Sulit untuk memulai tulisan ini. Tapi, ini adalah luahan hati yang mengungkapkan lara hati. Memang aku bisa tersenyum saat ini. Wujud keyakina diri tentang Allah ada selelu dalam setiap langkah. Pesan yang ingin aku sampaikan adalah, berkenaan dengan berbuat baik. Selama ini aku beranggapan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan. Ternyata aku salah. Benanr sungguh pepatah Melayu "Air susu dibalas air tuba". Ketika kita melakukan hal baik, jangan berharap hal baik yang akan kita terima. Sesungguhnya ketika kita ikhlas melakukan sesuatu, maka akn banyak cobaan. Termasuk akhir-akhir ini yang telah aku jalani. Aku pergi ke kampus mulai dari pukul 07.00 sampai jam 18.00. Malam aku buka jadwal bimbingan di rumah. Tapi masih juga dibilang tidak loyal oleh seorang Pimpinan yang selama ini sangat aku banggakan karena kepintarannya karena sudang mendapat gelar Doktor. Padahal saat awal kedatangan ke ruang Prodi, saya katakan bahwa saya sudah maksimal. Tapi beliau masih juga ngotot.
Harusnya dia lebih percaya padaku dari pada kertas yang tidak jelas itu. Akhirnya air mata tumpah juga saat itu. Jujur saja, aku dulu pernah membantu membuat deskripsi tentang dia saat dia mau sertifikasi. Saat itu, dia mempercayakan kepada mantan pacarku, tanpa sepengetahuan dia, pacaraku memintaku untuk membuat karangan tentang dia dengan segudang prestasinya. Bukan hendak mengungkit, tapi harusnya dia bertanya kepada mantan pacarku itu bahwa siapa yang membuat karangan tentang dia di Masjid Agung An-Nur, terakhir di rumahku siang hari. Aku masih profesional membuat tuliusan itu, meskipun itu saat terakhir aku bersama mantan pacarku itu. Karena malam harinya mantan pacarku melaksanakan akad nikah.
Hari kamarin ketika dia datang mengawasiku tanpa mengayomiku, terasa tertyampar pipi ini. Sungguh luka hatiku ini. Semoga dengan menuliskan ini, aku bisa lebih lapang dan melupakan sakit hati ini. Pesanku, tetaplah terus berbuat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar