Mencari secercah harapan tentang keindahan hidup mendatang. Itulah perbincangan aku dan suamiku tercinta. semabari mengenang luka yang pernah menguatkan cinta kami dagulu. Ya.. betapa tidak. Cukup saja aku dan dia serta Allah saja yang tahu tentang kisah kasih kami itu. Kini kami tinggal memetik buah kesabaran yang kami tanam dulu.
Sesekali kami mengulang itu hanyalah untuk salaing mengingat bahwa cinta yang kami peroleh kini adalah anugerah yang Maha Agung dari Sang Pemilik Cinta sejati. Mengulang masa lalu bukanlah untuk berlena dengan angan yang tak pasti, tetapi sebagai pengajaran. Kelak menjadi manusia yang bisa berhati Lembut.
Terinmgat aku kisah yang diceritakan suamiku tentang orang Nias. Orang yang menurut penilai suamiku dan pemahaman sementaraku adalah orang yang mempunyai bahasa yang unik. Keunikan itu terletak pada fonem Akhir kata yang harusnya konsonan tapi tak tersebutkan. Satu kalimat yang masih tersimpanj di memoriku adalah "Oh Tuha.. Tolo Kami. Tolo Ruba Hati mereka. Dari Hati kera ke hati lembu." silakan terjemahkan saja maksudnya..
Balik lagi kecerita awal. Kini kami sedang berduaan.. dan bertigaan bersama Fahri. Anak tetatgga kami yang sedang tertidur di pangkuan suamiku. Cerita kami yang terjadi dulu mengingatkan bahwa "Cinta adalah sesuatu yang mesti diperjuangkan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar