Malam tadi, orang yang mengaku tetanggaku di belakang rumah datang menemuiku di rumah sekitar jam 11 malam lewat. Dia datang dengan muka yang penuh amarah. Tak punya basa-basi. Dia bertanya.
"Siapa di rumah bu dosen?"
"Siapa di rumah bu dosen?"
jujur saja tak berselara memandang wajah dua orang itu, apatah lagi menjawab pertanyaannya. Hewan saja tak sudi kalau di kasari, apatah lagi aku sebagai manusia. Meskipun terpaksa, aku akhirnya menjawab.
"Sepupu saya."
"Kami cuma mau mengingatkan.Kalau ada tamu, harus lapor."
"Saya sudah kasi tahu ke pak tukang ronda, harusnya dia koordinasikan kepada pak RT."
Selang 1 jam setelah itu datang segrombolan orang lengkap dengan pak RT. Aku hanya tersenyum, ketika menegur. Aneh. Yang datang sepupu saya kok digerebek sih. Sampai difitna berzina segala.
Semoga Allah mengampuni mereka yang menuduhku macam-macam itu. Aku hanya bisa sabar, jadi buah bibir masyarakat. Kejadian ini, banyak hikmahnya. Aku menyadari ternyata banyak tetangga yang syirik dan banyak juga yang baik padaku. Mulut manis tapi hati Allah yang tahu. Aku akan lebih berhati-hati lagi. Semoga mereka tidak pernah susah di kemudian hari, sehingga hidup sendiri dan tidak membutuhkan orang lain.
"Saya sudah kasi tahu ke pak tukang ronda, harusnya dia koordinasikan kepada pak RT."
Selang 1 jam setelah itu datang segrombolan orang lengkap dengan pak RT. Aku hanya tersenyum, ketika menegur. Aneh. Yang datang sepupu saya kok digerebek sih. Sampai difitna berzina segala.
Semoga Allah mengampuni mereka yang menuduhku macam-macam itu. Aku hanya bisa sabar, jadi buah bibir masyarakat. Kejadian ini, banyak hikmahnya. Aku menyadari ternyata banyak tetangga yang syirik dan banyak juga yang baik padaku. Mulut manis tapi hati Allah yang tahu. Aku akan lebih berhati-hati lagi. Semoga mereka tidak pernah susah di kemudian hari, sehingga hidup sendiri dan tidak membutuhkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar