oleh Pangeran Syurgaku pada 4 Mei 2012 pukul 8:02 ·
Aku...ya
aku...masih teringat betul wkt itu, tapi tak tau pasti kapan waktu itu.
Seingat aku itu adalah pertemuan yang kedua dengan nya selama kami
sama-sama kuliah disalah satu universitas tertua di Riau. Kami sudah
kenal ketika masih SD. Itupun hanya hanya setahun kami bersama. Pertama
kali dia pindah kesekolah dimana tempat aku belajar. Waktu itu kami
sudah di kelas 5. Kami terpisah ketika kami di kelas 6. Gantian aku
pulak yang pindah sekolah. Kali ini aku yang pindah disekolah dimana dia
pernah belajar (di sekolah lamanya). Kami bertemu kembali ketika
melanjutkan ke MTs. MU. Tak banyak yang mau ku cerita selama 3 tahun
bersamanya di sini. Kami terpisah lagi, karena ketika kami melanjutkan
ke sekolah SMA. Kami masuk ke SMA yang berbeda. Sebenarnya bukan ini
yang mau ku ceritakan. Tapi kisah lucu ketika kami bertemu di salah
satu sudut kampus di depan Masjid kampus. Karena sudah sekian lama kami
tidak bertemu. Apakah kisah lucu itu..? Bersambung.....[Perawang,
04.05.2012]
Aku merasa perlu menyambung cerita kami ini.
Ketika itu aku dan pangeran syurgaku bertemu. Entah sekian lama kami tidak saling mengejek dan mengagumi. Terakhir waktu MTs.
Dia biasa saja. Tak begitu taampan. Tapi dia manis (emang gula). Hitam manggis, isinya putih. Orang hitam manis hatinya putih.
Dia kini.....
begitu sabar membimbing aku. Saat aku bercerita soal mantan, dia hanya tersenyum. Dia tak pernah pacaran. Aku yang pertama. Dia berharap aku yang terakhir.
Ketika itu dia bertanya...
"Hei macam kenal aje?"
"Kenal tak e?"
"Kenallah. Pa'i kan?"
"Kenapa HP tak aktif?"
"Rumah kos aku banjir"
"Oooo"
"Hp Aku terendam air. Tak bisa digunakan."
Kami pun salaing berlalau dengan segenap senyum yang tersisa. Dia bilang senyum itu masih diingat sampai saaat ini.
"Dinda ni cantik. Apalagi senyum dinda. MANIS. "
"Caye?"
"Tak bisa lupa kanda dibikinnya."
Aku tau dia sangat mengerti aku. Memahami aku. Tiap pagi dia selalu mengirimku kata-kata romantis yang belum pernah dikirim lelaki manapun yang menjadi pacarku.
Aku bersyukur kini.
Terima kasih Allah
terima kasih sayangku.
Aku merasa perlu menyambung cerita kami ini.
Ketika itu aku dan pangeran syurgaku bertemu. Entah sekian lama kami tidak saling mengejek dan mengagumi. Terakhir waktu MTs.
Dia biasa saja. Tak begitu taampan. Tapi dia manis (emang gula). Hitam manggis, isinya putih. Orang hitam manis hatinya putih.
Dia kini.....
begitu sabar membimbing aku. Saat aku bercerita soal mantan, dia hanya tersenyum. Dia tak pernah pacaran. Aku yang pertama. Dia berharap aku yang terakhir.
Ketika itu dia bertanya...
"Hei macam kenal aje?"
"Kenal tak e?"
"Kenallah. Pa'i kan?"
"Kenapa HP tak aktif?"
"Rumah kos aku banjir"
"Oooo"
"Hp Aku terendam air. Tak bisa digunakan."
Kami pun salaing berlalau dengan segenap senyum yang tersisa. Dia bilang senyum itu masih diingat sampai saaat ini.
"Dinda ni cantik. Apalagi senyum dinda. MANIS. "
"Caye?"
"Tak bisa lupa kanda dibikinnya."
Aku tau dia sangat mengerti aku. Memahami aku. Tiap pagi dia selalu mengirimku kata-kata romantis yang belum pernah dikirim lelaki manapun yang menjadi pacarku.
Aku bersyukur kini.
Terima kasih Allah
terima kasih sayangku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar