Tuhan...
Ku ingin sekali menceritakan seorang mahasiswaku yang terkena musibah. Melihatnya anakku terbaring membuat permata bening ini mengupas masuk ke dalam sudut hatiku.
Jujur Tuhan.
Telah lama aku ingin menoret cerita tentang anak ini. Seorang anak yang mencuri perhatian dari sejuta kesibukan ku saat ini.
Entah kenapa Ya Allah, melihat semngatnya yang begitu antusian untuk belajar, lama kelamaan mengugurkan juga permata bening diwajahku.
Jujur aku tak terbayangkan saat akhir idupku nanti.
Mungkin jika aku menjalani operasi kangker payudara, aku akan disuapin, dimandikan, oleh orang lain. Sama seperti yang kulakukan pada anakku saat ini. Ketika ku menyuapi dia makan, yang kepikir adalah saat aku nanti terbaring di rumah sakait. mungkin bukan dikamar ini, tapi bisa saja di sini.
Ya Allah...
Dalam shalat malamku ini, Ku titip sekuntum bunga buat anadaku tersayang. Sembuhkanlah dia dari segala keretakan tulang dan kepecahan hati yang berlaku saat ini. Tubuh kecil di usia ke-19 tahunnya menjadikan aku lemah setiap kali menatapnya Ya Tuhan.
Hamba tahu kelemahan hamba.
hamba harus selalu tersenyum, saat hati ini hancur tiap kali Agus menanyakan ujiannya.
Andai saja aku mengajarnya di semster ini, akan ku berikan dia nilai yang tepat untuk semnagatnya.
Ya Allah aku tak akan pernah berhenti berdoa, semoga dosen-dosen yang bersangkutan meu memberikan nilai kepada Agus.
Bersabarlah anandaku....Allah selalu melindungimu...jangan pernah kau sesali ini semua ananda. Terima kesempatan ini untuk berbakti kepada kedua orang tuamu nak.
Ibu ada di sini menyelipkan doa yang tak putus buatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar