Sabtu, 01 Oktober 2011

Keletah Wanita Melayu 7 (Dialog Emak dan Anak)

Setelah semalaman aku puas menangis mengadukan semua rindu pada ibuku. Hanya pada ibu tempat aku mengadu saat ini. Mencurakna segala penat. Meluangkan segala beban yang ada di pundakku saat ini. Aku ingin melupakan kehancuran hati ini akibat ketidak hati-hatiannya menuliskan status FBnya yang sangan meluluhlantakkan hatiku semalam.

Semua salahku kok. berani melihat FBnya. Berasal karena rindu yang tertumpu dan sudah tak tertahankan

Setelah bercerita dengan Emak, aku bisa bernafas lega. Menciumi harumnya nafas udara pagi ini.

Aku harus bersemangat demi Emakku.

Doakan anakmu ini baik-baik saja di sini. Saat hidup masih memberi  kesempatan. Jangan Emak menangis karena beban hati yang anak pikul hari ini.

Percayalah...

Impianmu untuk memenantukan Daun selama ini akan terwujud. Akan kucoba untuk bertahan hingga ke akhir hayat ini. Ku tak akan memaksanya yang kini lagi berbahagia. Biarlah dia menikmati indahnya pernikahan. Kelak jika dia membutuhkan diri ini, maka diri ini akan bersedia membantunya. Ku tak mungkin merampasnya, meskipun seribu cara bisa ku gunakan, Tapi biarlah dia bahagia. Emak.. Dia bukan milikku lagi. Meskipun emak berbangga hati ketika bersalaman dengannya dan berjamaah dengannya. Percayalah.. Emak sudah dianggap ibu olehnya kemarin, saat ini dan selamanya.

Maaf jika anakmu belum bisa menggantikan sosok Daun di hati ini. Pernah mencoba, Tapi terlalu sulit untuk dilaksanakan...

Tidak ada komentar: