Jumat, 04 Oktober 2012
Malam
Ingin aku
mengadu rindu pada angin yang membelai lembut tubuhku saat ini. Ingin aku
melukiskan rindu ini pada layar yang tak bisa berbuat apa-apa, selain memahat
beberapa bagian kisah yang selalu kami jalani. Banya cerita
yang belum sempat aku tulis tentang dia. Kesibukanku yang mencuri segalanya.
Sejak kecil
aku mengenalnya. Bahkan dulu, aku juga mengagumi lelki yang selalu mengenakan
peci hitam di kepalanya. Yah. Saat itu, aku dengan dia masih SMP. Dia duduk
suka di depan. Sedangkan aku hobinya di belakang. Hehehehe. Aku dan temanku
selalu usil dengan anak alias yang kala itu adalah anak guru kami. Namanya
tulus anak pak Senan yang terkenal dengan rumus supit.
Dia lelaki
yang bertipikal aneh. Yang jelas sejak dulu hingga kini, dia dikenal dengan
tukang usil. Ada-ada saja peristiwa yang menggelitik pikiran dan perasaanku
untuk tertawa. Jujur saja.
Perlahan tapi pasti, aku menCINTAinya. Tak mampu aku mengungkapkannya bagaimana
rasa itu tumbuh. Setiap hari sebenarnya menahan rindu. Ingin saja berjumpa dan
melihatnya. Tapi, demi rezeki yang halal guna memenuhi kebutuhan ibu dan
adik-adik yang dia sayangi, dia rela bekerja nun jauh disana. Terkadang air
mata ini tak sadar keluar, saat ingin melihatnya tapi tak bisa. Seperti saat ini,
aku menulis tentangnya yang begitu ku rindukan.
Tuhan
Tuhan
Tuhan
Beberapa
kali aku memanggil nama itu, belum juga aku bisa melihat pangeranku. Ku
sebenarnya ingin mendengar suaranya tadi. Tapi aku lagi mengaji. Maka aku harus
menundanya dulu.
Di kejauhan
ini, aku sangat merindukannya. Pada malam ini, ku... Berharap dia datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar