ABSTRAK
Penelitian yang berjudul ”Mantra Berladang Padi Masyarakat Melayu Desa Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis (Sebuah Kajian Stilistika).” ini penulis teliti dengan alasan agar penikmat mantra lebih mudah memahami bunyi yang meliputi rima, aliterasi, asonansi, dan anafora yang terdapat dalam mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis.
Penulis sengaja memilih mantra karena mantra sudah hampir punah, hal ini disebabkan karena mantra jarang digunakan. Banyak orang yang tidak percaya lagi akan hal-hal berbau mistis seperti mantra. Terlepas dari mistis atau tidak, mantra perlu diteliti karena mantra merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang turut memperkaya khasanah sastra Indonesia. Keberadaan mantra yang hampir punah merupakan faktor pendorong bagi penulis untuk meneliti mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis melalui kajian stilistika.
Untuk memahami mantra harus ditempuh dengan berbagai cara, salah satu diantaranya yaitu dengan cara penganalisisan secara teliti dan seksama. Pendekatan stilistika bergerak pada penelitian bahasa pada sastra. Penelitian ini diarahkan pada bunyi yang meliputi rima, aliterasi, asonansi, dan anafora yang terdapat dalam mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis.
Stilistika tidak terlepas dari pembahasan tentang bunyi. Untuk itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori stilistika yang dikemukakan oleh Pradopo dalam Suwondo (2003: 152) menyatakan bahwa ”Aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam studi stilistika meliputi intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga lahirlah gaya intonasi, gaya bunyi, gaya kata dan gaya kalimat. Selain itu metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dekriptif, karena yang menjadi bahan kajian adalah analisis teks mantra yang didapat dari hasil wawancara dengan narasumber.
Setelah penulis melakukan penelitian terdahap mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis selama 5 bulan, akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis kaya akan rima, aliterasi, asonansi, dan anafora. Mantra tersebut mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, sehingga keberadaannya bisa memperkaya khasanah sastra Indonesia.
Mantra berladang padi masyarakat Melayu tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama pada materi pelajaran Puisi lama, sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Selain itu penulis juga mengharapkan agar penikmat sastra bisa mengetahui rima, aliterasi, asonansi, dan anafora yang terdapat pada mantra berladang padi masyarakat Melayu desa Bantan Air kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis dan bisa menjadikan mantra tersebut sebagai contoh dalam pengajaran puisi lama di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar