SENYUMKU...
Marpoyan 16 Mei 2011
Aku tertidur tak berbantal, hanya beralas sofa. Kepalaku terasa penuh, dadaku kian terasa sesak oleh ulah desakan nafasnya, yang aku sendiri tak pasti.
Aku berkemas untuk pulang ke Bengkalis. Tiba-tiba pak Takroni dan bu Parida datang. Mereka adalah dua orang mahasiswa yang aku bimbing, karena tak ada lagi dosen bahasa Indonesia yang mau membimbing mereka. Wwaktu Cuma dua bulan lagi, sedangkan aku belum lagi mendapat ide yang cemerlang untuk kajian pak Takroni. Ya Allah Ya Razak. Berikan aku kekuatan untuk memberikan ide kepada mereka.
Saaat ini pak Takroni telah melaksanakan seminar, tapi sayang judulnya dirombak total, dan paling parah masalahnya harus diganti. Sungguh aku jadi terbatuk oleh sikap seorang dosen ketika itu. Tanpa alasan yang jelas dia merusak judul yang telah dibuat.
Aku tak boleh patah semangat. Walau sebenarnya hatiku sedikit kecewa oleh tindakan beliau. Aku ingin tetap seceria, karena tanpa sadar pak Takroni pernah berkata ”Senyum ibu adalah kekuatan bagi kami, terutama saya dan Kardono”
Hamba yakin ya Allah. Engkau akan memberi kekuatan kepada mereka. Mereka pasti selesai.
Usai membimbing ibu Parida yang akan seminar pada 21 Mei 2011 ini, aku langsung mandi dan berangkat ke Bengkalis. Aku ingin bertemu mak dan keluarga. Aku suntuk. Betul-betul suntuk. Mungkin dengan bertemu mereka aku jadi bangkit lagi. Mak juga mengharap kepulanganku. Padahal aku tidak punya banyak uang untuk pulang. Bagiku mereka bukan menunggu uangku, aku yakin mereka merindukan aku.
Malam ini aku nginap di rumah dewi di Perawan. Dewi seorang tamatan pesantren yang aku belum tau apa namanya. Tapi dia teman akrab adekku. Kami tiba sekitar pukul sepuluh malam. Usai makan nasi uduk, kami langsung ke rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar