Jumat, 19 Oktober 2012

Lukisan Luka Pangeran Syurga

Sebait  satatus kanda di facebook itu, telah mengundang air mata ini untuk meluncur di pipiku yang kian kusam. Tak kuasa aku menahan tangis. Tapi semua ini terpaksa terjadi. Meskipun itu sebagai bentuk balasan dari sms yang kukirim di subuh yang dini kemarin. Berkali-kali aku membaca dan memahami stat ini. lebih dari 10 kali. Biarkan dan izinkanlah nama mu tetap terukir indah di hati ini. Hanya pelukislah yg mngerti lukisannya. Jika memang ini sdh takdir, ikhlaskanlah. *Berbuat yg terbaik. Tetap semangat & tersenyum...


Tanpa sadar aku yang jarang menjawab statusnya, terpancing untuk membalas pesan tersebut. Sebenarnya aku baru memulai makan siangku saat membaca stat itu, tiba-tiba aku tak jadi menyuap dengan enak makanan kesukaanku. Pikiranku mulai karu.

Kesian sungguh nasib pelukis itu sekarang. Tangannya tak mampu melukis apa yang ada di hatinya meski bibirnya terlukis indah oleh senyuman. di deru kekacauan itu, masih dan tetap tertata rapi namamu. cuma waktu yang akan membuktikan. bisa saja maut datang menjemput, tangan itu tak pernah bosan melakarkan keajaiban rasa itu.

Tuhan.. 
Aku yakinkan hati dan diri dengan lukisan yang telah Engkau gerakkan. Berikan madu padanya agar ia bisa mengembalikan tenaga. Jika keliru melakarkan pemandangan itu, maut mungkin lebih indah sebagai hukuman bagiku. Aku tak perlu lama menumpang di kefanaan dunia ini. Aku lebih bersedia menunggu cintanya di Syurga.

Sayang.. aku lakukan ini demi lukisan senyum kedua orang tuaku dan keluarga besarku.

 

Tidak ada komentar: