Jumat, 26 Juli 2013

Tuhan.. inikah Pejuang Bumi Lancang Kuning?

"Mungkin saat ini, bagi Dewa, Dewi hanyalah sebutir kerikil yang dia campakkan. Tapi suatu ketika dia akan sadar bahwa kerikil itu adalah intan. Maaf karena mengAploud foto ini. Tuhan. Berikanlah kesabaran kepada adekku Dewi. Engkaulah yang menciptakan skenario ini. Hamba yakin Engkau telah memilih Dewi. Itu berarti Dewi siap dengan ujian CINTA kali ini. karena bagaimanapun Dewi telah kehilangan Ayah dan Ibu kandungnya. Bukankah itu kehilangan yang sangat menyakitkan. Kehilangan yang selalu menguras air mata?
Telah lama aku tak lagi menulis. Kusempatkan diri untuk meraih komputer di kantor indahku ini. menuliskan kisah dua adik angkatku yang sangat aku sayangi. Kuingin kisah ini menjadi ingatan dalam hidupku.  Aku memilih judul kisah & Dewa Dewi. Karena panggilan kesayangku untuk mereka adalah Dewa untuk yang lelaki, dan Dewi untuk yang wanitanya.


Aku mengenal ada cinta diantara mereka, ketika aku sakit lumayan parah ketika itu. Dewi datang dengan adek sepupuku Rani. Lalu Dewa juga datang dengan membawa buah apel dan jeruk. "Kakak kok sakit?" Ya gitulah dek. Ku tak akan menceritakan semua perbualan kami ketika itu. 

Dua insan yang saling mencintai saling menatap. Kulihat ada cinta yang berbinar di mata kedua insan ini. Ku yakin ada cinta yang dalam. Aku juga berharap mereka berjodoh. Ternyata apa yang ada dalam pikiranku benar. Ternyata Dewa mengakui kalau dia sangat mencintai Dewi. begitu juga dengan Dewi.

Titik Klimak juga bermula ketika Dewi menyelesaikan kuliahnya di Prodi Biologi UIR. Jarak mulai tercipta diantara mereka. Ternyata Dewa tidak bisa hidup tanpa wanita. Akhirnya dia mencinta seorang wanita lain. Tanpa sepengetahuanku. Tanpa terasa, air mata ini jadi jatuh ketika pertama kali dewa mengAploud foto dia lagi berpelukan dengan wanita. Sungguh aku tak kuasa mendengar tangis Dewi yang sesaat langsung ku telp di tengah kesibukan kerjaku. Hampir satu jam kami bicara.

Aku sadar cinta tidak boleh dipaksa. Tapi setidaknya sebagai lelaki yang bertanggung jawab, Dewa bisalah membahagiakan Dewi saat dia wisuda Dewa dari Prodi Penjaskesrek UIR Juni 2013. Tapi apa? Dia benar-benar lelaki yang tak tahu diri. Tak mampu memberika senyum termanisnya untuk pertemuan terakhirnya dengan Dewi. Ketika itu sengaja kutahan kantukku hanya untuk berbincang dengan merekan ber2. Aku dengan Pangeran Syurgaku. Di kala itu aku sudah melihat tak lagi ada cinta di mata Dewa untuk Dewi. Bersabarlah Dewi menunggu penggantinya. Tetap semangat dan tersenyum.

Tidak ada komentar: