Dalaf...
Ku melihat mendung itu masih membelitmu. Walau kadang kau tersenyum saat mata kita beradu, tetap kau tak bisa membohongi arti dari matamu yang antara pejam dan tercelik itu terlihat sama.
Dalaf...
Dari ruang ini, aku mencuri pandang terhadapmu, setiap kau terlengah. Kau tau sayang..Ku tak ingin lewatkan sedetikpun hari ini jauh darimu.
Ku ingin tatap raut wajahmu, meskipun wajah ganteng itu terlihat kusam saat ini.
Walau kusam, Keriput saja kanda di usia tua nanti, tak mau rasanya aku melewati masa tanpa memperhatikan gurat di kening dan sluruh wajahmu.
Dalaf...
Dalaf....
Dalaf.....
dalaf......
dalaf.......
Kau tau sayang. Aku bahagia saat dekat dengan kamu tadi. Terasa ada yang melindungiku. Jujur..ini ternyata NYAMAN...yang kau ucap kemarin.
Dalaf...
Aku Jatuh CINTA padamu. Sangat cepat memang.
Tapi itulah kebenaran di atas kenyataan.
Semalam saja... aku lebih memilih digonceng sama kamu dari pada Marhadi Sarja. Kau tau sayang, aku tak pernah menyisihkan adi, bila aku harus memilih dia dengan Dedi.
Aku sendiri heran. Kenapa aku seperti itu. Aku merasa ingin menambah panjang jalan menuju rumah pribadiku saat ini.
Kau tau sayang... aku ingin menikmati perjalanan yang lama ku nanti.
Ku ingin bercerita tentang semua rasaku sayang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar