Terima Kasih Ya Allah, Terima Kasih Dalaf.
Aku masih bisa menulis tentangmu. Mungkin ini goresan terkahirku untukmu. Aku bahagia mengenalmu walau sebentar.
Kekosongan ruang yang sepakat kita namakan lobi, kini menjadi tempat kenangan yang utuh tentang dirimu. Setiap sudut kita lewati berdua dengan canda dan tawa. Coret-mencoret setiap jika kalah main batu lacak. Tempat yang menjadi saksi saat pertama kita saling shalat berjamaah, kini harus aku hadirkan sebagai kenangan.
Banyak cerita indah yang kita lewati.
Tak ada satupun hal yang harus aku sesali. Aku Ikhlas tidak kau pilih menjadi pendamping hidupmu di dunia ini. Dunia yang sebentar lagi akan aku tinggalkan.
Jujur...
Aku bisa bertahan dan bersemangat hidup karena Allah menghadirkan dirimu di akhir perjalananku. Allah berikan aku nafas bahagia dari kehadiranmu. Kini Allah mengambilnya kembali.
Aku TERJATUH.
Tapi kejatuhanku kali ini, sangat parah. Karena Aku MEMILIHMU.
Aku akan bangun sendiri. Tak ada yang membangunkan aku. Tak ada uluran tangan yang menarikku.
Kandaaaaaa....
Gelas...
Garpu...
Sendok...
Nasi...
Kuah...
Lauk....
Ya Allah... Ku titipkan CINTA ini kepada-MU. Aku ingin besok tersenyum....
Maafkan Dinda ya Kanda... Semoga Kanda bisa bahagia bersama Meysa Putia. Tak ada yang lebih penting, selain kebahagiaan Kanda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar