Senin, 12 Desember 2011

Alpa di Balik Dekapan


aku parah dalm fisik dan kesucianku. berian hangat jemari putih itu, menumbuhkan jiwa baru. kau selimuti aku. kau ajak aku menikmati laut, meskipun kau tak pandai berenang 
kau ajak aku terbang tinggi patah sayapku hingga ku tak bisa berpaling. kau berikan aku bahu tuk sandaran hati tiap laku lukaku patah. Kini aku jadi berani meskipun kau kekasih orang
karena kita adalah benar. suci harap ridho allah.

Kau beri aku batas pesona. tiap kali mat mu, menusuk ke sudut percaya itu hingga wujud kau ​​tak lekas lebur tubuh saya dengan tafsir warna2 penggoda agar nyaman bertukar cerita tanya dan jawan pertanyaan. mengapa biru venus tak kebiruan laut hingga aku tak lagi takut untuk memilikimu meskipun kau milik dia di bentangan dadamu kau baringkan aku tiap kali aku dalam gelap hingga terdengar gemuruh hatimu yang berdegup kencang oleh ulahku. aku tau, kau tlah kunci aku di kamar itu.

Kamar terisi permadani hijau aromaterapi buah apel.  Kau aliri aku sungai kebahagiaan, seperti ikan sebagai penghias lau yang tak pernah tidur. kau lagukan malamku, bukan dengan nyanyian nafsu, melainkan kalam Allah apalagi yang lebih berarti selain dirimu dalaf. aku akan berlari menembus hujan. buat mengantar ukiran diary yang memsan secangkir teh hangat yang mengirimu sedert pesan bahwa aku bukan sehat yang sebentar lagi mati. aku tetap yakin, tuhan menyatukan kita kelak

Tidak ada komentar: