Senin, 19 September 2011

Surat Undangan

Beberap a kali aku hatiku bertafaqur mencoba menghapus , lalu menggantikan nama Meysa menjadi Embun. Tapi tak pernah berhasil. Keadaan itu yang membawanya bersujud lama di hadapan sajadah hijau yang dulu selalu menjadi tempatnya berteduh.

Lalu ia mencoba membaca pesan yang ditulis oleh Daun dengan nama samarannya dalam pesan FB Mutiara Islam.

Jika kamu berharap Allah senantiasa menganugerahkan kepada mu apa-apa yang kamu cintai dan sukai maka hendaklah kamu senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah, sesungguhnya Allah tahu apa-apa yang ada di balik qalbu mu.

Ketahuilah sesungguhnya cinta sejati adalah nikmat dari Allah SWT, untuk itu gunkanlah bingkai yang dibenarkan oleh syariat, dan bingkai itu adalah pernikahan, itulah sunnah yang sesungguhnya.

Ku menutup kembali setelah aku membaca undangan yang kini mulai basah oleh tetesan permata bening yang tak tertahan oleh apapun lagi.

Itulah kenyataan yang harus ku telan kini. Membujuk hati yang lara agar selalu sabar menghadapi kenyataan pahit ini.

Mataku kini diterp perasaan katuk yang tak mampu aku tahankan. Sejak malam kemarin menandakan berita yang besar aku terima hari ini. Aku mulai mengajak mataku untuk menikmati kantuknya.

Peluk hamba ya Allah...



Tidak ada komentar: