Assalamualaikum
Maaf ya sobatku jika kedatangan untain huruf ini membuat dirimu marah, apatah lagi gelombang yang tersaji dalam alphabet ini akan membuatmu balik membenciku. Aku berlayar dari nakhoda yang kau goreskan kemarin. Beranjak dari kata-katamu yang tersusun rapi di notepad itu. Aku bersama kapal itu ingin berlayar bukan untuk mencapai dermaga tertentu, tapi cuma untuk mengantar kiriman dari sebuah hati kecil yang dulu pernah terukir indah namamu di dalamnya. Semua ini ikhlas aku lakukan agar dirimu mengetahui keadaan yang sebanarnya.
Sobatku…………
Maafkan aku karena telah menyimpan perasaan istimewa padamu. Sebuah perasaan yang sulit aku terka. Dengan berpikir panjang, aku coba menggali semua itu. Aku masih juga sulit untuk mengetahuinya. Aku teringat kata-kata sincler dalam lafasnya ”untuk membuat suatu keputusan harus menyeimbangkan antara logika dan perasaan.” Berpijak atas tapak orang hebat tersebut, aku coba menggauli perasaan dan logikaku. Menjadikan dua senyawa itu seperti godok pisang. Pisang dan tepung aku kocok lalu aku gemal-gemal atau aku gentel-gentelkan, kalau masih tak tau, aku jadikan ia berbentuk bulat sperti O. tapi seperti bola, ada yang mulus ada yang banyak duit Bibingnya.
Perjalananku menganak arus tidak sia-sia. Aku berhaBib menemukan sebuah azimat di sebuah pulau yang aku labuhi. Aku mengetuhui rasa yang aku punya adalah mempelam (mangga) di pulau dedap. Dalam artian antara sahabat dan cinta. Atau buah simalakama. Di telan mati ayah, di luah mati ibu. Jadi untuk terus mencari jawaban atas pertanyaanku sendiri, aku kolom-kolom saja buah tersebut. Hebat kan?
Semua ini bermula ketika desember yang kau lukiskan kemaren. Saat aku berkata “ mungkin aku akan pergi jauh.” Kau membalas kata-kataku dengan lakuan yang tak pernah aku terima dengan ikhlas, dari laki-laki manapun. Bagimu itu satu hal yang biasa. Tapi itu perubahan besar dalam hidupku. 180 derajat, aku jadi lain. Seperti katamu, aku jadi lebih agresif. Bahkan aku jadi rindu bila tak jumpa. Aku hanya ingin selalu menciptakan kengan indah kita berdua.
Sebelumnya aku tidak pernah sadar akan adanya cinta di hatiku untukmu. Tidak terpikir olehku bahwa benang yang menjahit persahabatan kita separuhnya berasal dari kapas cinta.
Habib ….
Tak usah takut akan cintaku. Aku tidak pernah punya niat untuk merampas cintamu dari seorang gadis yang selama ini menjadi kekasihmu. Kemaren aku hanya ingin mencintaimu kok. Tak terbersit olehku untuk memilikimu. Aku sadar siapa aku. Jahat aku Bib, karena merajai cinta itu, dengan coba menstipo wujud sahabat itu.
Pikiranku masih terus beranak. Semua ini terjadi bukan karena salahku sendiri. Tapi dirimulah yang telah mengawali sinetron ini. Cerita yang kita perankan selama berepisode-episode. Meski tanpa di tayangkan di televisi. Aku piker kita berdua cukup tau apa yang telah kita jalani. Tapi Habib gak usah khawatir. Aku dah berniat untuk melupakan itu semua.
Saat ini aku telah berhaBib membuang cinta itu dari hatiku. Rupanya melupakanmu sangat mudah Bib. Satu-satunya cara adalah dengan kemauan yang kuat. Ternyata aku berhaBib. Alhamdulillah Tuhan telah mengabulkan permintaanku yang terurai dalam doa ahir shalatku. Aku merasakan kebahagiaan datang lagi dalam tarian hidupku. Aku sudah kembali seperti dulu. Menjadi Aku yang ceria dan penuh senyuman. Terpancar kembali dalam banyak tatapan bahwa aku wanita berkacamata yang selalu tawa.
Ternyata melupakanmu bukanlah hal yang terburuk bagiku. Dulu aku takut rugi, tapi sekarang aku merasa keuntunganlah yang ku panen dari ladang yang sama-sama kita tanam dulu. Tidak berlaku kata-kata sastrawan padang. Yang itu lo si selasih dalam judul bukunya, ”kalau tak untung.” Yang tersiratnya berarti RUGI kan?
Terima kasih sobatku……
Kata-katamu di notepad itu telah membiusku. Dengan bius itu aku jadi sadar siapa aku, kamu dan dia. Aku sudah punya orang yang benar-benar mencintaiku. Kamu juga begitu. Kita sama-sama sudah punya cita-cinta dan cinta masing-masing.
Aku lupa. Aku ingin mengatkan ini Dengan tegas aku bahwa aku mencintai bang Azwar. Aku menyadari tak ada laki-laki lain yang bisa gantiin dia di hatiku. Aku gak tau kenapa begitu cepat aku berubah Bib. Kemaren aku mencintaimu, tapi saat ini bang azwar. Sampai-sampai dia aja heran.
Oh ya aku hampir lupa. Kemaren Habib menawarkan persahabatan untuk kali yang kedua. Habib mau persahabatan kita kekal untuk selamanya. Aku senang banget denagn tawaran itu. Aku juga berharap kita bisa kekal menjadi sahabat.
Maafin aku ya Habib. Aku trauma. Aku ketakutan Bib. Takut peristiwa kemaren itu terjadi lagi. Makanya aku memutuskan untuk TIDAK……………….
Aduh. Capek. Sambung besok ya cerpenku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar