Hanya Aku dan Allah saja yang tahu betapa besar rinduku buat orang yang kini sudah jadi milik orang lain. Tapi apalah dayaku hanya bisa memendam dan menambatnya jauh ke dasar hati. Agar satu pun tak ada yang tahu.
Wanita Melayu sepertiku paling tidak suka dianggap sebagai pengemis. Apatah lagi analogi itu berasal dari orang yang pernah mencintainya dulu. Pantang baginya mengemis kasih orang.
Senyumnya saja mengibarat selalu rasa syukur yang selalu diucapkan kepada Sang Pencipta.
Wanita Melayu kini hanya tersenyum dalam luka. Mengagumi dan menyayangi seseorang yang tak lagi menjadi miliknya.
Tapi Wanita Melayu ini punya satu keyakinan yang tak bisa dibantah oleh apapun selain Allah. Ia berkeyakinan bahwa "Manusia di dunia ini milik Allah." Tak ada kepemilikan sesama manusia itu kekakl atas izin Allah.
Apapun bisa terjadi.
Tak pun di dunia tempat mendapat, Akhirat itu pasti ada pelung jika hidup diisi dengan ibadah dan pendekatan diri pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar