Senin, 25 Juni 2012

Aku Harus Bagaimana?

Harusnya adek kandungku adalah orang yang bisa menyembatani hubungan aku dengan Pangeran Syurgaku. Tapi sayang. Dia tak bersikap dewasa. Dia malah mengompor-ngompori kedua orang tuaku. Selagi tak ada alasan agama kenapa aku harus menolaknya, maka aku akan tetap memilihnya.

Saat ini, aku hanya bisa memperpanjang zikirku, memadatkan bacaan Al-Quran. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku yakin Allah Maha Tahu apa yang aku butuhkan.

Suatu saat keluargaku akan tau, kenapa aku hanya melilih lelaki sederhana. Memang dia orang susah. Tapi hainya sangat kaya. Dia memang tak ganteng, dia hitam, tapi hatinya terlihat putih.

Aku harus bagaimana?

Ikut orang tuaku atau tidak?

Dulu pernah aku mencintai seorang lelaki. Namanya Heri Susanto. Adekku pernah berkata "Apa yang ngah pandang dari Bang Eri tu?" Sungguh aku kecewa dengan pertanyaan itu. Aku tak sangka, adekku yang sudah sarjana dan kini hampir menjadi Master. Tapi masih berpikir bahwa aku harus mendapatkan lelaki yang perfec.

Aku tau keluargaku menginginkan aku menikah dengan lelaki yang kaya, ganteng, berpendidikan Tinggi, tapi aku membutuhkan lelaki yang sederhana yang bisa mencintaiku secara sederhana. Aku tau bagaimana sakit rasanya ketika aku pernah tidak direstui oleh keluarga lelaki yang pernah aku sapa dengan Garpu. Sakit. Bahkan aku memilih untuk mundur dengan caraku. Meskipun aku yakin aku bisa mengambil hati keluarga tersebut.

Aku masih percaya, Restu Allah terletak pada Restu Orang Tua. Tapi apakah orang tuaku dan keluargaku tau, kalau aku ingin menikah. Aku harus menikah. Aku memilihnya dan siap menerima kekurangannya. 

Mereka tak mengerti bagaimana sedihnya rasa di hati ini.Bagaimana aku ingin mencapai kebahagiaanku. 

Mungkin aku harus pertahankan apa-apa yang bisa memberikan kebahagiaanku kali ini. Aku hanya bisa berpuasa, Shalat, mengaji dan memperbanyak zikir saat ini agar pilihan aku tidak salah. Agar aku terlindung dari niat jahat.

Tidak ada komentar: