Terima Kasih Allah.
Aku ingin sekali marah. Tapi aku tak bisa melafaskan kemarahanku. Hatiku menuntunku untuk selalu menunduk terhadap perkataan orang-orang terhormat seperti mereka. Aku tertunduk bukan takut. Tapi aku yakin syaitan sedang menguji kesabaranku.
Kehirukpikukan itu aku balas saja dengan senyum khasku yang mereka tak punya. Biar saja aku yang saat ini masih sendiri selalu bersabar. Bersabar menunggu kehadiran Pangeran Syurgaku.
Kata bagus dari orang-orang terhormat itu sangat tidak realistis. Hanya orang yang tidak bisa mengendalikan otak mereka mencampuri urusan pribadiku. Terkadang aku harus ketawa dengan tingkah mereka yang sok peduli padaku. Padahal di balik kepedulian mereka tersimpan belati yang sangat menyayat hatiku. Kelukaan yang akan terasa lebih hebat dari tamparan ombak.
Ya Allah...
Engkau Maha Adil. Kesabaran aku menanggung semua ini tidak akan mengalpakan Nikmat-Mu dari terjamah oleh hidupku. Nikmat akan aku syukuri.
Tak akan pernah ada cobaan jika aku tidak pernnah sanggup menghadapinya. Aku bersabar saja dengan semua ini. Karena Engkau selalu ada.
Hadiahkan aku selalu kesabaran yang telah Engkau hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW. Aku tahu padamu tempatku meletakkan beban yang menggantung di pundakku.
Salam rinduku pada Pangeran Syurgaku. Menahan rindu untuk bertemu juga membutuhkan kesabaran. Aku yakin setelah bertemu dengan Pangeran Syurgaku kelak, aku akan menjadi wanita yang paling berbahagia di Dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar