Setiap kali aku melihatnya, terbayang sebuah kenangan yang tak mampu aku ceritakan. Tapi ini suatu yang sangat aku hargai. Ketika aku tak lagi mampu tuk memapah hidupku yang kian tipis. Detik demi detik yang kian berakhir. Aku memang tak tau lagi mengenal arti hidup sebelum ini. Sejak aku divonis mengidap kangker payudara.
Aku merasakan mati dan hidup tak berguna lagi. Kusembunyikan semua ini dari pengaetahuan orang-orang yang aku sayang. Kedua orang tua dan kekasihku tercinta. Aku bukan lari, Cuma aku tidak kuat saja dengan kenyataan ini. Banyak hal yang bisa mengajarkan aku akan hal untuk sabar. Orang pertama yang mengetahui keadaanku adalah dia. Itupun tak sengaja aku ucapkan. Siapapun dia, cukup aku dan dia yang tau. Dia menganggap aku seperti adeknya sendiri. dia sangat menyayangiku. Memang kurasakan itu dari cara dia menghormatiku.
Dia sangat menjaga kesucianku sebagai adeknya. Aku sungguh terharu. Ternyata orang yang berpenyakitan seperti aku masih berharga. Aku masih bernilai mahal di matanya. Dia bisa meyakinkan aku bisa diselamatkan. Sebenarnya itu mustahil. Sangat mustahil. Tidak aku ceritakan apa penyebabnya. Tetapi lelaki yang sangat bangga dengan isterinya ini, meyakinkan aku bisa sembuh. Dari awal pertama S2, dia banyak membantu aku. Paling penting dia selalu menjadi tampat aku curhat tentang kuliah. Hal yang tak pernah bisa aku lupakan adalah uang RM 300 ringgit yang dia berikan.
Padahal antara kami tidak kenal rapat ketika itu. Dia bilang “abang percaya adek.” Terus kenapa abang percaya adek? “kitakan punya feeling dek.” Uang itu aku gunakan untuk menambah pembayaran SPPku. Selebihnya ku peroleh dari titik peluhku bekerja di Rumah makan di Kuantan. Aku membiayai S2ku sendiri, tidak dari orang tua. Dia juga membantu meluluskan beasiswa S2ku. Aku dapat uang RP 30.000.000. Sungguh banyak.
Orang yang pertama yang ku sms ketika itu adalah dia. Baru kedua orang tuaku. Aku tidak membalas kebaikannya dengan uang juga. Tapi dalam setiap doaku, ada Dia. “ku ingin dia selalu bahagia bersama anak dan istrinya.” Banyak kebaikan yang telah diberikan oleh orang yang sudah punya 2 orang anak ini. Satu yang menjadi alasannya “selagi anak Bengkalis, akan abang bantu.” Uang itu tak sepenuhnya aku belanjakan, ku beli secebis tanah. Ingin kutanam getah, dan hasilnya nanti bisa dinikmati oleh sepupu2ku yang lagi berkuliah. 30 % dari uang itu untuk sedekah. Banyak sisi miring yang aku dapat dari orang2 tentang dia.
Tapi ku tepis semua itu. Karena dia tak pernah sekalipun jahat sama aku. Tapi apapun itu, Putih dan Hitam tetap sama bagiku. Setiap manusia yang lahir ada manfaatnya, setiap manuisa yang aku kenal adalah asset. Terima kasih bang, semoga suatu saat aku bisa membalasnya berlipat kali ganda. Amin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar