Sabtu, 22 Oktober 2011

Hancurkan Surya KLCC

10 Oktober 2011
”Izinkan sepuluh jari Kera minta maaf kepada pisang. Bersujud pun Kera mau. Kera benar-benar sadar akan kesalahan Kera kepada Pisang. Terima Kasih dah sadarkan Kera. Hiks.. Ya Allah Pisang dah keluarkan air mata Ibu. Apa lagi yang mau Pisang hancurkan dari Kera. Bunuh saja Kera! Biar Pisang Puas. Hiks. Malam ini tulisan Pisang dibaca oleh Rumpun Kera betina. Kulit Pisang yang licin telah membuat dua keluarga hancur. Semoga tidak terjadi pada Pisang”
“Amin.”
“Terima Kasih Pisang. Sekali lagi terima kasih. Malam ini, kelicinan kulit Pisang telah berhasil menggagalkan rencana perkawinan kami. Kera ikhlas. Mungkin ini hukuman Allah buat Kera.”
30 Januari 2010.
Begitu banyak perkasaan yang telah berlaku. Hari itu Pisang benar-benar melihat Kera. Sungguh satu aneh. Dia hadir. Perasaannya kacau. Pisang sendiri tak mengerti kenapa Kera yang biasa terlihat manis, hari ini benar-benar KACAU. Dia terbawa emosi. Masalah pribadi yang terbawa. Dia menghempaskan kecewa pada pisang.
Kera tidak bersalah….ku ceritakan saja apa yang terjadi pada mereka hari itu. Mereka bertemu di stesen monorel KL sentral. Kera mengagetkan Pisang dari belakang. Jantungnya sungguh terasa copot. Pisang sendiri heran kenapa setiap Pisang berjumpa Kera, dia selalu salah tingkah. Apakah karena Kera selalu ingin memakan pisang? Kera yang satu ini berbeda. Dia tidak pernah ingin menggenggam tangannya. Mereka melewati apa namanya…(tempat mengesahkan tiket) lalu menuju ke monorel.
Mereka membeli laptop Aulia. Mereka shalat di Loyat. Setelah itu menuju ke KL Sentral. Saat menunggu KTM, Pisang dan Kera makan Macdownald. Comok. Jorok. Tangan mereka bau ayam. Pisang dan Kera sama-sama tak peduli. Karena mereka sama-sama gila. Bocor.
Tiba di KTM, Kera langsung duduk di lantainya. Semua orang menatapnya heran. Pisang tersenyum sendiri melihat tindak tanduknya.
Apa yang berlaku di rumah Pisang. Kera langsung menginstall ulang laptopnya. Sekarang sudah baik. Pisang sungguh terbantu dengan bagusnya laptop itu. Dengan laptop itu Pisang semakin licin menuangkan ide-nya di blog Ngah-Syifa itu.

31 Januari 2010
Tak banyak cerita indah tercipta hari itu. Tapi apa yang berlaku pada Pisang dan Kera hari ini tak bisa tergantikan oleh apapun.
Pisang mengantarnya pulang. Sengaja pisang menyempatan diri, karena pisang ingin memastikan Kera berangkat dalam keadaan selamat. Pisang tak mau satupun terjadi padanya. Pisang ingin selalu melindunginya. Meskipun Pisang adalah makanan Kera. Tapi Kera sangat penting buat Pisang.
Stasiun Pudu Raya
Sebelum Kera menaiki Bus Durian Burung. Mereka sempat makan mangga. Karena mereka terlihat romantis, mereka mendapat magga free dari tukang jual. Keberuntungan. Mereka rebutan makan kerupuk sambil bercerita tentang kenyamanan dalam Masjid.
Tahu gak kenapa kita tenang setiap kali dalam masjid?”
Pisang hanya diam
Tau gak kenapa?
Pisang masih diam. Bukan Pisang tidak tahu, tapi Pisang pernah membaca sebuah kisah tentang ketenangan dalam masjid. Pisang hanya ingin mendengar pendapatnya cocok tidak dengan yang diberikan oleh seorang Imam Mesir dalam buku terjemahan yang Pisang baca.
Setiap Masjid selalu ada kubah. Kubah itu simetris. Semakin besar semakin simetris. Dan semakin simetris, semakin nyaman kita di dalamnya.”
Wah Pisang berkata dalam hati. Sungguh jawaban itu berbeda dari pendapat imam itu. Menarik. Ku Sangat menarik, tetapi kenapa simetris?

03 Juli 2010
Pisang tidak menyangka itu kali terakhir  melihat Kera. Melihat Kera sebagai kekasih yang telah mengisi ruang rindu itu. Pisang terus bertanya. Kemanakah Kera pergi dikala Pisang masih di sini menunggunya. Pisang lalu pergi berangkat ke Kuantan Pahang Malaysia. Bekerja sebagai pelayan restaurant di sebuah tempat bernama Temerloh.
Desember 2009
Pisang Tak pernah merasakan sepi seperti pagi ini. Pisang merasa sendiri. Pisang coba cek FB, tidak ada pesan dari Kera. Sulit untuk Pisang lafaskan. Pisang ingin ungkapkan ayat yang diungkapkan krisna dalam lirik indahnya. Pisang sepi. Tak pernah ku meraswa sepi. Sesepi hari-hari ini kusadari ku sendiri. Melamun dalam gundahnya hati. Terhimpit kerinduan Bercampur baur kehilangan. Lagu itu bukan untuk Kera. Pisang merasa terdera dengan perpisahanku sama Kera. Meskipun hanya sementara. Tapi Pisang benar-benar gak bisa bernafas.
Kepergian matahari, telah membuat kiambang itu layu. Dan coba mencari keteduhan jiwa. Oleh karena itu, Pisang memberanikan langkah menuju Nilai tempat Mak Alang.
Sampai di steseyen KTM Nilai, Pisang langung menuju sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Malaysia yang bernama Maydin. Pisang mendapatkan maklang. Orang pertama dijamah bicaranya adalah kak Umi. Tokeh (majikan bahasa Indonesianya) maklang. Perempuan yang berumur 49 tahun ini masih sangat muda dan bergaya sederhana. Ia tipikal perempuan yang pandai menjaga kecantikan.
Pisang langsung diantar dengan sebuah mobil kancil.
Keindahan bermula ketika meniti langkah rumah sewa Maklang. Pisang mendapat panggilan dari Kera.
Sungguh Pisang tidak percaya. Tiba-tiba kegigilan menyentap tubuhku. Apakah Pisang sedang bermimpi. Pisang merasa tidak siuman aja. Yang tak mungkinlah…angin tak ada. Mendung tak ada. Kilat tak ada. Tiba-tiba hujan membasahai bumi.
Semua di luar dugaanku. Tiba-tiba datang energy yang tak tertanding kuatnya. Pisang menjawab telpnya
Aslamualaikum.
“Wasaalam.”
“Kera?
“Ya.”
“Dimana?
Yang benar?
Iyalah sayang.
Tanpa disadari airmata Pisang menetes membasahi pipi. Secepat kilat Pisang langsung mengaliri mutiara bening itu. Pembicaraan pun tak mampu Pisang simpan di memori kolektifnya. Leksikal-leksial yang terekam tak terkopi di disket simpanannya.
Pisang langsung meluru. Ingin terus melanjutkan pembicaraan yang terhenti karena kehabisan pulsa. Hanya kata kangen yang benar terekam dalam otak Pisang. Singkat cerita, akhirnya Pisang mengetahui alasan dia datang ke Malaysia.
Ya Tuhan. Nilainya jatuh. Dia Cuma dapat nilai C-. di University Teknologi Malaysia. Nilai itu tidak lulus. Berbeda sama University Kebangsaan Malaysia. Kalau tidak lulus terpaksa mengulang di tahun depan. Pisang membantu memulihkan semangat Kera.
Mereka terus bercerita dan melupakan sejenak kekusutan yang terjadi padanya. Pisang shalat dan berdoa.
Semalaman Pisang tidak bisa tidur mengingat nasibya, doa dan zikir mengiringi kehidupan malam pisang ini. Terlelap dari jam dua sampai 2,30. Pisang bangun bertahajjud dan shalat sunnat hajat, hanya untuk memohon kesuksean pada oral tesnya besok pagi. Zikir kalam Illahi ku letakkan pada hatiku dan ucapan celah bibirku yang kering saat ini. Semoga dia Lulus.
Akhirnya dia lulus dengan nilai B.
Pekanbaru, Oktober 2011
DUA Tahun berlalu. Pisang telah bahagia dengan Ayahnya dan membuang Kera jauh dari hatinya. Telah dibunuhnya dari memory yang ada. Kera terstipokan karena Kera pernah mengganggu ketenangan hidupnya. Kera tak pernah mengaku kalau dia pernah suka makan pisang. Kera lupa kalau pisang pernah membuat dia kenyang. Pisang yang berusaha menyejukkan ketika Kera terkena belacan. Namun yang terpenting Kera telah duluan berselingkuh dengan Kera betina itu. Sejak mengenal kekasih yang sebangsa dengannya maka dia tak lagi kenyang makan pisang. Makanannya berganti dengan Pizza. Bahkan demi membua girang Kera betina, dia sanggup bersumpah demi Al-Quran bahwa selama hidupnya tidak pernah mengungkapkan cinta, kasih dan sayang pada Pisang.

 31 Januari 2010
Durian Burung, sebuah Bus yang telah menabrak Surya KLCC. Sebuah menara yang menjadi kebanggaan rakyat Malaysia kini telah musnah. Kepala Kera retak. Otaknya gegar. Hilang ingatan.
Semua serpihan kenangan telah terhapus sudah. Kejadian itu terjadi ketika Pisang baru saja tenang setelah Daun resmi menjadi milik Kenanga.
Tuduhan yang dilemparan oleh Kera Betina terhadap pisang tentang perampas kekasih daun itu tidak benar. Karena Cinta itu mengalir seperti air. Menjadi pelepas dahaga dan penyalahan pada diri sendiri ketika yang dicintai kita sakiti. Karena mengalah bukan berarti kalah.

Tidak ada komentar: