Pembaca yang dirahmati Allah....sebenarnya, aku terbitkan tulisan ini bertujuan untuk ungkapkan rinduku pada Kanda....
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu. (Muhammad: 37)
Rabu, 16 Juni 2010
berkeringat dalam air
Pembaca yang dirahmati Allah....sebenarnya, aku terbitkan tulisan ini bertujuan untuk ungkapkan rinduku pada Kanda....
Hari yang melelahkan. Semalaman tak tidur. Mataku penat. Habis tu Dinda an. Pikiranku capek. Ku hempaskan badan ini ke pembaringanku. Shalat asharku terbang. Hampir azan magrib ku terjaga. Ku raba telp genggamku. Ku perkosa. Kubuka bajunya. 2 panggilan tak terjawab
Walau diri ini terkulai, tapi tetap kugagahkan ibu jari ku menekan tombol buka. Entah mengapa hatiku bergetar. Bergetar. Membaca nama itu hatiku bergetar. Bagaikan aku mendengar ayat-ayat Illahi.
Kunyalakan Sesutu. Kali ini bukan api, tapi laptopku. Lalu ku ketik R...langsung muncul. Roziah. Tanpa sedar bibirku kembali bergetar. Bergetar. Kuhulurkan sepuluh anak jariku memohon maaf tanpa uluran salamnya.
Apakah yang lebih besar dari maaf. Lalu ku minta maaf pada nama itu, karna aku tak mengangkat panggilan darinya. Jujur. Aku tk tau dia nlp. Karena. Aku tidur. Terlalu nyenyak. Mungkin. Karna. Lelah.
Waktu shalat magrib pun tiba. Suara adzan. Berkumandang. Tiap sudut. Memanggil nama kesayanganku. Allah..Maha besar.
Ku tutup jendela. Kulihat di ujung sana mentari sudah hampir hilang. Sudah di telan cakrawala. Mungkin bintang-bintang Dinda ngga siap berdandan. Mau menemuiku dan makhluk yang lain. Raja malam juga sudah mau keluar dari peraduannya, setelah mendapat suplay dari raja siang.
Aku bercengkrama dengan ayat-ayat Allah. Aku meredup. Tubuhku merebah. Aku terhanyut dengan baca Al-kitab-Nya
Setelah melakukan kewaDinda ban itu. Lalu. Aku kembali berhadapan dengan laptop yang sengaja tidak aku matikan. beberapa saat setelah itu. Nama itu muncul di YMku
“Aslmkm”
“Ws...”
“Ini cerpenny, tapi gak bagus”
“Hhmm pasti bagus banget.”
“Bisa gak?”
“Belum muncul ne.”
“Kejap e, Dinda pindahin dulu failnya.”
“Yups.”
“Udah?”
“Udah,,hehhe...maksih ya...”
“Tapi kalau gak suka buang aja, itu cuma imaDinda nasi saja. Kwkkwkw, cukup kita b2 yang tau. Bukan tuk publikasi”
“Yups,,,eh,, tu siapa tu?”
“ Maksud?”
“ Zahra Salsabila tu siapa?”
“Mmmmmm, gak tau…hanya ada dalam imaDinda nasiku.”
“Okelah...nanti Kanda baca...hehe...sekali lagi makasih ya.”
“Sama-sama. Kanda kan dah ngasi Dinda lagu”
“Dinda terlalu baik.”
“Amin, semoga kita jadi orang baik.”
“Iya,, amiinnn.”
UTM, Sekudai Johor….
Nama itu mengirimkan aku sebuah cerita singkat. Rasa penasaran mulai memburu. Klik...klik...klik.. Dengan lincah jariku mendoanlowd lalu membukanya. Seakan nafasku tersentak. Tersentak. Tersentak. Dan tersentak. Karana ku tak kuasa untuk berhenti membacanya.
Ku semakin terpacu. Cerita itu semakin masuk ke hatiku. Melewati kedua bola mataku. Yang masih terasa sipit.. ini.
Kini cerita itu semakin mendalam. Ku benar -benar hanyut. Disitu. Seakan kehidupan ku kembali kemasa itu. Sulit menahan air mata keluar. Dengan iklas ku biarkan ia keluar... menggenangi lesung pipi ku. Sekali2 ku rasa asin juga. Kwkwkwkwk. Dan sekali2 aku tertawa.
S47-428 KTC UTM Johor. No kamarku. Saksi bisu. Sungguh aku terlarut dengat cerita itu. Ku gulir mouse ku..tetap membaca. Tinggal sedikit lagi. Ku terus membacanya. Dan samapailah di tanda titik itu. Ku hirup nafas ku dalam2. Sekli lagi ku hirup nafasku dalam. Dalam. Dalam. Dalam2.
Ku pejamkan mataku. Lalu ku buka. Ku tanya diriku. Apakah aku sedang bermimpi? Dengan tegasku. “TIDAK" Aku sungguh di dalam dunia nyata. Rasa itu mulai mengisi hatiku. Dan mengalir ke sungai2 aliran darahku. Kata pertama ku "Sungguh mulianya hatimu. Dinda Permata Haty" Apakah aku akan bisa utk menangkap kata itu. Dan menjadikannya milikku. Ku ingin menjadi orang berhati mulia sepertimu. Karna mungkin itu salah satunya caraku untuk mendapatkan.
Sekali lagi ku tanya diriku. Mimpikah kamu? kembali dengan tegas.”TIDAK" . Hatiku kini cair. Bagaikan tembaga yang mencair,, dan dengan sendirinya kotoran2 yang lain hilang. Dan mulai berangsur tembaga yang dihasilkan murni. Jujur. Aku merasa bagaikan menjadi anak-anak. yang merasa salah tingkah, tak tahu mau bicara apa.
Tapi. Ku tak mau di penjara oleh rasa itu. Ku ingin menjadi pujangga yang bisa membahagiakan bunga. Bukan hanya merangkai kata. Sungguh aku seakan berada di ruang hampa saat ini. Bagaikan di ruang hampa. Ku tak tau bagaimana mengungkapkan apa yang kurasakan. Aku. Malu. Aku. Malu. Malu. Dan. Malu.
Aku malu dengan diriku. Aku malu dengan hatiku. Dan aku malu pada kehidupanku. Apakah kesederhanaan ini akan bisa di jadikan tempat berteduh oleh sebuah Dinda wa yang mulia. Sungguh pertanyaan yang tidak ada jawabannya.
Tapi. Ku tak bisa menutup hatiku. Hatiku terkadang tak tau malu. Dan dengan berani2nya. Ia. Ingin mendapatkan sebuah Dinda wa yang mulia itu. Tapi aku sadar. Sadar akan kekuranganku. Ku tadahkan kedua telapak tanganku. Dan. Ku sebut sesuatu dihatiku. Layaknya berdoa ketika sujudku. Lalu ku cium kedua telapak tangan ini. Dengan kata Amiin... ya Rabby. Hanya Dia yang tau apa yang kurasakan saat ini. Mungkin aku seorang fisabilillah.
Dan. Aku juga seorang musafir. Yang merantau. Sekian lama kemarau dihatiku. Ku coba mencari hujan. Banyak hujan ku temukan. Tapi kebanyakan hujan badai.
Tapi. Kali ini sungguh hujan yang membawa rahmat untukku. Menyiram kemarau dihatiku. Kini ku merasa hidup kembali. Dan ku merasa hari-hariku juga terisi. Aku ingin menjumpaimu. Dan menceritakan apa yang kurasakan. Dan memberti tahu, kalau aku memang ada untukmu.
Mulai saat ini. Kan ku bersihkan hatiku. Dan kan ku bentang permadani. Dan ku letakkan sebuah tilam emas. Aku akan cium kedua tanganmu. Lalu akan ku rebahkan di ruang hati yang akan ku persembahkan utkmu. beri aku kesempatan. Untuk membersihkan, dan mempersiapkannya. Supaya nanti dirimu. Biar rebah dengan nyaman. Dan tidak ada yang mengganggu.
Kanda ...aku tak tau harus berkata apa .....pijar2 malam ini terasa indah. Tetapi ada penawar kata tentang cinta sederhana......"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. itu mutiara cinta yang digunakan oleh orang yang tulus cintanya. Itu kata2 dalam buku air mata pembersih dosa.....
“Dinda boleh g Kanda bertanya.”
“Boleh”
“Gak jadi ah.”
“Kan? Apa? Hhmm…gpp…Mmmm…to the point aja”
“Seandainya aku bermimpi tetapi ku ingin jadi nyata, Di dalam mimpi ku itu aku akan. Aku akan menggenggam tanganmu. Dan menciumnya...
“Mmmm…boleh aja kalau aku jadi yang halal bagimu. Tapi kalau gak. Iya. Gak bisa . Maaf. Bukan pelit. Tapi memang pelit. Kwkkwkw
”Aku pun tak mau menyentuhnya dalam keadaan haram. Ku ingin iya halal untukku.”
“Meskipun kita takkan pernah saling memiliki. Tapi kita bisa merasakan indahnya. Lebih bercahaya dari seribu cahaya. Oh ya, Kanda tau kelemahan Dinda
“Tau”
“Dinda mohon jaga itu. Dinda gak mau keluar dari batas ajaran agama. Meskipun aku sering bergaul dengan laki-laki, Aku selalu menjaganya kecuali keluarga
“Aku. Aku adalah Aku. Aku ingin menjadi diriku... dan aku tak mau dirasuki... ku tetap ingin menjadi diriku, mmpertahankan diriku... dan memang aku adalah aku...
“Kanda iiiiiiii……… Ingin ku panggil nama itu. Untuk kesekian kalinya”
“Iya….Aku pun mulai tau apa bedanya "Kanda " dengan "Kanda iiiiii"
“Oh ya. Akhirnya”
“Apakah aku terlalu ceroboh berani mengartikan kata itu memberikan harapan untuk kesederhanaan ku.
“Ku rasa tidak. Terkadang naluri seseorang itu bisa merasakannya. Ini di luar akal sehat kita”
“Mau kau memerima cintaku?”
“Dinda ka ku terima cintamu, maka harta tidak berarti lagi. Maka semua yang ada di permukaan bumi ibarat debu yang berterbangan.”
“Aduh say...Seandainya engkau bisa ku miiliki. Ku tak bisa bayangkan bahagianya hari-hari kita. Selalu berbahasakan ungkapan. Suatu malam, nanti. Di saat aku haus. Kedinginan pulang kerja. Aku akan berkata padamu. untuk minta dibikinin teh hangat dengan bahasa berikut.
"Ma.. bagusnya papa dingin2 gini minum apa" Aku tak ingin seperti lelaki lain yang langsung main suruh. Terkadang bahasa yang sopan. Aku ingin menjadi yang terbaik untukmu.”
“Kanda . iiiii…Saat saat indah seperti itu. Aku ingin ada disebelahmu. Menghangatkan mu. Lalu dengan lembut dihiasi senyum ku berkata
“Akankah secangkir teh ini bisa menghangatkan tubuh yang kucintai ini?”
Lalu aku mengangkatkan gelas yang bertulis “Selamat Pengantin Baru Kanda n Dinda “ lalu menghidunya teh setengah panas itu untukmu. Lalu aku bangun. Meletakkan gelas yang masih menyipan sisa teh itu ke meja belajar kita. Mendekatlah sayangku. Dengan ikhlas ku bawa kau bermuamalah dengan air hangat yang tlah ku siapkan secara istimewa, lalu kau membersihkan dirimu dengan air mawar.
Setelah selesai, ku akan menyambut tanganmu dan mengajakmu bersuci becengkrama dengan air wudhu. Aku lekatkan baju koko ke tubuh yang tlah ikhlas menjadikan kehaidranku halal disampingmu.
Teras sajadah yang terbentang menjadi rumah persinggahan kita untuk melepas lelah. Olah raga di sini merupakan ajang kreatifitas kita untuk menju syurga-Nya. Lalu kita menjalankan shalat isya’ bersama. Kita tenggelam dengan kesyahduan kalimah suci Allah yang tiada taranya.
Usai Shalat. Kau nyanyikan aku lagu terindah di Dunia. Surah Ar-Rahman. Aku menyimak bacaanmu. Mendegar dengan penuh takzim. Tak ada 1 huruf yang terlewati. Dirimu tidak hanya bisa berseni dunia tapi seni akhirat juga kau kuasai. Aku benar-benar kenal dengan suaramu. Sama seperti di teluk cempedak dulu. Setelah itu, aku membacakan terjemahan surah tersebut. Kau mendengarnya. Menyimaknya.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Allah) Yang Maha Pengasih, telah mengajarkan Al-Quran. Telah menciptakan manusia, telah mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan Bulan (beredar) menurut perhitungan, dan tumbuh-tumbuhan serta pohon-pohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya). Langit ditinggikan-Nya dan neraca (keadilan) diletakkan-Nya, supaya kamu jangan melampaui batas pada neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi maraca itu. Dan bumi diletakkan-Nya bagi makhluk, padanya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak (mayang). Dan biDinda -biDinda an yang berkulit dan harum. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan dia menciptakan Dinda n-Dinda n dari nyala api. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Dia) Tuhan dua timur dan dua barat 1594). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dia mengalirkan dua laut yang keduanya bertemu, diantara keduanya ada batas yang tidak dilampauinya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan merjan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dan bagi-Nya bahtera-bahtera yang berlayar di lautan seperti gunung-gunung. Maka nimat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Tiap-tiap yang ada di bumi akan binasa. Dan yang (kekal) adalah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhanmu yangmanakah yang kamu dustakan? Semua yang di langit dan di bumi meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam urusan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kami akan menyelesaikan urusan kamu hai kedua yang diberi (Dinda n dan manusia). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Hai sekalian Dinda n dan manusia, Dinda ka kamu mampu menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak bisa menembusnya melainkan dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yanga kamu dustakan? Akan dikirim kepada kamu nyala api dan asap, maka tidaklah kamu tergolong. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka apabila langit telah terbelah, maka dia menjadi mawar merah seperti minyak (berkilauan). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka pada hari itu tidak lagi ditanyakan pada manusia dan Dinda n tentang dosanya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki-kakinya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Dikatakan kepadanya), “ Inilah jahannam yang mendustakannya orang-orang yang berdosa”. Mereka berkeliling di antaranya (neraka) dan anatara air yang mendidih. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dan bagi orang yang takut maqam (pengawasan) Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Keduanya mempunyai aneka pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Pada keduanya ada dua mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Pada keduanya ada aneka buah-buahan yang berpasangan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka bertelekan di atas permadani yang bagian dalamnya terbuat dari sutra dan buah-buahan kedua syurga itu dapat dipetik dari dekat. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalamnya ada bidadari yang menundukkan pandanganya yang belum pernah disentuh manusia dan Dinda n sebelumnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka laksana permata yaqut dan merjan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Tiadalah balasan kebaikan itu melainkan kebaikan (pula). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dan selain dari dua syurga itu ada (lagi) dua syurga. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Keduanya hijau daun-daunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Padanya ada dua mata air yang memancar. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Padanya ada buah-buahan, kurma dan delima. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalamnya ada bidadari-bidadari yang baik dan jelita. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Yaitu bidadari yang dipinggit dalam mahligai. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka belum pernah disentuh manusia dan Dinda n sebelumnya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka Berkat nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemulian. (Ar-Rahman: 1-78)
Kita bungkam dan menangis. Agung sungguh kekuasaan Allah. Lalu kau berkata “Sayang…..harapanku….bidadari itu adalah kamu nantinya.” Aku benar-benar bahagia. Aku mengamati caramu bicara. Dirimu selalu meletakkan wanita di derjat yang paling tinggi. Seperti usman bin Affan sahabat nabi itu. lalu aku berkata “Sayang…aku merasa berada pada derjat yang paling tinggi.” Kau jawab “Iya. Kau adalah mutiara. yang harus kujaga. Kulindungi. Supaya tetap berkilau.”
Kuambil tanganmu lalu kuslami dan kucium tanda baktiku. Air mataku tak berhenti menetes. Lalu kau menghapusnya dengan jarimu. Lalu kau mencium keningku. Seperti yang ada dalam bayanganku di teluk cempedak itu. Ceceran mutiara dari indera penglihatanku sudah mulai tersekat. Karena senyummu. Lalu kau renung mataku. Kau pun masuk kedalam kelemahan ku yang hanya dirimu yang tahu. Tidak hanya sampai di situ. Kau benar-benar memeluk. Memujuk. Memanah tepat di relung hatiku.
Ku tarik nafas dalam-dalam. Kau semakin agresif. Ku tarik nafas panjang bermeter-meter dam dalam bermil-mil. Rasanya. Aku berada dalam dunia tak bertitik tanpa koma. Mendadak. Perasaanku mendadak mengeluarkan harum bunga mawar dan indahnya sakura dengan pinknya.
Terlalu sulit untuk aku bayangkan. Terlalu indah untuk aku ceritakan. Tak pasti detik yang ke berapa. Entah menit yang keberapa. Yang jelas berkutat pada jam 11 malam.
Di ranjang ku rebah. Arungi jejak kehidupan. Membuka mata hati kian buram karena coretan hari ini. Meninggalkan semua urusan. Demi keindahan. Kita terbawa. Dan tenggelam. Lampu yang menyilaukan tak kita pedulikan. Nyawa dan cinta menjelma. Dalam dua insan. Dengan cara yang sangat khusus. Roh dan cinta dicampurkan. Dan cinta yang memang halus. (kata Debu) Kau menggauliku. Kita bertasbih dalam cinta halal. Gerakan-gerakan indah yang penuh kelembutan.
Hari semakin redup. Kabel-kabel listrik yang tak berjuntaian tak berani mngintip. Lampu-lampu tanpa henti menyoroti cahaya remangnya. Tirai yang berkibar juga turut memberikan restu. Malam juga memanjatkan doa untuk kita. Buku-buku mengaminkannya. Jam dinding seolah-olah ingin lari bertepuk tangan. Kita hanya berdua di situ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar