Add caption |
Terangnya matahari tak mampu mengusir gelap hatiku yang tak mampu memenuhi
pintamu ketika itu. Sesal. Memang terlambat datangnya. Aku tak mampu memenuhi
pinta IBU karena kita tersesat saat itu.
Aku tak percaya... ketika aku telah memiliki semua yang ingin aku miliki, aku
malah tak selalu bisa memiliki kesempatan bersama IBU. Aku malah jarang sekali
bisa membuatkan kopi hangat untuk ibu.
Dulu kita memilih jalan sukses. Mendapatkan anak yang sukses adalah doa IBU.
Menjadi sarjana adalah perjuanganku. Perjuangang kami. Tapi doa dan perjuangan
itu adalah penghadiah jarak untuk kita.
Ibu aku Rindu...
Aku terkadang iri pada abang dan adikku yang setiap saat bisa mengusik IBU.
Seadangkan aku Sebulan tak ada sekali bisa makan bersamamu. Karena jika itu yang
aaku laku maka 3ribu mahasiswaku akan terganggu. Meskipun3ribu itu tak pernah
mampu menghiburku untuk mengubat kerinduanku.
IBU... kini aku malu pada diriku. Yang hanya mampu mendoakanmu di sudut
rumuhku yang IBU datangi dulu.
Ya Tuhanku...Lindungi ibuku. Limpahkan kasih-Mu pada IBU yang telah melahirkanku. Aku
ingin sempat menciummu setiap waktuku.
IBU. Andai titik hujan ini bisa saja aku bershalawat, maka setetesnya menjadi doaku, dan peluk sayangku untuk yang jauh di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar