Aku selalu menikmati senyum dan tawa yang keluarg dari ibu ini. Dia seorang dosen bahasa Inggris FKIP UIR. Tak pernah ku menyaksikan dia bermurung. Selalu tertawa. Entah kenapa aku begitu kagum dengan ibu ini. Sebut saja namanya Ibu Betty Sailun, M.Ed. Orangnya periang bisa menghibur banyak orang. Ada sajalah yang bisa diguraukannya.
Tapi...
Bukan itu saja yang membuat aku kagum. Entak untuk yang ke berapa kali aku menyaksikan beliau memberi uang kepada orang lain yang di lingkungan FKIP. Pernah aku menyaksikan dia membri uang kepada TU.
Sewaktu aku lewat di gang gedung lama, aku menyaksikan dia merogoh sakunya memberi uang kepada karyawan kebersihan. Tak pelak lagi aku juga pernah menyaksikan dia memberi dosen uang. tak terhitung berapa kali aku terjompak. Bahkan hampir tiap kali aku berpas-pasan dengannya.
Dia sungguh darmawan.
Aku jarang bercerita dengannya. Tak pernah punya kesempatan untuk berbagi cerita. Apatah lagi aku ini orangnya sangat penyeggan dengan beliau.
Menurut cerita yang beliau lontarkan kepadaku di beranda Masjid Al-Munawarah, "Ibum belum punya rumah ziah. Gaji ibu tak kurang dari 30 Juta" Spontan ketika itu, aku menjawab "Ibu sudah punya rumah di syurga". Perkataan itu tulus lahir dari hatiku. Aku yakin setiap yang ia titipkan untuk orang yang tak pernah dia ingin, menjadi bongkahan-bongkahan batu, ada yang jadi gunungan pasir, ada juga jadi yang sak-sak semen yang siap dikerjakan tukang untuk mendirikan istana di syurga kelak.
Tak penting rumah di dunia, ketika akhirat jadi tujuan. Terima kasih ibu, ceritamu menjadi pengalaman istimewa bagiku. Akan aku ajar anak didikku untuk selalu dermawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar