"Dua hari ini dinda berubah."
"Apa yang berubah kanda?"
"kanda merasa dinda berubah aja."
"Hmmmm."
"Dinda cemburu?"
"mungkin."
"sama siapa dinda cemburu?"
" kadang kita gak sadar sikap kita bisa melukai hati orang lain."
" coba kanda ingat dulu. tadi kanda sama .... trus sama.... lepastu sama...kak...Tak kan dinda cemburu sama kak tu pulak?"
"hmmmmm..abaikan saja kanda."
" kenapa dinda tak mau cerita masalah dinda ke kanda? apa kanda tidak berarti buat dinda?
Dalaf...Taukah dirimu sayang...kehadiranmu di ruang yang pengap oleh ahtiku saat ini saja sudah sangat berarti bagiku. Kau tau sayang. Aku bukan tak mau cerita. Aku malah sebaliknya, banyak sekali hal yang ingin kusampaikan kepada kanda. Sangat banyak. Bahkan kanda Tau...Dinda pengen sekali meminjam bahu kanda.
Seperti Malam kelmarin saat kita menjenguk Agus. Usai dari sana, kita mampir makan jagung bakar di MTQ.
Kanda tau...itu menjadi saat yang paling indah dalam hidup dinda. Tanpa malau dinda bersandar di bahu kanda. Lalu kanda mengusap kepala dinda.
Tak ada yang lebih indah selain malam itu sayang. Meskipun seluruh kenangan cinta lalu dinda disatukan, tak akan mampu menyaingi rasa itu.
Saat ini...Dinda ingin sekali memgang hangat tangan kanda, yang malam kemarin membuat dinda tenang setiap kali kau menggenggam erat hangatnya tangan dinda.
Tak ada yang lebih berarti selain malam itu.
*****
Sperti sore ini dinda di landa berjuta masalah. Terutama dengan salah seorang Pembantu Dekan yang tadi siang berkoar-koar di Ruang dosen menuduh dinda jadi peeror.
Padahal kanda taukan semalam kita kemana.
Dia malah enakan marah-marah.
Kanda tau...
Dinda kesal. HUFT.....
*****
Sayang...aku ingin cerita, seperti burung menyupi makan anak-anaknya yang tidak mampu. Bahakan aku inin sekali mengajakmu pergi agar aku merasa lega. Aku ingin berteriak sekuat-kuatnya sayang. Kau tau itu yang aku butuhkaan saat ini
Selain itu,... aku ingin sekali Shalat di Masjid Agung. Kau tlah mengajarkan aku tuk mengngat Tuhan di situ.
Aku ketagihan sayang...Tempat itu membuat aku tenang. Bahkan malam itu, aku tak ingin pulang. Tapi, kita sama2 belum mandi.
hahahah.....
Ingin rasanya aku mengulang masa itu. Tak seperti saat ini. Kita berhadapan saling diam.
Hanya sebait Ungkapan tadi saja.
Entah apa yang terjadi antara kita.
Dinda sibuk dengan perasaanku sendiri. Kanda juga begitu sibuk dengan laptop. Ntahlah. Dinda tiba-tiba saja cemburu, jika sekajap saja kanda mengalihkan perhatian pada yang lain.
Dalaf...
Kanda bertanya pada dinda, "ada masalah apa? ceritalah sama kanda!" tapi mata kanda tertuju pada laptop. bagaimana dinda mau bercerita sayangku? Saat mata itu tak bersahabat. Dinda tau kanda tak bisa mengerjakan dua sekaligus. makanya dinda membuat keputusan untuk pulang saja.
Karena akan percuma, jika dinda bercerita saat ini. dinda yakin dinda bisa menyelesaikannya sendiri. Pabila waktunya tiba. dinda akan ceritakan semua.
******
Dua hari dinda mencoba sikap biasa sama kanda, apa yang terjadi, rasa setahun dinda kehilangan kanda.
Dalaf...
Aku tak mau kehilanganmu.....
dalaf........
DALAF..............
dalaf......................
DALAF.............................
DALAF....................................
dalaf...........................................
dalaf..................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar