Di kebisuan malam ini, tempat kita berduduk sambil memakan kue tar pemberian dek Nurhidayah. Kau pasangkan cincin dijari tengahku seraya manatap jauh mataku.
Aku ingin mencium keningmu DALAF saat kau bicara
"Dinda... Kanda ingin memberikan ini hanya kepada dinda. Ntahlah kanda gak tahu, kenapa cinci paling berharga ini hanya buat dinda."
"Kenapa sayang?"
"Padahal Meysa tak mengizinkan kanda melepaskan cincin ini. Tapi kanda ingin mengasi kepada dinda."
Aku hanya terpana dengan semua lakunya. Aku hanya mengetap gigi, karena tak bisa berkata. Aku hanya terdiam."
"Kenapa kanda kasi cincin pertunangan kanda dengan Meysa ini kepada dinda?"
"Kanda tidak pernah tunangan dengan Meysa. Cincin ini dulu pernah kanda berikan pada ibu, dan disimpan Almarhum. Setelah dia pergi maka kanda ambil lagi."
"oo.."
Aku sangat bahagia menerima ini. Ntah kenapa harus begitu.
Aku langsung menanggalkan cincin kesayanganku. Karena aku tak mau cincin ini disamakan dengan cinin2ku yang lain.
Ya Allah.. Aku ingin menjaga cincin ini seperti permintaannya
"Pakailah cincin ini ya dinda. Pakailah sampai kapan dinda suka. Jika dinda tidak suka, maka simpankanlah cincin ini baik-baik ya sayang."
Ya Allah.. Aku mencintainya karena Engkau ya Allah ya Rahman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar