Kamis, 20 Oktober 2016

Mengapa Harus Berdusta?



عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”
Tuhan... Ampuni hambaMu yang penuh dosa ini. Buliran permata itu jatuh satu persatu membasahi pipiku. Aku menyesali kejadian ini. Hal yang aku tangisi adalah kegagagalanku membela kebenaran. Aku tidak akan sanggup di neraka. Aku takut dan sangat takut. 

Pak... Maafkan anakmu yang ikut serta dalam kebohongan ini karena ketidak berdayaanku. Aku pernah difitnah. Fitnah yang sangat kejam. Aku tau rasanya kebohongan dan fitnah itu.

Hari ini, aku mengalami hal yang tidak bisa aku lupakan selama hidupku. aku menyaksikan kebohongan berjamaah ditingkat pendidikan tertinggi. Aku menyaksikan bagaimana dengan kesengajaannya manusia melakukan kebohongan. Peserta didik membohongi pendidiknya. 

Aku bukan manusia yang baik. Tapi aku belajar menjadi orang yang baik. Tapi soal kebohongan adalah hal yang paling aku elakkan di dalam dunia ini. 

Aku lebih baik jujur, walaupun kejujuran itu akan menyakiti diriku sendiri dan orang-orang di sekitarku. kejujuranku bukan di dasari oleh kebencianku pada seseorang. Kejujuran yang menyakiti itu, aku lakukan untuk kebaikan dirinya dan juga diriku sendiri.

Cendikiawan muda mestinya tidak berbohong dalam meraih kesuksesan. Bukankah dari sekian banyak cendikian muda akan terjun langsung menjadi pendidik. Meraih gelar Pendidikan di tingkat ... mestinya dibarengi dengan kejujuran.

Pertanyaannya:
1. Bisakah pendidik yang tidak jujur menjadikan peserta didiknya orang yang jujur?
2. Mengapa manusia lebih suka dipandang hebat oleh manusia lain walau dipandang hina oleh Allah?
3. bagaimana kita cara mencapai kebahagiaan jika hati gelisah oleh kedustaan yang disengaja.

Teman... maafkan aku. Maafkan aku

Tidak ada komentar: