Senin, 15 April 2013

PS


Beberapa hari ini aku dan dia sama menyembunyikan sakit yang kami derita. Kekhawatiran di hati tidak terjawab. Akhirnya aku mendiamkan diri. Sesungguhnya aku tak mampu. Harus diam. Hanya diam. Setiap kali terima sms darinya, setiap kali pula aku menangis. menangis dan menangis. Sungguh aku rindu padanya. Tapi karena dia selalu menyarankan untuk berpikir positif terpaksa aku diam kan saja.

Terasa sungguh menderita, 3 hari tak mendngar suaranya. Dada ini terasa sesak.

Sayang...
Seberapa sering pun aku memanggil nama itu, tak mampu nama mengubat rindu di hati ini. Di sebuah pesta aku terlintas duduk di pelamin dengan orang yang tidak ku kenal. Langsung nasi di piring terlepas genggamanku. Entah mengapa, hatiku terasa sakit. Tanpa sadar air mata ini menetes sejadi-jadinya.

Sayang...
Aku tak sanggup membayangkan duduk berdua dengan lelaki lain. Sungguh hanya kamu yang kuinginkan.

Dulu pernah aku dilamar, dan ketika itu aku hampir gila. Apa lagi saat terakhir kami shalat jamaah. Sungguh aku tak mampu menahan tangis. Memperhatikan satu per satu air matamu jatuh. Air mata ketulusan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.

Sayang...
Akan terus kupanggil namamu.... meskipun rindu itu tak pernah hilang. Terima kasih Pangeran Syurgaku karena masih mencintaiku. Meskipun bumi menolak, aku tetap cinta kamu kata Judika.

Tidak ada komentar: