. di kampunglah.

Hari Terakhir Bulan Bahasa


Wah...

Melihat buk Karsinem narsis, mahasiswanya tidak ketinggalan untuk narsis. Heheheheh




Selasa, 29 November 2011

Juara 1 Lomba Musikalisasi Puisi tingkat Riau di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia UIR



Dulu... aku pernah menerima hadih. Tapi kejadian hari ini berbeda. Aku yang membagi-bagikan hadiah kepada pemenang.

Indah juga rasanya. Tapi, sebelum beranjak tadi aku dikagetin oleh pembawa acara. Hmmm... mereka ada-ada aja.

Tapi dua mahasiswaku ini memang berbakat jadi pembawa acara. Namanya Lili Hariani dan Bambang Riadi. Lucu, asyik dan menghibur. Ini aset yang sangat membanggakan aku.

Ya Allah semoga kelak mereka menjai orang sukses. Membawa nama Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.



Mereka berhak tau



Ya Allah... Kenapa sakitku makin parah? Perlukah aku menceritakan semua ini pada keluargaku. Jujur aku tak kuat lagi. Jika aku boleh memilih, mungkin aku lebih memilih mati dari harus menangis setiap malam. Seluruh tubuhku terasa sakit.

Ya Allah, kirimka aku seseorang yang bisa membacakan aku surah Ar-Rahman sebelum aku tidur. Entah kenapa aku membutuhkan itu.

Terima kasih Allah. Dalam kesendirianku, engkau menghadirkan Al-Quran yang dengannya aku bisa mengurangi rasa sakit ini. Rasa perih ini.

Entah berapa lama aku tak menulis, aku juga sudah lupa. Keadaan dan sakit ini membuat aku tak bergairah lagi untuk menulis. Padahal banyak hal yang ingin aku cerita dalam kondisi dan keadaan sakit buat teman-teman yang mengalami penderitaan seperti aku.

Aku ingin mengingatkan, kalau kita sakit, jangn disembunyikan dari keluarga. Kenapa? Tatkala sakit itu mencengkam dan kita sendirian, maka kita ingin rasanya memilih MATI. Coba saja ada seseorang yang bersama kita, ntah itu Bapak, Mak, Abang atau adik kita, tentu kita akan senang. Sakit itu tidak akan terasa perih. Seperti yang aku alami.

Sobat...

Mereka berhak tahu keadaan kita. Biar mereka tidak menyesal karena mereka masih bisa merawat kita. Mereka akan mendekap kita dengan selimut hangat sebelum kain kafan menutupi tubuh kita.

Aku memenag tak bisa melakukan itu. Tapi aku harap kalian tak seperti aku.

Jumat, 18 November 2011

Kado dari Pangeran Syurgaku

Malam yang bening ini, aku mendapat kado dari Pangeran Syurgaku. Petikan gitar itu membuat aku menjulaskan diri sebagai pembangkit tenaga melakukan usaha. Suara indah itu menjadi penyejuk bagi keganasan cahaya matahari yang melekat di tubuhku.

Aku tak melihat wajahnya saat bernyanyi. Tapi petikan gitarnya terasakan dia seorang yang lembut dan penuh kasih. Memang aneh. Aku merasakan keanehan yang berlaku dalam kepribadian kami berdua saat ini.

Entah jatuh cinta atau apalah namanya.

Jujur saja. Aku ingin memindahkan rasa cinta dan kasih sayang yang aku berikan kepada nama yang tak lagi ingin aku sebut itu. Bahkan aku ingin mencintainya secara total. Perasaanku ini tulus. Bukan paksaan.

Cintaku kali ini cinta apa adanya, bukan karena ada apanya. Aku tak tahu dia siapa? dimana? Kerja Apa? tapi aku ingin mencintainya.

Di sebuah pantai.

Aku yang berbaring diperaduanku yang berwarna merah ini merasakan kalau aku benar-benar menyaksikan belaiannya melalui petikan gitar yang disertai bunyi jangkrik itu.


Arrow (Eddie Hamid / Afiqah MS)Tuju Tuju Cinta

( 1 )
Sejak ku bertemu dengan dirimu
Hatiku menjadi semakin rindu
Tak dapat nak disembunyikan lagi
Perasaan ini

Kekasih aku telah jatuh cinta
Padamu hanyalah aku puja
Kekasih inginkah kau menjadi
Oh buah hatiku

( 2 )
Tersiksa aku jiwa tersiksa
Bila mataku tak memandang matamu
Berilah aku peluang membuktikan sayangku ini
Demi kasih kita kukorbankan jiwa

Kau menjelma bagaikan bidadari
Yang singgah di kala hatiku sunyi
Kau umpama pelangi waktu pagi
Keayuanmu menambat hati

Tuhan tolonglah aku kucintai dia
Sungguh-sungguh hatiku bukanlah dipaksa
Sayang sambutlah rindu rindu yang aku tuju
Tuju kepadamu duhai kekasihku

( ulang dari 2 )

( ulang 1 )

Minggu, 13 November 2011

Salam rinduku pada Pangeran Syurgaku.


Terima Kasih Allah.
Aku ingin sekali marah. Tapi aku tak bisa melafaskan kemarahanku. Hatiku menuntunku untuk selalu menunduk terhadap perkataan orang-orang terhormat seperti mereka. Aku tertunduk bukan takut. Tapi aku yakin syaitan sedang menguji kesabaranku.

Kehirukpikukan itu aku balas saja dengan senyum khasku yang mereka tak punya. Biar saja aku yang saat ini masih sendiri selalu bersabar. Bersabar menunggu kehadiran Pangeran Syurgaku.

Kata bagus dari orang-orang terhormat itu sangat tidak realistis. Hanya orang yang tidak bisa mengendalikan otak mereka mencampuri urusan pribadiku. Terkadang aku harus ketawa dengan tingkah mereka yang sok peduli padaku. Padahal di balik kepedulian mereka tersimpan belati yang sangat menyayat hatiku. Kelukaan yang akan terasa lebih hebat dari tamparan ombak.

Ya Allah...
Engkau Maha Adil. Kesabaran aku menanggung semua ini tidak akan mengalpakan Nikmat-Mu dari terjamah oleh hidupku. Nikmat akan aku syukuri.

Tak akan pernah ada cobaan jika aku tidak pernnah sanggup menghadapinya. Aku bersabar saja dengan semua ini. Karena Engkau selalu ada.

Hadiahkan aku selalu kesabaran yang telah Engkau hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW. Aku tahu padamu tempatku meletakkan beban yang menggantung di pundakku.

Salam rinduku pada Pangeran Syurgaku. Menahan rindu untuk bertemu juga membutuhkan kesabaran. Aku yakin setelah bertemu dengan Pangeran Syurgaku kelak, aku akan menjadi wanita yang paling berbahagia di Dunia ini.

Kamis, 03 November 2011


Hari Pertama simposium. Orang Riau dengan ciri khasnya berbaju Melayu. Ketua Prodi hari ini dipegang oleh ibu karsinem. Sedangkan saya hanya menjadi mahasiswa. Hhehehhee. Asyik juga memakai Al-Mamater UIR. Teringat waktu memakai al mamater Unri.

Di tengah-tengah acara, salah satu peserta kami tertidur. Hal ini disebabkan oleh keadaanya yang tak sehat. Maklum kali pertama naik pesawat. Mahasiswa tersebut adalah Tulus Purwanto. Ni orangnya.



Kami bisa bertanya bnayak hal dalam simposium ini. Sejenak kami aku bisa melepaskan beban mental yang selama ini aku pegang.

Aku bergurau dengan mahasiswa. Mengusik siapa saja yang bisa aku usik. Aku sangat berbahagia. Terima kasih Allah. Terima kasih mahasiswa-mahasiswaku. Maaf untuk orang yang tak bisa ikut ke sana.

Rahmad Kurniawan

Tulus Purwanto

Sri Kustati

Diana

Fatmalizar

Istimewa buat ibu Karsinem. Yang mengurus dari A-Z. Perhatian yang tak mungkin bisa kami balas.

Selasa, 01 November 2011

Tundukkan Rindu


Aku mulai melukis malam yang pernah kau ajari dulu. Mencari keindahan pada butir-butir tasbih. Karena melihat Bintangku dan bintangmu bisa melenyapkaan rindu...

Sesibuk apapun kegiatan ku di tiap hariku. Tak pernah aku lewatkan, buat mengucapkan sesuatu sebelum kau terlelap, akan terus terucap hingga aku lupa dengan semua rasa yang aku punya untuk lain hal. 

Kata mu" Aku wanita yang beda" Apakah itu hanya puisi? Saat kau bisikkan suara romantis melalui talian HP, Aku hanya bisa tundukkan hati merindukanmu.

Aku terus memandang bintang kita di tempat kita biasa duduk.
Untuk tudukkan rindu yang kian tertunduk.

Senin, 31 Oktober 2011

UI Depok



Ini sedikit cerita yang ingin aku sampaikan pada semua tentang kehadiran kami ke Depok.

Minggu, 30 Oktober 2011

Doa untuk Adek Pujy

Saat aku terguling dengan segala sakit akibat peraman yang telah digoreskan oleh orang-orang yang pernah menjadi istimewa dalam hidupku. Ini saatnya aku bercerita. Mengeluarkan segala pahit yang kupendam. Ku tapaki semua kisah yang sudah aku gilas dengan hatiku sendiri. Biarlah semua hanya menjadi debu yang berterbangan lalu hinggap dan menumpuk di sebuah batu. 

Di ketika hujan menghunus maka ia akan terbawa olehnya, tanpa meninggalkan bekas. Tak tersisa tentangmu. Sedikitpun tidak. Bahkan aku mulai membenci semua sudut yang mengisah tentangmu. Jika dulu aku selalu mendoakanmu, sekarang aku selalu mengutukmu. Aku benci padamu.

Ucapan yang aku dengar dari wanita yang sudah kuanggap adek dalam hidupku kini, benar-benar mengganggu hati dan perasaanku. Aku sebagai kakak ingin dia sepertiku. Tak membenci meskipun telah ditikam dengan belati tajam oleh orang yang benar-benar aku cintai.

Aku ingin dia tabah menghadapi segala kesulitan yang dia hadapi saat ini. Aku ingin dia tahu, kekasih hanyalah titipan yang harus dijaga ketika dia mau dijaga dan tetap menjaga meski dia tak mau dijaga.

Ya Allah...
Bantu dia untuk bahagia.

Adekku sayang... simak baik-baik lirik lagu ini ya.

bergetar hati ini…
saat mengingat dirimu…
mungkin saja diri ini, tak terlihat olehmu…
aku pahami itu..
Reff :
Bagaimana caranya…
agar kamu tahu bahwa…
kau lebih dari indah..
di dalam hati ini..
lewat lagu ini.. ku ingin kamu mengerti
aku sayang kamu..
ku ingin bersamamu
meski ku tak pernah tahu kapan kau kan mengerti..
ku coba tuk berharap…

Itulah lagu yang kak nyanyikan ketika kak merindukan bapak. Lagu itu sebagai penawar rindu untuk sekian kali goresan yang dibeikan bapak.

Kak tetap bahagia meskipun seberat apapun luka itu. Kelak kita akan merasak nikmanya setiap hiduan manisnya teh itu.

Bersabarlah. tataplah berdoa untuk orang-orang yang pernah melupakan kasih sayangnya terhadap kita. Jika kita berhasil, maka kita adalah pemenang.

Cinta adalah memberi walau tak diberi. Menerima walau tak diterima. Tetap berdoa untuknya walau dia telah lupa.

Kak yakin.

Kelak kita akan bahagia bersama orang0orang yang benar-benar mencintai kita sepenuh hati. Lelaki yang bisa membawa kita ke Syurga. Nanti kita panggil saja dia dengan Pangeran Syurga.

Jumat, 28 Oktober 2011

Doa untuk Ayah...


Ayah...

Aku rindu. Izinkan aku selalu mendoakanmu. Agar semua masalah yang kau hadapi saat ini bisa terselesaikan. Meskipun tak kau ceritakan padaku karena taku aku tersusahkan karenamu. Tapi aku tahu kau punya masalah.

Rabu, 26 Oktober 2011

Takroni dan Kardono



Tugas Pertamaku dari pak dekan adalah menyelamatka dua mahaisiswa ini dari DO. Allahlah yang telah menggerakkan hatiku dan hati Pak Amir Amjad untuk segera membantu dua mahasiswa ini. Allahamdulillah mereka sudah sarjana sekarang.

Untuk memudah proses, aku dan kak Emma sepakat untuk saling membantu. Pak amir sebagai pembimbing I, kami sebagai pembimbing II. Aku lebih fokus kepada Takroni sedangkan kak Emma fokus dengan Kardono.

Aku dan kak Emma semula tak percaya. Karena begitu banyak cemeehan yang aku terima dari berbagai kalangan. Tapi aku yakin kekuatan doa adalah hal utama dalam hidup. Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambanya yang membutuhkan pertolongan.

Berkah Allah yang telah menitipkan ilmu pegetahuan dari proses panjang perjalanan intelektualku, maka aku kini diwajibkan untuk membangtu beberapa mahasiswa lagi yang masih belum selesai. tugas berta ini aku selesaikan dengan mudah. Aku bekerja dengan hati tidak untuk menjadikan mahasiswaku sukses.

Aku yakin Allahlah pemberi sukses itu. Selamat kuucapkan kepada kedua mahasiswa yang lebih tua dariku ini. Semoga Allah tetap memberkahi kalian berdua. Amin.

Dra. Saidat Dahlan


Cerita aku tulis ketika ada beberapa mahasiswaku yang suka belajar dengan ibu Saidat. Aku adalah salah satu dari jutaan mahasiswa yang telah dia didik. Melalui perantara dia, kini aku menjadi dosen. Bahkan aku menjadi pemimpinnya saat ini.

Ibu saidat tidak pernah memberi aku nilai selain A. Semua mata kuliah yang beliau ajarkan semua dapat A. Aku kalau belajar dengan dia suka duduk di sampingnya.

Wahai seluruh mahasiswaku...

Inilah guru yang wajib kita tiru. Kelembutannya melembutkan semua jiwa. Semangatnya yang berkobar membakar jiwa kita yang terlatih malas. Tak lagi kita temukan kegagalan dalam meraih cita-cita jika kita menimba ilmu dengan ikhlas.

Belajar itu bukan untuk menjadi seperti yang kita inginkan, tapi belajar itu dengan hati. Susah untuk ku temui orang konsisten berbahasa seperti Bunda Saidat ini. Kaya Ilmu dan kaya hati. Terima kasih ya Allah karena telah mempertemukan aku dengan Bunda Saidat.

Minggu, 23 Oktober 2011

Halal Bi Halal Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UIR



ALhamdulillah begitu banyak peserta yang hadir. Tak kami sangka. Penuh Mushalla Bahkan ada yang di luar.

Tujuan kami mengadakan ini adalah untuk mempererat silaturahim antara mahasiswa dan dosen. Banyak dosen yang datang. termasuk dosen luar bisa juga yang tak bisa ku sebut satu per satu.

Yang terpenting aku sangat berbahagia sebagai ketua prodi bisa melaksanakan acara ini. Semua ini tak terlepas berkat bantuan HIMA PBI.

Anandaku sekalian.

Hanya doa ibu yang bisa ibu lafaskan. Semoga kelak kalian menjadi orang sukses. 

Terima kasih untuk semua jasa yang telah kalian korbankan. Ibu BANGGA pada kalian

Rahmad Kurniawan

Raka Fieri

Tulus Purwanto

Hendra

Tamsir

Sunoko

Jali

Iis Istiqomah

Sri Antika

Abdul Qadir

Vera

Aziz

dll.

Keletah Wanita Melayu 10

Entah kenapa kumerasakan dia mengalami masalah yang sangat berat. Meskipun tak pernah aku mendengar ucap dai bibirnya. Tapi aku begitu merasakan himpitan batin yang  mendalam. Semua itu rasa ku terhadapnya. Kebimbangan yang utuh.

Setiap kali ku berdoa untuknya, tak putus-putus air mata ini keluar.

Dimanapun dia berada, Hanya Engkau ya Allah yang mampu menguraikan kekusutan itu. Hanya Engkau yang meleraikan dan meringankan beban hidupnya. Anugerahkan ketabahan untuknya. Bahagiakan hidupnya. Lancarkan segala urusannya.

Ya Allah... Kabulkanlah doaku.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kletah Wanita Melayu 9

Kurasakan hidupku tak pernah ada artinya, ketika dirimu tak dapat ku sapa dalam setiap hariku. Aku melangkah, tapi Aku sadar langkahku tertatih menanti perkabaran yang tak pernah bisa kujilat hadirnya. Telah ku tatap jauh dalam sinar matamu. Tapi tak ada suara dari situ. Sekelip kulihat duka di sana, sekedip kunampak ceria yang tiada taranya bahkan yang ada hanya tatapan keegoanmu justru mematikah lilin di hatiku. Tapi…ia tetap menjadi magnet bagi jiwa besi ini untuk selalu ingin mengecupnya. Senyuman yang tersirat di bibirmu sulit tuk ku terka maknanya. Tapi senyuman ini selalu tersimpul diingatanku, menjadi hiasan sanubariku. Ku hanya bisa menghitung putaran kipas, tapi tak pernah bisa menghitung kapan pertemuan huruf kita bersatu dalam pisau toreh intelektual. Ku terpaksa menyembunyikan rindu ini jauh ke dasar hati, agar Aku bisa menciptakan senyum palsu pada semua tatap. Aku berusaha tegar. Semua ini ku lakukan untuk menyembunyikan cinta yang sangat dalam ini dari pengetahuanmu.

Musyawarah Pintu

"Kamu harus hati-hati memilih."

"Hmmm.."

"Kalau tidak yang sekarang, Bisa yang lama naik."

"Ya gitu?"

"Posisimu lemah."

"Maksud?"

"Dikaukan prajurit kontrak."

Lama seekor Semut yang baru pulang dari Austrlia dengan pesawat Boing 878 itu berpikir. Lalu dia bergumam dalam hati. Timbul pikirannya ingin mengusik ketenangan adik seorang jendral yang sedang memimpin sekarang.

"Siapapun itu pemimpin kawasan intelektual kita nanti tak jadi masalah. Aku menginginkan seorang pemimpin yang tidak membuang musuhnya. Akan tetapi mengajak dan menghargai lawanya untuk ikut andil dalam membina ilmu dan mengantarkan negara kita ini pada posisi yang cemerlang."

"Itulah dikau harus jeli. Jangan sampai salah pilih."

"Jangan sampai dari suku pasukan merah itu menguasai negara kita. Bagaimana jadinya nanti negara kita ini. Kita tidak pernah bisa jadi raja di negeri orang. Biarlah kita jadi raja ke negeri kita sendiri."

"Ya juga tu."

"Aku tahu. Pasukan Merah tak suka denganku."

"Iya, tu."

"Kok tahu?"

"Mekipun aku tak ikut bergaul dengan mereka, tapi aku tahu dari cara mereka yang selalu nyiyir dan perotes denganku. Tak jarang juga pasukan Merah itu memarahiku di depan orang banyak. Memprotes segala tingkahlakuku. Yang terkadang hanya aku balas dengan ketawa dan senyuman."

"Pilihlah dengan Baik."

"Insyalah. Nanti saya akan bertanya kepada Pak presiden. Saya hanya bisa ikut cakap pak Presiden saya saja nanti. Karena hanya dia yang bisa saya hargai dan ikuti pendapatnya."

"Ooo. Kalau begitu. Pasti Pak presiden menyarankan Pak Jendral untuk jadi pemimpin negara kita ni?"

"Kok gitu?"

"Jendral itukan kadernya presiden."

Musyawarah pintu berakhir ketika pergantian jam.

Semut putih yang baru jadi orang baru yang mempunya taring untuk memilih itu, kini pulang dalam keadaan berpikir. Di hatinya ia berdoa semoga negara ini kelak dipimpin oleh Seekor semut yang berbelang Merah dan Putih.

Hidup memang pilihan. Salah pilih pemimpin maka akan rugi selama lima tahun.

Inilah Firman Allah tentang pemimpin:
1. Al-Maidah: 51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

2. Al-A'raf: 3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

3. As-Sajadah: 24. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

Siapapun kelak yang menjadi pemimpin negeri, aku berharap dia seorang yang dekat dengan agama. Aku tak masalah menjadi orang yang tidak punya jabatan. Hidupku tidak butuh jabatan. Hidupku butuh Allah sebagai pemberi segala ketenangan dan kebahagiaan.




Hancurkan Surya KLCC

10 Oktober 2011
”Izinkan sepuluh jari Kera minta maaf kepada pisang. Bersujud pun Kera mau. Kera benar-benar sadar akan kesalahan Kera kepada Pisang. Terima Kasih dah sadarkan Kera. Hiks.. Ya Allah Pisang dah keluarkan air mata Ibu. Apa lagi yang mau Pisang hancurkan dari Kera. Bunuh saja Kera! Biar Pisang Puas. Hiks. Malam ini tulisan Pisang dibaca oleh Rumpun Kera betina. Kulit Pisang yang licin telah membuat dua keluarga hancur. Semoga tidak terjadi pada Pisang”
“Amin.”
“Terima Kasih Pisang. Sekali lagi terima kasih. Malam ini, kelicinan kulit Pisang telah berhasil menggagalkan rencana perkawinan kami. Kera ikhlas. Mungkin ini hukuman Allah buat Kera.”
30 Januari 2010.
Begitu banyak perkasaan yang telah berlaku. Hari itu Pisang benar-benar melihat Kera. Sungguh satu aneh. Dia hadir. Perasaannya kacau. Pisang sendiri tak mengerti kenapa Kera yang biasa terlihat manis, hari ini benar-benar KACAU. Dia terbawa emosi. Masalah pribadi yang terbawa. Dia menghempaskan kecewa pada pisang.
Kera tidak bersalah….ku ceritakan saja apa yang terjadi pada mereka hari itu. Mereka bertemu di stesen monorel KL sentral. Kera mengagetkan Pisang dari belakang. Jantungnya sungguh terasa copot. Pisang sendiri heran kenapa setiap Pisang berjumpa Kera, dia selalu salah tingkah. Apakah karena Kera selalu ingin memakan pisang? Kera yang satu ini berbeda. Dia tidak pernah ingin menggenggam tangannya. Mereka melewati apa namanya…(tempat mengesahkan tiket) lalu menuju ke monorel.
Mereka membeli laptop Aulia. Mereka shalat di Loyat. Setelah itu menuju ke KL Sentral. Saat menunggu KTM, Pisang dan Kera makan Macdownald. Comok. Jorok. Tangan mereka bau ayam. Pisang dan Kera sama-sama tak peduli. Karena mereka sama-sama gila. Bocor.
Tiba di KTM, Kera langsung duduk di lantainya. Semua orang menatapnya heran. Pisang tersenyum sendiri melihat tindak tanduknya.
Apa yang berlaku di rumah Pisang. Kera langsung menginstall ulang laptopnya. Sekarang sudah baik. Pisang sungguh terbantu dengan bagusnya laptop itu. Dengan laptop itu Pisang semakin licin menuangkan ide-nya di blog Ngah-Syifa itu.

31 Januari 2010
Tak banyak cerita indah tercipta hari itu. Tapi apa yang berlaku pada Pisang dan Kera hari ini tak bisa tergantikan oleh apapun.
Pisang mengantarnya pulang. Sengaja pisang menyempatan diri, karena pisang ingin memastikan Kera berangkat dalam keadaan selamat. Pisang tak mau satupun terjadi padanya. Pisang ingin selalu melindunginya. Meskipun Pisang adalah makanan Kera. Tapi Kera sangat penting buat Pisang.
Stasiun Pudu Raya
Sebelum Kera menaiki Bus Durian Burung. Mereka sempat makan mangga. Karena mereka terlihat romantis, mereka mendapat magga free dari tukang jual. Keberuntungan. Mereka rebutan makan kerupuk sambil bercerita tentang kenyamanan dalam Masjid.
Tahu gak kenapa kita tenang setiap kali dalam masjid?”
Pisang hanya diam
Tau gak kenapa?
Pisang masih diam. Bukan Pisang tidak tahu, tapi Pisang pernah membaca sebuah kisah tentang ketenangan dalam masjid. Pisang hanya ingin mendengar pendapatnya cocok tidak dengan yang diberikan oleh seorang Imam Mesir dalam buku terjemahan yang Pisang baca.
Setiap Masjid selalu ada kubah. Kubah itu simetris. Semakin besar semakin simetris. Dan semakin simetris, semakin nyaman kita di dalamnya.”
Wah Pisang berkata dalam hati. Sungguh jawaban itu berbeda dari pendapat imam itu. Menarik. Ku Sangat menarik, tetapi kenapa simetris?

03 Juli 2010
Pisang tidak menyangka itu kali terakhir  melihat Kera. Melihat Kera sebagai kekasih yang telah mengisi ruang rindu itu. Pisang terus bertanya. Kemanakah Kera pergi dikala Pisang masih di sini menunggunya. Pisang lalu pergi berangkat ke Kuantan Pahang Malaysia. Bekerja sebagai pelayan restaurant di sebuah tempat bernama Temerloh.
Desember 2009
Pisang Tak pernah merasakan sepi seperti pagi ini. Pisang merasa sendiri. Pisang coba cek FB, tidak ada pesan dari Kera. Sulit untuk Pisang lafaskan. Pisang ingin ungkapkan ayat yang diungkapkan krisna dalam lirik indahnya. Pisang sepi. Tak pernah ku meraswa sepi. Sesepi hari-hari ini kusadari ku sendiri. Melamun dalam gundahnya hati. Terhimpit kerinduan Bercampur baur kehilangan. Lagu itu bukan untuk Kera. Pisang merasa terdera dengan perpisahanku sama Kera. Meskipun hanya sementara. Tapi Pisang benar-benar gak bisa bernafas.
Kepergian matahari, telah membuat kiambang itu layu. Dan coba mencari keteduhan jiwa. Oleh karena itu, Pisang memberanikan langkah menuju Nilai tempat Mak Alang.
Sampai di steseyen KTM Nilai, Pisang langung menuju sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Malaysia yang bernama Maydin. Pisang mendapatkan maklang. Orang pertama dijamah bicaranya adalah kak Umi. Tokeh (majikan bahasa Indonesianya) maklang. Perempuan yang berumur 49 tahun ini masih sangat muda dan bergaya sederhana. Ia tipikal perempuan yang pandai menjaga kecantikan.
Pisang langsung diantar dengan sebuah mobil kancil.
Keindahan bermula ketika meniti langkah rumah sewa Maklang. Pisang mendapat panggilan dari Kera.
Sungguh Pisang tidak percaya. Tiba-tiba kegigilan menyentap tubuhku. Apakah Pisang sedang bermimpi. Pisang merasa tidak siuman aja. Yang tak mungkinlah…angin tak ada. Mendung tak ada. Kilat tak ada. Tiba-tiba hujan membasahai bumi.
Semua di luar dugaanku. Tiba-tiba datang energy yang tak tertanding kuatnya. Pisang menjawab telpnya
Aslamualaikum.
“Wasaalam.”
“Kera?
“Ya.”
“Dimana?
Yang benar?
Iyalah sayang.
Tanpa disadari airmata Pisang menetes membasahi pipi. Secepat kilat Pisang langsung mengaliri mutiara bening itu. Pembicaraan pun tak mampu Pisang simpan di memori kolektifnya. Leksikal-leksial yang terekam tak terkopi di disket simpanannya.
Pisang langsung meluru. Ingin terus melanjutkan pembicaraan yang terhenti karena kehabisan pulsa. Hanya kata kangen yang benar terekam dalam otak Pisang. Singkat cerita, akhirnya Pisang mengetahui alasan dia datang ke Malaysia.
Ya Tuhan. Nilainya jatuh. Dia Cuma dapat nilai C-. di University Teknologi Malaysia. Nilai itu tidak lulus. Berbeda sama University Kebangsaan Malaysia. Kalau tidak lulus terpaksa mengulang di tahun depan. Pisang membantu memulihkan semangat Kera.
Mereka terus bercerita dan melupakan sejenak kekusutan yang terjadi padanya. Pisang shalat dan berdoa.
Semalaman Pisang tidak bisa tidur mengingat nasibya, doa dan zikir mengiringi kehidupan malam pisang ini. Terlelap dari jam dua sampai 2,30. Pisang bangun bertahajjud dan shalat sunnat hajat, hanya untuk memohon kesuksean pada oral tesnya besok pagi. Zikir kalam Illahi ku letakkan pada hatiku dan ucapan celah bibirku yang kering saat ini. Semoga dia Lulus.
Akhirnya dia lulus dengan nilai B.
Pekanbaru, Oktober 2011
DUA Tahun berlalu. Pisang telah bahagia dengan Ayahnya dan membuang Kera jauh dari hatinya. Telah dibunuhnya dari memory yang ada. Kera terstipokan karena Kera pernah mengganggu ketenangan hidupnya. Kera tak pernah mengaku kalau dia pernah suka makan pisang. Kera lupa kalau pisang pernah membuat dia kenyang. Pisang yang berusaha menyejukkan ketika Kera terkena belacan. Namun yang terpenting Kera telah duluan berselingkuh dengan Kera betina itu. Sejak mengenal kekasih yang sebangsa dengannya maka dia tak lagi kenyang makan pisang. Makanannya berganti dengan Pizza. Bahkan demi membua girang Kera betina, dia sanggup bersumpah demi Al-Quran bahwa selama hidupnya tidak pernah mengungkapkan cinta, kasih dan sayang pada Pisang.

 31 Januari 2010
Durian Burung, sebuah Bus yang telah menabrak Surya KLCC. Sebuah menara yang menjadi kebanggaan rakyat Malaysia kini telah musnah. Kepala Kera retak. Otaknya gegar. Hilang ingatan.
Semua serpihan kenangan telah terhapus sudah. Kejadian itu terjadi ketika Pisang baru saja tenang setelah Daun resmi menjadi milik Kenanga.
Tuduhan yang dilemparan oleh Kera Betina terhadap pisang tentang perampas kekasih daun itu tidak benar. Karena Cinta itu mengalir seperti air. Menjadi pelepas dahaga dan penyalahan pada diri sendiri ketika yang dicintai kita sakiti. Karena mengalah bukan berarti kalah.

Rindu Penggamit Jiwa

Rindu Aku Ya Allah...

Entah utuk yang ke berapa kali air mata ini tumpah setiap menatap foto yang kini terpampang di kaca hiasku. Aku malu pada diriku sendiri yang tak punya malu lagi.

Kepada-Mu ku bertahajjud dan mengadu rindu. Semoga semua ini berpindah kepada-Mu. Aku ingin Engkau Ya Allah menjadi objek yang kurindui. Karena Engkau halal bagiku. Sedangkan dia Tidak.

Ampuni hamba Ya Allah. dia Terjadikan objek kerinduan hamba saat ini. Rindu yang sangat dalam.

Keadaan ini membuat hamba bertambah Cinta kepada-Mu. Hamba yakin rencana-Mu akan indah pada waktunya.

Engkau Tuhan Pemberi tabah. Tolonglah kuatkan hati dan jiwaku menahannya...

Lukisan CINTA Sejati

Ayah... Malam ini ku tak bisa tidur merindukanmu.

Ayah... Walaupun tidak Ayah ungkapkan. Tapi aku tau Ayah marah padaku. Saat Ayah marah tadi. Aku benar-benar sedih. Tanpa sadar air mataku mengalir. Aku tak tahu harus buat apa lagi. Ku tutup tesis, lalu aku mulai menulis tentangmu.

Ayah... Aku mohon padamu jangan curiga padaku. Aku benar-benar tersiksa saat ini. Hidupku terasa pahit sekali saat Ayah marah tadi. Rasanya aku ingin lari saja.
Ayah….aku ingin Ayah menyadari posisi aku. Aku hanya manusia yang lemah terkadang jadi korban perasaan seperti saat ini. Jujur aku tipe perempuan yang tak bisa dimarah oleh orang yang aku sayangi.

Ayah... Aku tak bisa berbicara apa lagi. Aku hanya bisa menangis saat ini. Aku ingin Ayah meyadari hal berikut:
CINTA. Seperti air bila disekat ia akan mengeluarkan energI yang maha dahsyad. Tenaganya mampu meluluhlantakkan sesuatu daerah. Ibarat kekuatan tsuanami yang menghacurkan Aceh. Begitulah cinta yang terlalu akan merusak. Seperti cintaku pada nama yang Ayah tak mau aku menyebutnya, cinta yang tak berujung telah merusakkan dan menghacurkan hatiku.

Ayah… kini kualirkan cinta dan sayangku padamu secara perlahan, meskipun dulu pernah aku sekat. Aku melakukan itu agar CINTA tidak merusak dan menutup mataku dari apa-apa yang sebenarnya bakk bagiku.

Ayah... Maukah bergabung denganku? Mari kita ikuti rentaknya cinta kita seperti meyusuri sungai yang kelak kita akan sampai ke muara yang kita namakan bahagia. Meskipun pada dasarnya cara kita mencintai adalah berbeda.
Pertama aku mencintaimu apa adanya dan aku tak takut kehilanganmu. Aku tidak tahu kapan itu. Aku tidak tau kapan aku mulai tertarik padamu. Secara perlahan namun pasti aku tidak bisa lari dari aliran sungai itu. Apa aku harus membuang nama yang Ayah benci itu. Atau aku harus menujumu. Tapi semakin lama aku semakin menujumu. Semakin mendekat. Tak ada satupun orang yang dapat aku tanyakan tentang hatiku. Aliran cinta ini benar-benar mengajakku berenang. Mandi indah di danaunya. Aku terasa bersih. Aku mulai berpikir sendiri. Aku mau menjalani saja apa adanya. Tapi aku sendiri tak tau, apa adanya itu bagaimana? Seperti apa? mungkinkah sama seperti pergi ke sebuah negara, yang aku tidak tahu apa nama negaranya, aku tidak tahu dimana tempatnya.
Ayah... Aku benar tidak tahu dengan apa adanya. Janjipun sulit untuk kuucapkan. Berjanji untuk tidak menghubunginya lagi. Aku memang melakukan itu. Tapi dia terus menyapaku. Seperti yang Ayah tanyakan tadi. Aku tak tau kenapa Ayah bertanya tentangnya. Mungkinkah Ayah mencintai secara penuh. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi aku ingin mencintaimu apa adanya. Sehingga aku harus jujur padamu tentang chating dia. Andai aku tidak mencintaimu, aku sudah tentu menipunmu, supaya kabut tidak tercipta padamu sore ini. Kalau aku membisu mungkin tangan ini tak mampu menciptakan warkah tentang untuk sekian kalinya.
Ku lihat Ayah mulai marah. Ada sedikit riak kekecewaan yang terbayang pada otakku. Lalu aku mulai lagi bertanya.
“Apakah aku harus mencintai apa adanya? Sudahkah aku melakukannya? Sudahkan aku menjalankannya? Ikrar janji aku ingin sehidup semati denganmu pun tidak mampu aku ucapkan meskipun itu biasa dilakukan oleh setiap pasangan yang saling mengasihi. Aku tak mau berjanji karena aku tidak mau membuka peluang untuk mengingkari. Seperti aku tidak mau kapan permulaan yang akan mencipta kerugian berbentuk perpisahan. Kita sudah maklum kan Ayah, hidup tidak ada yang kekal. Bukankah kita telah menghayati keindahan surah Ar-Rahman. Aku ingin mencintaimu secara perlahan dan apa adanya. Meskipun aku tak pernah tahu apa maksud sebenar dari ‘mencintai apa adanya” itu.
Ayah... Aku teringat sebuah novel yang berjudul “ombak senja” novel yang mengajari aku untuk perlahan mencintaimu. Aku mencintaimu seperti aku pernah merasa sakitnya kehilangan Sesutu yang tak pernah aku miliki. Aku mencintamu karena darimu aku dapati sayap untuk aku mencari arti sebenar cinta sejati. Aku bukanlah pengarang novel itu. tapi aku ingin mencintai apa adanya. Mencintaimu sore ini. Hari ini. Esok. Seperti nanti aku tidak akan di sisimu lagi.
Ayah aku ingin mencintaimu apa adanya. Meskipun aku tidak tau itu. Aku seperti berkejar bersama waktu. Seperti perselingkuhanmu dengan buku. Dan aku ingin setiap waktu yang Ayah ingat tentang cinta selepas semua aktifitasmu, itu adalah aku. Aku juga ingin seperti Hamsad Rangkuti yang mampu berkata-kata lewat pemerannya di depan pantai dalam ceritanya yang berjudul Tiga Bibir yaitu “Maukah Ayah menhilangkan bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?” Aku mau melupakannya dengan kehadiranmu. Apakah Ayah bisa memahamiku? Aku ingin mencintaimu apa adanya, tanpa takut kehilanganmu. Karena Ayah telah membuatku selalu menujumu, setiap waktu.
Ayah... Aku teringat kembali bacaanku pada buku Ronggeng Dukuh Paruk yang menasehatiku tentang bagaimana menghargai kesempatan mencintai. “Saling mencintai atau musnah” itulah kata si Rasus. Aku tidak tau Ayah. Apakah hari esok masih milikku. Karena itu, kucintai engAyah apa adanya. Tanpa takut kehilanganmu.
Ayah... Mencitaiku secara penuh. Ayah pernah mencintai dan Ayah pernah kehilangan Sesutu yang pernah Ayah miliki. Kehilangan tersebut telah mengajarkanmu arti mencintai secara penuh.
Ayah... Benar-benar menghargai aku. Ayah mencintaiku dan takut kehilanganku. Ayah mencintaiku seperti akan berpisah. Sebelum akhirnya perpisahan itu menjadi hal yang nyata, entah dengan cara seperti apa, juga entah kapan, dimana. Meskipun yang kita cita-citakan adalah bersatu dalam panggilan keluarga sakinah. Apabila Ayah belajar dari arti sakitnya kehilangan hal yang tak pernah memiliki seperti yang terjadi padaku, maka Ayah juga akan belajar menjaga dan menghargai aku yang telah Ayah miliki. Bukankah begitu?
Kita sama Ayah, Cuma pengalaman kita saja yang berbeda. Pernah ku dengar pesan orang pintar” mencintai sekedarnya saja.” Sebab kata terlalu bukanlah punya kita melainkan milik Allah.
Ayah taukan hari ini orang benar-benar mencinta, besok jadi benar-benar membenci. Ayah apakah ini yang dinamakan ‘mencintai apa adanya?” Seperti kalimat yang kupetik dari majalah Annida tahun berapa aku pun sudah lupa “Cintailah seseorang itu seujung kukumu, meskipun kecil lama-lama ia akan tumbuh subur.”

Dua cara yang berbeda. Tapi sebenarnya bisa kita satukan dalam aliran sungai kita. Caramu mencintaku secara penuh dan takut kehilangan dengan caraku mencintaimu apa adanya dan tak takut akan kehilangan. Kalau begitu kita saling mencitai dengan penuh, tetapi harus apa adanya. Dengan tidak mematikan logika, dan membiarkan rasa tumbuh mengalir secara perlahan. Agar tak tercipta peluang cinta kita menjadi benci.
Ayah... Bukankah berenang bersama mengikuti arus cinta yang lapang pada kebebasan berarti kepercayaan, pada kepercayaan mengandungi keikhlasan, pada keihlasan bertaut kasih sayang yang pada keberanian melarang ketika diantara kita ada yang salah.
Aras 5 PTSL UKM, 13 November 2009.