FEATURE
Seorang
penulis harus mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Pertama; Kemampuan menemukan masalah yang
akan ditulis. Seseorang tidak dapat menulis apabila ia tidak tahu apa yang akan
ditulisnya. OLeh karea itu, penulis harus menemukan dan memahami masalah yang
akan dtulisnya Kemampuan penalaran yang baik serta kepekaan terhadap yang
terjadi dalam masyarakat dan lingkungan sangat membantu penulis dalam mencari,
menemukan dan memahami masalah. Disamping itu penulis juga harus mampu melihat
hubugan-hubungan antara gejala-gejala dan kejadian yang dilihatnya. Kemudian
mengembangkan hubungan-hubungan itu dan menyusun dalam satu keseluruhan yang teratur
kegiatan menulis tepat sekali apabila disebut dengan istilah mengarang
(tocompose).
Kedua; Kepekaan terhadap kondisi pembaca. sebagai
bentuk peristiwa komunikasi,menulis pada hakekatnya adalah menuangkan gagasan ,
pendapat, perasaan, keinginan dan kemauan, serta informasi kedalam tulisan dan
kemudian ‘’mengirimkannya’’ kepada orang lain. Jadi, terminal kegiatan menulis
adalah pada diri orang lain, yaitu pembaca. Oleh kaena itu setiap kali
menulis,seorang penulis harus mengeahui benar terhadap pembaca tulisannya itu
kemudian ia berusaha memahami kondisi pembacanya dan menyesuaikan tulisanya
dengan kondisi pembacaya itu. Penulis megubah atau mengorbankan gagasan yang
akan disampaikan, melainkan ada usaha bagaimana penyajian yang sesuai dengan
karakteristik pembacanya. untuk itu penulis harus mengetahui apa yang diketahui
pembaca berkaitan dengan materi tulisanya, apa yang belum mereka ketahui, dan
apa pula yang perlu diketahui oleh mereka.
Ketiga; Menyusun perencanaan penulisan. Menulis
memerlukan perencanaan. Oleh karena itu, setiap kali penulis akan menulis suatu
karangan itu harus mempunyai perencanaan penulisan.perencana itu mungkin ada
dalam pikiran saja atau mungkin pula dituangkan secara terinci diatas kertas.
Penulis yang profesional menyusun dan menulis secara terinci perencanan
penulisannya, karena berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam menulis
perencanaan penulisan sangat bermanfaat bagi seluruh proses menulis.
Perencanaan penulisan sering kali dikacaukan dengan outline. Sesungguhnya perencanaan
penulisan bukan hanya sekedar outline. Harus diperhatikan bahwa outline hanya
merupakan bagian dari perencanan penulisan oleh karena itu, menusun perencaaan
penulisan tidak cukup hanya menulis outline saja. Perencanaan penulisan sering
disebut pula dengan istilah design. Didalamnya dikemukakan berbagai hal antara
lain:
Masalah penulisan,
tujuan penulisan, kegiatan-kegiatan dalam proses penulisan, macam-macamdata yng
diperlukan,cara-cara memperoleh data sumber
data dan instrumen untuk memperolehnya, cara mengolah data, seta
rencana-rencana penyar yang berupa outline karena. Design itu dapat pula
dilengkapi dengan skema, chart, yang menggabarkan proses penulisan. Design
inilah yang akan mandang penulis dalam prose penulisan nanti. Design penulisan masih
bisa berubah atau berkembang sesuai dengan kebutuhan. Pada hakekatnya proses
penulisan itu sendiri adalah poses penemuan terus-menerus yan memungkinkan
diperolehnya hal-hal yang baru yang belum terpikirkan pada waktu menyusun
design.
Keempat; Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia. Penulis harus meguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika ia
menulis dalam bahasa Indonesia dia harus mengunakan bahasa Indonesia dan mampu
menggunakannya dengan baik dan benar. Menguasai bahasa Indonesia berarti mengetahui dan dapat
menggunakan kaidah-kaidah tatabahasa Indonesia
(tata bunyi, tata bentukan kata, tata kalimat , tata wacana ), mengetahui dan
dapat menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Ia juga harus mengetahui
dan mampu menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku, yaitu ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
Dapat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar berarti mampu menggunakan bahasa Indonesia
sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik berarti dapat memilih ragam
bahasa Indonesia sesuai dengan konteks komunikasi, pemilian ragam bahasa dalam
konteks komuniasi ini dilakukan dengan memperhatikan topik yang dibahas,
suasana (resmi atau tidak resmi), pemeran komunikasi serta hubungan antara mereka,
waktu serta tempat komunikasi.
Kelima; Memulai menulis. Memulai menulis sering
merupakan kegiatan yang sulit dilakukan. Hal ini dialami baik oleh penulis yang
sudah berpengalaman maupun orang yang
belajar menulis. Penulis penulis yang sudah berpengalama merasa
mempunyai keterikatan akan tanggung jawab bearti (commitment) terhadap tulisan
yang dikerjakannya. Perasaan ini mendorong dan untuk memperiakan penulisannya
selengkap-lengkapnya. Apabila hal itu terjadi berlebihan akan menimbulkan
hambatan penulisan. Untuk mengatasi hambatan hendaknya diingat bahwa
perencanaan penulisan itu bukanlah sesuatu yang kaku. Dalam pelaksanaan
penulisan bisa terjadi pengembangan-pengmbanan, menambah atau mengurang, apa
yang dikemukakan dalam perencaaan. Oleh karena tu, penulis jangan terpaku pada
perencanaan saja. demikian perencanaan penulisan selesai dipersiapkan kegitan
menulis harus segera dimulai.
Kesulitan untuk
mulai menulis yang dialami oleh mereka yang belajar menulis bisanya timbul
karena kesulitan untuk menyusun kalimat yang pertama. Mereka kebingungan dari
mana mereka menulis, dan bagaimana membuka kalimat pertama dalam karangannya.
Untuk mengatasi ini dapat ditempuh dengan cara mmberanikan diri untuk begitu
saja menulis kalimat yang pertama. Dalam menuliskan kalimat pertama satu bab
misalnya, tidak perlu terlalu lama memikirkannya. Kalimat pertama ini biasanya
menjadi tumpuan kalimat-kalimat berikutya. Oleh karena itu, perlu segera dibuat
apabila kalimat pertama itu sudah tesusun. Jika terjadi kesalahan dalam kalimat
pertama kesalahan itu dapat diperbaiki dalam proses revisi.
Keenam; Memeriksa
karangan sendiri. Menulis bukannya kegiatn sekali
jadi, melainkan merupakan pekerjaan ‘’lanjut ulang’’. Artinya, kegiatan menulis
yang dilakukan dalam menyusun naskah dikerjakn dengan menuliskan bagian demi
bagian secara berkelanjutan, dan membahas kembali setiap aliran yang selesai
ditulis untuk memperbaiki jika terdapat kesalahan. Kegiatan menulis yang
demikian ini memerlukan ketekunan dan kemampuan penulis untuk memeriksa
karangnnya baik bagian demi bagian maupun seluruh tulisan setelah selesai
ditulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar