Senin, 27 Agustus 2012

Menghilangkan Duka

Sebentar lagi genap setahun. Akhirnya kau bisa memahami satu hal yang tak bisa aku tuliskan. Kejadian ketika itu. Masih segar diingatanku. Terasa begitu dekat. Seperti semalam. Aku masih menyimpan itu di hati ini. Meskipun sakit. tapi aku tahu itulah yang terbaik. Jika aku menuliskannya, maka aku akan lupa dengan kejadian itu.

Aku menjalani hidup apa adanya. Ketika kali ini aku mengulang peristiwa yang sama. setahun yang lalu. Bedanya, dulu nyata. Sekarang hanya ada di kepalaku. 

Aku kembali memperhatikan hujan. Seakan melihat kembali jari telunjuk itu menari melukis. Tapi aku tahu. Kali ini hanya satu wajah saja. sudah mulai tahun lalu. Tapi tak mengapa.

                                                                                8888888

Kali ini aku kembali gagal menikah. Hal ini disebabkan oarang tuaku tidak setuju dengan lelaki yang aku pilih. Jujur saja. Semua itu terasa pahit. Aku memang tidak pernah menampakkan kesedihan di depan keluargaku. 

Aku berusaha sendiri untuk menguatkan hati. Aku sibukkan  diri mengurus masalah keuangan keluarga. Sampai tak lagi ada yang tersisa untukku. Bahkan aku harus berhutang.

Semua itu aku lakukan agar hatiku tenang. Mencoba menyibukkan diri dengan berlebaran ke selruh rumah yang ada di Kampung. tak sampai dari 5% saja yang tidak ku masuki.

Aku juga mengunjungi seluruh sanak familiy.

Aku hanya sejenak ingin melupakan dia yang sangat aku cintai.

Tapi aku tahu. Kebahagiaan orang tua adalah yang utama.

Tidak ada komentar: