Hal terpenting di mata sesetengah orang adalah kekuasaan. Padahal, itu tidak. Mereka menganggap naik turunya jabatan mereka karena ketergantungan mereka dengan atasan. Hingga sanggup melakukan apa saja untuk terlihat sempurna di mata pimpinan.
Ibarat kata pepatah yang pernah aku buat di status, "Pijak semutpun tak mati". Mereka lupa kalau semut yang kecil itu, bisa saja membunuh seseorang. Semut akan menggigit kalau terinjak, apatah lagi manusia.
Kembali lagi ke topik asal tentang politik kampus. Saat ini, FKIP UIR sedang dilanda panasnya "Pemilihan Dekan" Aku sendiri belum tahu siapapun calonnya. Tapi yang jelas aku merasa aneh aja dengan berbagai cerita-cerita yang ku telan sebagai lelucon saja.
Jarang sekali aku melihat orang lain memuji orang lain. atau paling tidak membenarkan apa yang telah ditorehkan orang lain sebagai sebuah prestasi. Lalu, menjadikan itu sebagai contoh untuk memicu diri melakukan kebaikan yang bernilai positif untuk mahasiswa yang berjumlah ribuan itu.
Sejatinya kebaikan itu akan selalu ditutup oleh syatai dengan kabut. Itulah janji Setan. Aku cuma menjadikan antara kami dalam satu FKIP ibarat sebuah bangunan. Jika tanpa atap kita tak bisa berteduh. JIka tak ada tiang maka, atap tak bisa terpasang. Semua punya fungsi masing-masing.
Marilah kita hadir untuk membangun FKIP ke depan lebih baik. Pimpinan siap terima kritikan. Yang dipimpin ikut mambangun negara dengan meringankan tangan membantu pemimpin menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.
Tugas kita adalah menganggap Mahasiswa sebagai butiran tasbih untuk kita jadikan ladang ibadah. Kiata perlu ingat, beratnya beban yang kita pikul hanyalah sebagai amanah yang dari Allah. Kita akan nyaman melakukan itu jika kita mengaanggap Allah sealau ada bersama kita. Jangan kita lupa. Allah adalah segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar