Minggu, 04 September 2011

Embun Terjatuh

"Kanda mau ngomong serius"

"Ngomonglah!"

"Kalau bisa kanda mau nasehatin dinda."

"Ya gitu."

"Puji dah ceritakan semua. Termasuk soal poligami."

"Oh ya."

"Ketika puji nanya tentang dinda sama Adi. Kanda bilang kanda ikhlas. Bapak tak tahu juga kenapa kakak masih bertahan. Padahal bapak tak pernah memberi harapan. Kakak masih muda. Jalan hidupnya masih panjang. Tak tahu juga kenapa. Bapak kasihan sama kakak."

"Hmmm." Aku mencoba merundukkan kepalaku menahan semua sesak di dada yang tak mampu aku tuliskan di sini. Ya cukup di diary pribadiku saja. Aku lafaskan rasa yang tak tertandingi.

"Kanda KASIAN liat dinda."

"Hmmm.." sambil aku menahan sebat dan rasa tidak percaya itu.

"Kak Ema dan Puji juga kasian sama dinda."

"Kenapa mereka kasian sama dinda."

"Sayang. Itulah bentuk perhatian mereka terhadap dinda."

Satu kalimat yang saat ini akan mewakili semua rasa itu

"AKU TERLUKA."

Aku tak pernah meminta rasa cinta ini hadir di hatiku yang terdalam. Sekali-kali tidak. Tapi ia meluncur sendiri.

Hari ini. Aku harus belajar untuk menjalani hidupku sendiri. Seperti yang diminta oleh orang yang paling aku cintai. Dia telah meminta aku mencari kebahagiaanku sendiri.

Aku tak lagi mampu menangis.

Aku menjalankan permintaannya sangat menyakitkan itu. Mungkin dia tidak tahu permintaannya kali ini benar-benar melukai hati ini.

Aku cuma yakin satu hal. Aku yakin permintaannya kali ini adalah yang terbaik untuk aku, dia dan Meysa.

Ya Allah. Aku sangat mencintainya. Tapi hari ini dia tak lagi mau menerima cinta dariku. Dia telah memutuskan mundur.

Bantu hamba ya Allah. Bantulah hamba ubtuk memapah diri. Hamba yakin engkau tidak tidur. Engkau tahu hamba terluka saat ini. Cukup 10 menit saja hamba terluka ya Allah.

Hamba ingin seperti biasa saja terhadapnya. Meskipun hamba merasa dia talah membuang hamba.

Semoga dia bahagia ya Allah. Bahagia bersama Meysa.

Apalah arti Raga tanpa jiwa. Jiwa juga tak akan berguna tanpa cinta yang engkau anugerahkan terhadap hamba.

Terima kasih Allah. Engkau selalu sayang pada Hamba. Engkau telah memberi pelajaran yang berharga saat Daun mengolengkan badan untuk membuang Embun yang menumpang

Tidak ada komentar: