Selasa, 22 Oktober 2013

Pernikahan Tadrianto

Pikirku dalam tangis yang terisak, mengiri akd pernikahan adek angkatku Tadrianto dengan istrinya. Aku berpikir bahwa aku sedang menonto sinetron yang tak jarang menjemput air mata ini keluar dari sudut pintu mataku. Mutiara bening aku sendiri tak tahu lahir karena apa, saat Malaikat Turun mendoakan mempelai dan pengantin ini pada 9 Okt0ber 2013.

Akad pernikahan yang diuraikan dengan air mata keharuan ini menjadi topik yang berkesan dihatiku untuk mencatatnya sebagai sejarah. Aku mengenal Tadrianto ketika ia merawat Pangeran Syurgaku yang terkena sakit Hepatitis, yang ketika itu dirawat di Eka Hospital.  Dia merawat kekasihku itu seperti seorang ibu kepada anaknya. Tadrianto benar-benar lelaki yang baik. 

Dia tak seberuntung kita, dari kecil ia dibesarkan oleh Bibiknya yang dia anggap sebagai pengganti ibu dan ayahnya yang tak wujud bersama dia. Entah kenapa aku begitu sedih melihatnya. Pernah terkatakan olehku sewaktu puasa ke 3 di Eka Hospital.
"Adek.. Kak ingin banget liat adek nikah."
"Datanglah"
"Insyalah. Allah akan mendengar dan mengabulkan doa kak. Amin Ya Allah."
"Amin"

8 Oktober 2013, dikala keluarga perempuan sibuk menyiapkan untuk acara pernikahan di Tembilahan, Mertuanya kritis, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sinna Pekanbaru. Anto dan calon istrinya menuju Pekanbaru. 

Perundingan terjadi dalam keluarga itu. Akad Nikah tetap dilaksanakan. Akhirnya 9 Oktober 2013, bertempat di rumah Bibik perempuan di Kompleks Tentara Simpang Tiga Pekanbaru, meraka disahkan oleh kadi untuk menjadi suami Istri. 

Entah Harus gembira atau sedih, aku juga tidak tau. Yang jelas aku menyaksikan pernikahan yang diselenggarakan cukup sederhana. Aku dengan dua orang Mahasiswaku, Abdul Fatah dan Syahrifal datang ke situ. Saat itu, Abdul Fatah Baidowi jadi pembawa acara dadakan. Pernikahan berlangsung secara khikmad. aku sendiri tak kuasa menahan tangis dengan akad yang diucapkan oleh adikku. Cukup tersimpan dimemorikuku. Pernikahan sungguh sederhana adanya.

Aku pikir hanya ada di Filem-filem. Tapi ini benar adanya. Selang beberapa waktu akhirnya ayah dari istri Anto meninggal dunia. Aku mendapat kabar memalu sms. Akan tetapi aku tak bisa melayat ketika itu. Aku punya rapat dengan Rektor UIR yang tak bisa diwakilkan. 

Tuhan...Aku Tahu dia seorang yang sangat tabah. Dia terbiasa dengan kehilangan. Belum sempat dia merasakan kasih sayang seorang ayah yang belum pernah dia terima dari Ayah Kandungnya, kini ayah mertua juga belum sempat ia jamah. 

Adikku..
Tuhan Tahu.. adik seorang yang hebat, tabah. Semoga dengan pernikahan ini adek mendapat kebahagiaan meskipun tertunda. Jadi seorang pelindung untuk istri dan ibu mertuamu serta adek iparmu. Kebahagiaan pasti menyelimuti rumah tangga kalian dek.

Tidak ada komentar: