Aku tau tak bisa berpindah dari Daun, Karena aku tak punya sayap untuk terbang pindah ke tempat lain. Kaki juga aku tak punya. Aku cuma punya daun.
Aku lebih memilih kering bersama panas yang sebentar lagi datang. Biarlah. Semua demi Kebahagiaan Meysa. Aku juga tak mau Daun kehilanganku. Aku ingin selalu damai antara Embun dan Daun. Secara hati Embun yakin, daun memilihnya. Tapui secara manusiawi, Daun meilih Meysa. Semua terserah Allah.
Tak bisa menumpang di Daun saat ini, tak berarti TIDAK di SYURGA. Embun akan selalu menunggu Daun.
Embun sudah siap hidup sendiri di dunia yang sementara ini. Sendiri dengan berbekal senyum. Semoga Allah mengekalkan kedamaian ini. Meskipun Daun tak di sisi, Daun terasa ada karena Daun ada di hati Embun.
Syukur Alhamdulillah... hamba tidak mundur, itu berarti hamba tidak meninggalkan Daun. Karena Embun hanya milik daun secara hati dan logika. Ya Allah.. Hamba mengikhlaskan kebersamaan Meysa dan Daun. Semua demi kebaikannya dan cinta kasih sayangnya pada Al-marhumah Ibu. Aku berfhenti di sini. Dengan segenap doa untuk Daun. Di sini setia menunggu. Tanpa berharap pada manusia, Hanya kepada Allah
Bahagiakanlah kekasih hamba ya Allah. Bahagiakanlah Daun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar